Misteri Tongkat Komando Bung Karno
- Presiden Soekarno dikenal sebagai seorang presiden yang visioner dan rasional. Kehidupan sehari-hari Sang Proklamtor tidak bisa dilepaskan dari hal-hal spiritual budaya. Bung Karno dipercaya memiliki beberapa benda pusaka seperti Tongkat Komando yang dimilikinya merupakan salah satu benda pusaka.
Tetapi berkali-kali Bung Karno mengatakan bahwa Tongkat Komandonya tidak memiliki daya sakti, daya linuwih, " Itu hanya kayu biasa yang aku gunakan sebagai bagian dari penampilanku sebagai Pemimpin dari sebuah negara besar". Kata Bung Karno kepada penulis Biografi-nya Cindy Adams pada suatu saat di Istana Bogor.
Sebagai seorang Panglima Tertinggi, Bung Karno selalu menggunakan seragam kebesarannya yang bergaya militer. Dalam setiap penampilannya, Sang Putra Fajar ini tak pernah lupa membawa Tongkat Komandonya yang menambah kegagahannya.
Bung Karno sendiri mempunyai tiga tongkat komando yang bentuknya sama. Satu tongkat yang Ia bawa ke luar negeri, Satu tongkat untuk berhadapan dengan para Jendralnya dan satu tongkat lagi saat Ia sedang berpidato.
Apakah Tongkat Komando Memiliki Kesaktian?
Tongkat komando yang senantiasa dibawa
oleh Presiden Soekarno saya pandang sebagai hal yang wajar, mengingat
jabatan Presiden Soekarno sebagai Panglima Tertinggi ABRI. Maka suatu
hal yang wajar dan sudah semestinya apabila dia membawa tongkat komando
sebagaimana para Panglima Angkatan yang lain.
Akan tetapi, tidak begitu dari kacamata
spiritual. Kalangan yang percaya hal-hal ghaib. Kalangan yang percaya
adanya kekuatan tertentu pada benda-benda keramat. Kalangan yang percaya
adanya hal-hal metafisik yang tidak bisa dibahas dengan kalimat lugas,
dan tidak bisa dinalar dengan pola pikir normal. Nah, kelompok ini,
begitu eksis di Indonesia, sejak dulu sampai sekarang.
Di antara kalangan mereka, percaya betul
bahwa tongkat komando Bung Karno bukanlah sembarang tongkat. Tongkat
komando Bung Karno adalah tongkat sakti, yang berisi keris pusaka ampuh.
Bahkan, kayu yang dibuat sebagai tongkat pun bukan sembarang kayu,
melainkan kayu pucang kalak. Pucang adalah jenis kayu, sedangkan Kalak
adalah nama tempat di selatan Ponorogo, atau utara Pacitan. Di
pegunungan Kalak terdapat tempat persemayaman keramat. Nah, di atas
persemayaman itulah tumbuh pohon pucang.
Ada begitu banyak jenis kayu pucang,
tetapi dipercaya pucang kalak memiliki ciri khas. Salah satu cara untuk
mengetes keaslian kayu pucang kalak, pegang tongkat tadi di atas
permukaan air. Jika bayangan di dalam air menyerupai seekor ular yang
sedang berenang, maka berarti kayu pucang kalak itu asli. Tetapi jika
yang tampak dalam bayangan air adalah bentuk kayu, itu artinya bukan
pucang kalak. Pucang biasa, yang banyak tumbuh di seantero negeri.
Tongkat Komando Bung Karno sendiri
dipakai sejak 1952, setelah peristiwa 17 Oktober 1952. -Suatu malam Bung
Karno didatangi orang dengan membawa sebalok kayu Pohon Pucang Kalak
yang ia potong dengan tangannya, balok itu diserahkan pada Bung Karno.
”Untuk menghadapi Para Jenderal” kata orang itu. Lalu Bung Karno
menyuruh salah seorang seniman Yogyakarta untuk membuat kayu itu menjadi
tongkat komando.
Begitulah sudut pandang mistis masyarakat
spiritual terhadap tongkat komando Bung Karno. Alhasil, tidak sedikit
yang menghubungkan dengan besarnya pengaruh Sukarno. Tidak sedikit yang
menghubungkan dengan kemampuannya menyirap kawan maupun lawan. Tidak
sedikit yang menghubungkan dengan “kesaktian” Sukarno, sehingga lolos
dari beberapa kali usaha pembunuhan.
Tapi Bung Karno sakti, itu sudah jelas. Peristiwa paling menggemparkan
bagi publik Indonesia adalah saat Bung Karno ditembak dari jarak dekat
pada sholat Idul Adha. Tembakan itu meleset dan ini yang jadi heboh,
bagaimana bisa penembaknya adalah seorang jago perang terlatih, kenapa
menembak dari hanya jarak 5 meter tidak kena. Di Radio-radio saat itu
saat sidang pengadilan penembak Bung Karno, terungkap saat Bung Karno
membelah dirinya menjadi lima. Penembak bingung ‘mana Bung Karno’ ?
Apa kata Bung Karno? “Ah… itu semua
karena lindungan Allah, karena Ia setuju dengan apa-apa yang aku
kerjakan selama ini. Namun kalau pada waktu-waktu yang akan datang Tuhan
tidak setuju dengan apa-apa yang aku kerjakan, niscaya dalam peristiwa
(pembunuhan) itu, aku bisa mampus.
Kesukaan Presiden Soekarno terhadap
tongkat komando maupun sebuah keris disebakan nilai seni serta sejarah
yang ada pada keris tersebut. Bukan pada unsur mistik.
Kesaktian Bung Karno sebenarnya adalah ‘kesaktian’ tiban, ‘tiban’
adalah suatu istilah Jawa bahwa kesaktian itu tidak dipelajari. Waktu
lahir Sukarno bernama Kusno, ia sakit keras kemudian diganti nama
Sukarno. Setelah sehat, datanglah kakek Sukarno, Hardjodikromo datang
dari Tulungagung untuk berjumpa dengan Sukarno kecil saat itu, sang
Kakek melihat ada sesuatu yang lain di anak ini. Kakek Sukarno sendiri
adalah seorang sakti, ia bisa menjilati bara api pada sebuah besi yang
menyala. – Rupanya di lidah Sukarno ada kemampuan lebih yaitu mengobati
orang, Sukarno dicoba untuk mengobati bagian yang sakit dengan
menjilat-.
Kakek Sukarno, tau bahwa ini kesaktian, tapi harus diubah asal cucunya jangan hanya jadi dukun, tapi jadi seorang yang amat berguna untuk bangsanya. Hardjodikromo adalah seorang pelarian dari Jawa Tengah yang menolak sistem tanam paksa Cultuurstelsel Van Den Bosch, ia ke Tulungagung dan memulai usaha sebagai saudagar batik. Leluhur Bung Karno dari pihak Bapaknya adalah Perwira Perang Diponegoro untuk wilayah Solo. Nama leluhur Bung Karno itu Raden Mangundiwiryo yang berperang melawan Belanda, Mangundiwiryo ini adalah orang kepercayaan Raden Mas Prawirodigdoyo salah seorang Panglima Diponegoro yang membangun benteng-benteng perlawanan antara Boyolali sampai Merbabu. Setelah selesainya Perang Diponegoro, Raden Mangundiwiryo diburu oleh intel Belanda dan ia menyamar jadi rakyat biasa di sekitar Purwodadi, mungkin akar inilah yang membuat ikatan batin antara Jawa Tengah dan Bung Karno. – Seperti diketahui Jawa Tengah adalah basis utama Sukarnois terbesar di Indonesia-.
Mangundiwiryo memiliki kesaktian yaitu ‘Ucapannya bisa jadi kenyataan’ istilahnya ‘idu geni’. Rupanya ini menurun pada Bung Karno. Melihat kemampuan ‘idu geni’ Bung Karno itu, Kakeknya Hardjodikromo berpuasa siang malam agar cucunya bisa memiliki kekuatan batin, pada suatu saat Hardjodikromo bermimpi rumahnya kedatangan seorang yang amat misterius, berpakaian bangsawan Keraton Mataram dan mengatakan dengan amat pelan ‘bahwa cucumu adalah seorang Raja bukan saja di Tanah Jawa, tapi di seluruh Nusantara’. Kelak Hardjodikromo mengira bahwa itu adalah perwujudan dari Ki Juru Martani, seorang bangsawan Mataram paling cerdas.
Sejak mimpi itu, kemampuan Bung Karno menjilat dan menyembuhkan langsung hilang berganti dengan ‘kemampuan berbicara yang luar biasa hebat’.
Dunia ini memang penuh misteri, sejarah adalah sesuatu yang bias. Sehingga perlu itelejensia pembaca masing masing untuk menyerap dan menilai sebuah ulasan sejarah. Anda Percaya?
Kakek Sukarno, tau bahwa ini kesaktian, tapi harus diubah asal cucunya jangan hanya jadi dukun, tapi jadi seorang yang amat berguna untuk bangsanya. Hardjodikromo adalah seorang pelarian dari Jawa Tengah yang menolak sistem tanam paksa Cultuurstelsel Van Den Bosch, ia ke Tulungagung dan memulai usaha sebagai saudagar batik. Leluhur Bung Karno dari pihak Bapaknya adalah Perwira Perang Diponegoro untuk wilayah Solo. Nama leluhur Bung Karno itu Raden Mangundiwiryo yang berperang melawan Belanda, Mangundiwiryo ini adalah orang kepercayaan Raden Mas Prawirodigdoyo salah seorang Panglima Diponegoro yang membangun benteng-benteng perlawanan antara Boyolali sampai Merbabu. Setelah selesainya Perang Diponegoro, Raden Mangundiwiryo diburu oleh intel Belanda dan ia menyamar jadi rakyat biasa di sekitar Purwodadi, mungkin akar inilah yang membuat ikatan batin antara Jawa Tengah dan Bung Karno. – Seperti diketahui Jawa Tengah adalah basis utama Sukarnois terbesar di Indonesia-.
Mangundiwiryo memiliki kesaktian yaitu ‘Ucapannya bisa jadi kenyataan’ istilahnya ‘idu geni’. Rupanya ini menurun pada Bung Karno. Melihat kemampuan ‘idu geni’ Bung Karno itu, Kakeknya Hardjodikromo berpuasa siang malam agar cucunya bisa memiliki kekuatan batin, pada suatu saat Hardjodikromo bermimpi rumahnya kedatangan seorang yang amat misterius, berpakaian bangsawan Keraton Mataram dan mengatakan dengan amat pelan ‘bahwa cucumu adalah seorang Raja bukan saja di Tanah Jawa, tapi di seluruh Nusantara’. Kelak Hardjodikromo mengira bahwa itu adalah perwujudan dari Ki Juru Martani, seorang bangsawan Mataram paling cerdas.
Sejak mimpi itu, kemampuan Bung Karno menjilat dan menyembuhkan langsung hilang berganti dengan ‘kemampuan berbicara yang luar biasa hebat’.
Dunia ini memang penuh misteri, sejarah adalah sesuatu yang bias. Sehingga perlu itelejensia pembaca masing masing untuk menyerap dan menilai sebuah ulasan sejarah. Anda Percaya?
Views
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah sesuai topik artikel. Komentar yang tidak relevan dengan topik artikel akan terhapus.
Note: only a member of this blog may post a comment.