Sukhoi Su-57

Pesawat Tempur Generasi Kelima Terbaru Rusia

Paus Biru

Mahluk Paling Besar Di Bumi

Lukisan Gua Kalimantan

Sebuah lukisan hewan berusia 40.000 tahun bergambar binatang buas misterius seperti sapi liar yang ditemukan di Gua Kalimantan, Indonesia

Kampung Wisata Tegallalang. Ubud, Pulau Bali

Menjelajahi Ubud - Kota Terindah di Dunia

The Vow

Film Romantis Terbaik Berdasarkan Kisah Nyata

APLIKASI KENCAN BUMBLE BLOKIR SHARON STONE KARENA PROFILNYA PALSU

APLIKASI KENCAN BUMBLE BLOKIR SHARON STONE KARENA PROFILNYA PALSU
Sharon Stone


MahessaBlog | Seorang pengguna situs kencan Bumble telah melaporkan bahwa aktris peraih Penghargaan Golden Globe, Sharon Stone telah memalsukan profilnya di situs kencan ini. Seperti diketahui bahwa Sharon Stone (61 tahun) menjadi terkenal setelah membintangi film Basic Instinct pada tahun 1992. Dia mengatakan bahwa akunnya telah diblokir Bumble setelah pengguna lain mengklaim bahwa profilnya adalah palsu.


SHARON STONE TWITER

Stone berkata bahwa pengguna lain menganggap bahwa itu bukanlah saya !!

Bumble menyebut dirinya di Twitter sebagai "menyatukan orang-orang yang baik" kemudian memulihkan akunnya dengan mengatakan "Ia sangat tersanjung sehingga Sharon Stone ingin menjadi bagian dari Hive".

"Menjadi ikon seperti itu, Kita dapat memahami betapa banyak dari pengguna kami merasa itu terlalu bagus menjadi kenyataan setelah mereka melihat profilnya bahwa fotonya tidak divertifikasi," kata seorang perwakilan Bumble seperti yang kami lansir dari CNN International.

Direktur Editorial Bumble, Clare O'Connor mengatakan di Twitter bahwa sekarang ia berharap akan lebih mudah menemukan masu Anda.


Pada tahun 1984, Stone menikah dengan produser Michael Greenburg namun berpisah tiga tahun kemudian. Pernikahan keduanya bersama jurnalis Phil Bronstein pada tahun 1998, namun hanya berlangsung hingga tahun 2004 ketika mereka resmi bercerai di pengadilan.

Pada tahun 2018, Sharon Stone memberitahu Majalah Grazia bahwa ia memiliki harapan yang tinggi terhadap para pria dalam hidupnya "Aku bukan gadis yang diberitahu bahwa seorang pria akan mendefinisikanku," jelasnya. Aku diberitahu bahwa jika aku ingin memiliki seorang lelaki dalam hidupku, itu bukanlah pengaturan, itu akan menjadi kemitraan yang sebenarnya. Dan itu akan sulit ditemukan.

Saat ini aplikasi kencan Bumble telah membuka blokiran akun Sharon Stone sehingga dia bisa kembali Bumbling.

Seperti diketahui bahwa Bumble adalah aplikasi kencan dan sosial yang berbasis lokasi yang memfasilitasi komunikasi antar pengguna yang berniat dalam pemasangan heteroseksual dan hanya pengguna perempuan yang dapat menjalin kontak pertama dengan para pengguna laki-laki yang dipasangkan. Sementara dalam pemasangan sesama jenis, setiap orang dapat mengirim pesan pertama. 


Views
Share:

10 PENEMUAN ARKEOLOGI TERBESAR TAHUN 2019

MahessaBlog | Penemuan arkeologi megalopis zaman perunggu di Israel, penemuan jubah imam di Luxor, Mesir dan tembok kuno raksasa di Iran Barat adalah beberapa dari banyak kisah arkeologis luar biasa yang terungkap pada tahun 2019 ini. 

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Sangatlah sulit untuk menentukan daftar 10 penemuan arkeologi terbesar, Namun kami akan menjatuhkan pilihan pada 10 penemuan arkeologi terbesar tahun 2019 ini seperti yang kami lansir dari laman LiveScience.com.

10. Penemuan Tengkorak Terpenggal


PENEMUAN ARKEOLOGI TERBESAR TAHUN 2019
(Image credit : Archaelogical Solutions)

Tahun 2019 dimulai dengan penemuan 17 kerangka yang kepala mereka dipenggal yang diletakkan diantara kaki-kaki pemiliknya di pemakaman Romawi Kuno berusia 1.700 tahun di desa Great Whelnetham di Suffolk, Inggris.

Baca Juga : Arkeologi Temukan Kuil Megalitikus Berusia 3.000 Tahun di Peru

Saat ditemukan, kepala mereka tampaknya telah dikeluarkan dari kepala mereka setelah kematian. "Sayatan melalui leher adalah postmorten dan ditempatkan dengan rapi tepat dibelakang rahang", kata Peachey seorang arkeolog dari Arcgaelogical Solutions, perusahaan yang bertanggung jawab untuk penggalian situs ini. 

Di kuburan ini selain 17 kerangka manusia, tidak ada abarang berbahaya lainnya yang ditemukan. meskinpun tulang mereka dalam kondisi yang cukup baik dengan mendapatkan nutrisi yang baik, Namun beberapa diantaranya menderita TBC yang umum terjadi pada komunitas pertanian pada saat itu.

Mengapa kepala-kepala mereka di penggal? Hal ini masih merupakan sebuah misteri, Namun kemungkinannya orang-orang kuno disana percaya bahwa kepala adalah wadah jiwa dan perlu disingkirkan agar seseorang dapat menuju akherat dengan tenang.

Baca Juga : 

9. Makam Paling Berwarna


PENEMUAN ARKEOLOGI TERBESAR TAHUN 2019
Image credit : Egyptian Ministry of Antiquities

Mesir telah banyak membocorkan rahasia kuno pada tahun 2019 ini. Sejauh ini penemuan paling berwarna adalah makam Khuwy yang berusia 4.400 tahun, seorang pejabat yang hidup pada masa piramida sedang dibangun.

Hieroglif yang ditemukan di makam menunjukkan banyak gelar Khuwy seperti "pengawas khentiu-dia dari Rumah Besar" salah satu dari Sepuluh Mesir Hulu dan teman satu-satunya dari Firaun, yang menunjukkan bahwa gelar ini adalah bahwa ia adalah seorang pejabat penting.

Namun yang membedakan penemuan ini adalah pelestarian lukisan warna-warni makam yang sangat luar biasa. Lukisan-lukisan ini seperti penggambaran kapal saat berlayar, orang Mesir yang sedang bekerja di ladang, dengan pola-pola rumit yang hanpir mustahil digambarkan dengan kata-kata. Warna-warna ini sangat menghidupkan lukisan serta masih terpelihara dengan sangat baik saat ditemukan.

8. Upaya Gagal Meninggalkan Afrika


PENEMUAN ARKEOLOGI TERBESAR TAHUN 2019
Image credit : Copyright Katerina Harvati/Eberhard Karls University of Tubingen

Jika pada awalnya Anda tidak berhasil mencoba, coba lagi. Itu pelajaran yang dipelajari oleh Homo Sapiens sekitar 210.000 tahun yang lalu seperti yang ditemukan pada sebuah tengkorak di sebuah gua disebelah selatan Yunani. Tengkorak yang ditemukan ini adalah contoh paling awal dari tengkorak Homo Sapiens yang ditemukan di luar Afrika dan mengungkapkan upaya manusia yang gagal untuk menyebar ke luar Afrika, kata para peneliti. 

Tetapi dimana Homo Sapiens, Neanderthal yang gagal berhasil. Tengkorak berusia 170.000 tahun yang ditemukan di gua yang sama mengungkapkan bahwa Neanderthal berkembang di wilayah itu untuk beberapa waktu.

Tidak lama kemudian Homo Sapiens berhasil menyebar ke luar Afrika, kata para ilmuwan. "Kami tahu dari bukti genetik bahwa semua manusia yang hidup saat ini dari luar Afrika dapat melacak nenek moyang mereka hingga penyebaran besar ke luar Afrika yang terjadi antara 70.000 - 50.000 tahun yang lalu. Dan pada akhirnya Homo Sapiens menjadi satu-satunya spesies hominid yang tersisa di planet ini setelah Spesies Neanderthal dan hominid lainnya punah.

Baca Juga : Arkeologi Temukan Kuil Mithraeum di Italia

7. Penemuan Valley of the King   


PENEMUAN ARKEOLOGI TERBESAR TAHUN 2019
Image Credit : Egyptian Ministry of Antiquities

Pada 11 Oktober 2019, Para arkeolog di Mesir mengumumkan sejumlah besar penemuan di Lembah Para Raja, dimana royalti dimakamkan sekitar 3.000 tahun yang lalu. Di Lembah Barat mereka menemukan kompleks bengekl tempat pekerja membuat bahan untuk makam. Disini ditemukan bengkel untuk mewarnai tembikar, membuat perabot dan membersihkan emas dan banyak yang lainnya. Mereka juga menemukan sebuah ruangan yang digali di lembah yang digunakan untuk mumifikasi, lengkap dengan sisa-sisa linen, tali dan bahan-bahan lain yang tersisa dari mumifikasi. Mereka juga menemukan kayu dengan dua cabang yang mungkin digunakan untuk forklif untuk memindahkan furniture.

6. Zaman Perunggu Megapolis

PENEMUAN ARKEOLOGI TERBESAR TAHUN 2019
Image Credit : Assaf Peretz, Israel Antiquities Authority 

Megapolis adalah kota besar pada zaman perunggu awal pada 5.000 tahun yang lalu yang merupakan rumah bagi 6.000 populasi di temukan di situs En Esur, Israel. Jutaan pecahan tembikar, alat-alat dari batu, kapal batu basal dan sebuah kuil besar yang dipenuhi dengan tulang binatang dan patung-patung hewan ditemukan di situs ini.

Baca Juga : Arkeologi Temukan Megapolis Kuno di Israel

5. Bukti Batu untuk Pontius Polatus

PENEMUAN ARKEOLOGI TERBESAR TAHUN 2019
Image Credit : Photo Courtesy Tel Aviv

Para arkeolog pada tahun 2019 menemukan jalan besar yang dibangun oleh Pontius Polatus di Yerusalem sepanjang 600 meter yang menghubungkan Kolam Siloam sebuah tempat dimana para penziarah dapat beristirahat untuk mandi dan mendapatkan air segar. Jalan di dekat Temple Mount, tempat paling suci di Yudaisme. 

Para peneliti mengatakan bahwa jalan itu dibangun oleh Pontius Polatus. Prefek Romawi di Yudea yag memimpin persidangan Yesus pada sekitar 30 - 31 SM. Catatan kuno mengatakan bahwa selain memimpin persidangan Yesus, Pontius Polatus juga menyita uang dari pembendaharaan suci untuk membangun saluran air, melanggar hukum agama Yahudi dan memukul orang-orang yang memprotes kepadanya.Sebelum penemuan ini, sangat sedikit bukti arkeologis yang terkait dengan Pontius Polatus yang ditemukan.

4. Cachette of the Priests

PENEMUAN ARKEOLOGI TERBESAR TAHUN 2019
Image Credit : Egyptian Ministry of Antiquities

Para arkeolog berhasi menemukan 30 peti mati kayu yang diawetkan berukur sekitar 3.000 tahun di situs El-Assasif, sebuah Nekropolis dekat Luxor, Mesir pada tahun 2019 ini. Para peneliti menyebut penemuan ini sebagai "jubah para imam" karena dari beberapa mumi tampak seperti para pendeta Mesir Kuno. 

Peti mumi yang masih terawat dengan sangat baik ini terdapat 23 pria dewasa, lima wanita dewasa, dan dua anak-anak dimakamkan di 30 peti mati kayu.Analisis mumi dan terjemahan hieroglif masih diteliti namun lebih banyak temuan tentang Cachette ini kemungkinan akan selesai pada satu atau dua tahun mendatang. 

3. Penemuan Besar di Inggris

PENEMUAN ARKEOLOGI TERBESAR TAHUN 2019
Image Credit : MAP Archeological Practice

Para arkeolog nerhasil menemukan sebuah makam kuno berusia 2.200 tahun yang berisi sisa-sisa seorang lelaki yang meninggal pada usia 40 tahun yang dimakamkan dengan perisai perunggu berdiameter 75 centimeter dengan dihiasi serangkaian pusaran kompleks yang nampak seperti bola yang menonjol dari pusatnya, sebuah kereta dan dua kuda dalam pose melompat yang dielu-elukan sebagai salah satu peninggalan zaman kuno yang paling penting.  

Pria yang ditemukan ini kemungkinannya adalah "anggota penting masyarakat" , kata Paula Ware, seorang arkeolog dari MAP Archeological Practice Ltd. Yang memimpin dan menemukan makam kuno ini di Pocklington, Inggris. 

2. Tembok Besar

PENEMUAN ARKEOLOGI TERBESAR TAHUN 2019
Image credit : 2019 Maxar Technologies

Tembok yang membentang sejauh sekitar 115 kilometer didokumentasikan di Iran Barat antara Pegunungan Bamu di utara dan daerah dekat desa Zhaw Marg di selatan yang membutuhkan 35.000 meter kubik untuk membangunnya.

Tidak jelas kapan tembok besar ini dibangun atau siapa yang membangunnya dan mengapa? Namun tembikar yang ditemukan di samping dinding menunjukkan bahwa tembok besar ini dibangun antara abad ke-4 sampai abad ke-6 SM pada masa pemerintahan Parthia (247 SM - 224 M) atau Sassania (224-651 M), dua kerajaan besar yang berkembang saat itu di tempat ini.

1. Helm dari Tengkorak Anak-anak

PENEMUAN ARKEOLOGI TERBESAR TAHUN 2019
Image Credit : Sara Juengst

Penemuan arkeologi terbesar tahun 2019 selanjutnya adalah penemuan 2 bayi yang dimakamkan pada 2,100 tahun yang lalu ditemukan menggunakan helm yang terbuat dari tengkorak anak-anak lainnya. Dua bayi yang ditemukan ini terkubur bersama sembilan orang lainnya di situs Salango, di pantai Ekuador tengah.

Baca Juga : Arkeologi Bingung Saat Temukan 2 Bayi Dikubur Mengenakan Helm

Para arkelog mengatakan bahwa ini merupakan satu-satunya penemuan yang diketahui dimana tengkorak anak-anak digunakan sebagai helm untuk bayi yang dikuburkan. 


Editor : Rey Mahessa
Sumber : LiveScience.com

       

     
Views
Share:

ARKEOLOGI TEMUKAN KUIL MITHRAEUM DI ITALIA

ARKEOLOGI TEMUKAN KUIL MITHRAEUM DI ITALIA

ARKEOLOGI TEMUKAN KUIL MITHRAEUM DI ITALIA



MahessaBlog | Sekitar 1.600 tahun yang lalu, orang Romawi Kuno telah menyembah Dewa Mithras dalam kondisi kesadaran yang berubah dalam "Mithraeum of Coloured Marbles" kata para arkeolog yang menemukan sisa-sisa Kuil Mithraeum di Ostia, Italia baru-baru ini.

Artefak dan prasasti yang ditemukan di Kuil Mithraeum menunjukkan bahwa para penyembah menghormati kedua Mithras, dewa paling populer dalam Kekaisaran Romawi Kuno. 


Pada Kuil Mithraeum, lantai kamarnya terbuat dari batu marmer yang didekorasi dengan serangkaian warna yang mempesona. Selain itu di kamar ini para arkeolog juga menemukan sebuah bangku, sumur untuk ritual dan tempat tidur bunga semacam tanaman suci, kata pemimpin tim peneliti Max Victor David, seorang profesor sejarah dan budaya dari Universitas Bologna, Italia seperti yang kami lansir dari laman LiveScience.com baru-baru ini.

Di Kuil Mithraeum banyak terlihat ritual di masa jayanya seperti jamuan makan, upacara inisiasi dan juga pengorbanan hewan, kata David. Sementara orang-orang yang ikut dalam ritual, mungkin dalam keadaan kesadaran yang berubah. Dalam dunia kuno, kesadaran yang berubah sering dicapai melalui penggunaan tanaman psikotropika, kata David lebih lanjut.

Tempat Bagi Para Dewa

Orang Persia adalah orang pertama yang menyembah Dewa Mithras yang dikaitkan dengan cahaya dan matahari. Kultusnya menyebar hingga Kekaisaran Romawi dan menjadi sangat populer di Kekaisaran Romawi.


Menurut legenda, Mithras adalah seorang pemanah hebat yang sering berpergian dengan membawa obor, cautes dan Cautopatesnya. Seni yang ditemukan di salah satu kamar di Kuil Mithraeum menyinggung tentang ini dengan lukisan yang menggambarkan trisula dan panah. Gambar-gambar ini mungkin memiliki makna khusus dalam triologi Mithraic, kata David. Dia mencatat bahwa trisula (dengan tiga cabang) dapat menjadi referensi untuk Mithras dan dua pembawa obornya, sedangkan panah dapat mewakili ketrampilan Mithras dengan memanah.

Selain itu orang-orang Romawi Kuno yang mengunjungi Kuil Mithraeum di Italia mungkin juga untuk menyembah Dewa Kronos, dewa Yunani yang terkait dengan panen dan waktu itu sendiri. Misalnya, dalam satu prasasti yang ditemukan di Kuil Mithraeum mengatakan," Kepada Dewa Mithras yang tidak ditaklukan dan kepada dewa besar Kronos".

Sementara Dewa Mesir Isis mungkin juga di hormati di Kuil Mithraeum ini karena para peneliti juga menemukan pegangan gading Mesir, yang digunakan sebagai instrumens dalam sebuah ritual yang juga berfungsi sebagai jembatan antara pengikut Mithras dengan orang-orang pengikut Dewa Isis.


Selain itu para peneliti juga menemukan banyak struktur yang dulunya adalah "Caupona" sebuah kedai atau restoran, sebelumnya diubah menjadi Kuil Mithraeum.

Waktu penggunaan Kuil Mithraeum yang baru ditemukan ini sangat singkat. Pada awal abad kelima, agama Kristen telah menyebar luas di Ostia, Italia dan otoritas Romawi menjadi kurang toleran terhadap penyembahan Dewa Mithras dan dewa-dewa lainnya. Pada satu waktu pada abad kelima, Sumur Ritual di Kuil Mithraeum ditutup dan Mithraeum menutup pintunya.

Nama Mithraeum of Coloured Marbles adalah nama yang diberikan para arkeolog modern untuk bangunan ini.

      
Views
Share:

PARA ARKEOLOG TEMUKAN BATU MISTERIUS BERBENTUK MANUSIA BERUSIA 4.000 TAHUN

BATU MISTERIUS BERBENTUK MANUSIA
Salah satu batu misterius berbentuk manusia yang ditemukan di Finstown, Orkney / @Orkney.Com

MahessaBlog | Para arkeolog menemukan sembilan benda pahatan batu misterius yang tersebar disekitar perapian kuno di Daratan Orkney, sebuah kepulauan di lepas Pantai Skotlandia. Batu-batu misterius berbentuk manusia ini diperkirakan berasal dari 4.000 tahun yang lalu dan menyerupai sosok manusia dengan tubuh besar, leher, dan kepala yang berbeda.
Batu-batu yang memiliki tinggi 1,6 kaki (0,5 meter) ini ditemukan dalam struktur yang terdiri dari tiga batu, semacam struktur penguburan berbentuk kotak, dua perapian dan cincin parsial dari lubang-lubang yang diisi dengan pecahan batu seperti yang kami lansir dari laman LiveScience.com.

Walaupun tidak diketahui apa tujuan bangunan ini dibangun, Tetapi benda-benda berbatu berukir yang baru ditemukan ini cukup penting, karena mereka tergabung dalam struktur salah satu perapian dan fondasi untuk salah satu batu berdiri.

Selain itu masih tidak begitu jelas apakah batu misterius berbentuk manusia ini berasal dari tahun 2.000 SM sengaja dibuat menyerupai manusia atau dibentuk seperti itu unutk tujuan lainnya. Batu-batu ini diukir dengan bentuk seperti kepala, bahu dan tubuh dengan menggunakan teknik yang disebut mematuk yaitu memotong batu dengan alat runcing yang beberapa diantaranya sangat mirip dengan bentuk manusia sementara yang lainnya lebih datar seperti natu tegak yang digunakan sebagai beban. Bobot batu-batu ini bisa digunakan sebagai penahan tali yang dapat membantu menahan atap bangunan.

Baca Juga : Misteri Penemuan Batu Tertua di Dunia Berusia 3,3 Juta Tahun

"Sebelumnya masih sangat jarang orang menemukan representasi tentang struktur prasejarah di Orkney dan ketika ditemukan mereka biasanya ditemukan secara individu atau dalam kelo,pok yang sangat kecil," kata Collins Richards dari University of the Highlands dan Istitute Arkeologi Kepulauan dalam sebuah pernyataan. "Jika mereka adalah patung-patung, untuk menemukan sembilan angka dalam satu struktur tentunya sangat menarik,".

Selain menemukan patung batu misterius berbentuk manusia, Tim arkeologi juga menemukan tanda-tanda bahwa orang-orang kuno bekerja di tanah 4.000 tahun yang lalu. Di parit terdekat, mereka menemukan tanda silang panjang yang kemungkinan dibuat oleh orang Ard atau pembajak prasejarah.   


Editor: Rey Mahessa
Sumber: LiveScience.com

    
Views
Share:

ARKEOLOGI TEMUKAN KUIL MEGALITIKUS BERUSIA 3.000 TAHUN DI PERU

MahessaBlog | Para arkeolog telah berhasil menemukan sebuah kuil megalitikus berusia 3.000 tahun di Peru. Kuil berupa Kultur Air kuno ini mungkin telah digunakan untuk ritual kesuburan seperti yang kami lansir dari laman LiveScience.com.

KUIL MEGALITIKUS KULTUR AIR KUNO
Para arkeolog menemukan sebuah kuil megalitikus berusia 3.000 tahundi Peru.
Sumber gambar : @Museo Tumbas Reales de Sipan.

Kuil Megalitikus ini ditemukan oleh para arkeolog di situs Huaca El Toro. Terletak di Oyotum modern di Lembah Zana di barat laut Peru. Kuil ini merupakan candi megalitik pertama atau yang terbuat dari batu-batu besar yang ditemukan di lembah ini yang terletak diantara dua sungai yang bergabung bersama yang memunculkan Sungai Zana.


Kultus Air Kuno, memungkinkan para anggotanya menyembah air, kemungkinan membangun kuil saat air sungai baru naik sebagai semacam "simbolisme teritorial", kata Edgar Bracamonte, seorang arkeolog dari Museum Makam Kerajaan Sipan di Peru yang ikut serta dalam penggalian. "Air adalah elemen terpenting dalam hidup, dan saat ini, air sangat sulit diakses tanpa teknologi,".

Kuil Megalitikus ini diangun sejak 3.000 tahun yang lalu hingga periode Formatif, sebuah tahapan sejaraj Amerika Kuno yang mendahului pekerjaan hidrolik utama, kata Bracamonte. Lokasi kuil antara sungai dan keberadaan "pocitos" di sekitarnya atau sumur kecil yang dahulu digunakan untuk meramalkan musim hujan, menunjukkan pentingnya air bagi orang-orang dari periode Formatif.


Kuil Megalitikus ini dibangun menggunakan berbagai ukuran batu besar, batu-batu berukir yang dipindahkan ke daerah tersebut dari pegunungan sekitar berjarak sekitar 3 kilometer. Kuil itu diperkirakan telah ditinggalkan sekitar tahun 250 SM dan kemudian digunakan sebagai tanah pemakaman oleh orang-orang Churry sekitar 1.300 tahun yang lalu.

Selain menemukan Kuil Megalitikus Kultur Air Kuno, Di situs tersebut tim arkeolog juga menemukan 20 makam milik orang Churry dan satu pria dewasa yang dimakamkan pada masa periode Formatif.Selama periode itu, mayat diorentasikan dari timur ke barat dan dikuburkan dengan satu persembahan. Laki-laki dewasa ini dimakamkan dengan botol keramik yang memiliki dua moncong dan gagang jembatan, karateristik gaya dari periode Formatif Akhir, kata Bracamonte.

Penggalian juga mengungkapkan bahwa kuil megalitikus ini dihuni dalam tiga tahap, yang pertama antara 1.500 SM - 800 SM, ketika orang membangun pondasi bangunan dari tanah liat berbentuk kerucut. Yang kedua antara 800 SM - 400 SM, ketika Kuil Megalitikum dibangun dengan pengaruh dari peradaban pra-inca yang dikenal sebagai Chavin. Dan yang ketiga antara 400 SM - 100 SM, ketika orang menambahkan kolam bundar yang digunakan untuk menahan atap kuil. 


Penggalian ini berlangsung antara bulan September - November tahun ini, tetapi para peneliti terus menganalisis temuan-temuan baru mereka di labolatorium.


Editor : Rey Mahessa
Sumber : LiveScience.com

          
Views
Share:

ARKEOLOGI BINGUNG SAAT TEMUKAN 2 BAYI DIKUBUR MENGENAKAN HELM

MahessaBlog | Arkeologi dibuat bingung saat menemukan 2 kuburan bayi berusia 2.100 tahun yang lalu mengenakan helm yang terbuat dari tengkorak anak-anak lain disebuah situs bernama Salango di pantai Ekuador tengah. 

BAYI DIKUBUR MENGENAKAN HELM
Bayi-bayi dimakamkan dengan mengenakan helm yang terbuat dari tengkorak anak-anak.
gambar: @Sara Juengst.

Tim arkeologi mengatakan bahwa ini adalah satu-satunya kasus yang diketahui bahwa tengkorak anak-anak digunakan untuk helm untuk bayi yang dikuburkan. Para ilmuwan tidak tahu apa yang membuat bayi dan anak-anak disini terbunuh.


Mengenakan Helm

Para arkeolog menemukan helm ditempatkan erat-erat di atas kepala bayi yang kemungkinannya milik tengkorak anak-anak yang lebih tua yang masih memiliki daging ketika itu dan akan berubah menjadi helm karena tanpa daging helm tengkorak ini tidak bisa disatukan. "Wajah seorang bayi melihat keluar masuk ruang tengkorak," tulis para arkeologi.

Menariknya "Phalanx Tangan" sejenis tulang, ditemukan terjepit diantara kepala bayi dan helm. Mereka tidak tahu siapa pemilik phalanx itu. kata Sara Juengst, seorang profesor antropologi di University of North Carolina, Charlotte.

Helm Tulang Bayi

Para arkeolog tidak yakin mengapa helm yang terbuat dari tengkorak anak-anak diletakkan di atas kepala bayi? Ini "merupakan upaya untuk memastikan perlindungan jiwa-jiwa, tulis para arkeologi. Selain itu di dekat bayi, para arkeologi juga menemukan patung-patung leluhur yang terbuat dari batu. Temuan ini mendukung gagasan perlindungan si bayi, karena kehadiran mereka menunjukkan kepedulian untuk melindungi dan memberdayakan lebih lanjut para kepala bayi.


Menurut para arkeologi, temuan bayi dikubur mengenakan helm ini adalah bagian dari upacara ritual yang lebih besar dan kompleks terhadap konsekuensi lingkungan dari letusan gunung berapi yang terjadi pada saat itu yang menutupi are abu tidak lama sebelum bayi dikuburkan. Letusan gunung ini mungkin juga telah mempengaruhi produksi makanan, dan tulang yang baru ditemukan menunjukkan bayi dan anak-anak menderita kekurangan gizi, tulis para arkeologi. Namun diperlukan lebih banyak bukti lagi untuk mengkonfirmasi tentang penemuan ini.


Editor: Rey Mahessa
Sumber: LiveScience.com

  

 
Views
Share:

ARKEOLOG TEMUKAN TEROWONGAN BERUKIRAN PRA-HISPANIK ABAD KE-17 DI MEKSIKO

MahessaBlog | Para arkeolog baru-baru ini telah berhasil menemukan terowongan berukiran pra-hispanik abad ke-17 di kota Ecatepec, Meksiko. Terowongan yang baru ditemukan ini mungkin berfungsi sebagai sebagai bagian dari pintu ait untuk tanggul untuk dilalui air yang masuk dari satu sisi dan keluar dari sisi lainnya yang diciptakan untuk mengendalikan banjir konstan yang telah merusak tanah.

TEROWONGAN BERUKIRAN PRA-HISPANIK ABAD KE-17

Pada ukiran yang menghiasi ujung timur terowongan sepanjang 27,6 kaki (8,4 meter) mencakup 11 gambar pra-hispanik atau gambar yang berasal dari penduduk asli Amerika yang hidup di wilayah tersebut sebelum tahun 1521 ketika ditaklukkan oleh Spanyol. Ukiran ini dibentuk oleh esta ke dalam batu yang disebut "petroglyphs" dan relief plesteran. Relief dibuat dengan memahat gambar dan kemudian melukisnya dengan batu kapur.


Pada ukirannya meliputi "chimalli" atau tameng perang, titik batu api, dan kepala burung pemangsa, sedangkan relief plesterannya menyerupai tetesan air hujan.

Simbil hujan ditemukan di bagian atas batu kunci, batu atas yang menyatukan lengkungan dan juga di ujung timur terowongan tempat air keluar. simbol-simbol ini bisa mewakili hubungan dengan Tlaloc, Dewa Hujan Azrec, seperti yang kami lansir dari laman LiveSince.com.

Sementara bagian bawah batu kunci di ukir dengan gambar candi. Sedangkan di sisi barat, dimana air pernah memasuki terowongan, para peneliti menemukan satu petroglyph lagi yang saat ini sedang dipelajari. Selain itu mereka juga menemukan empat paku besi dan dua balok kayu sepanjang 21 kaki (6,5 meter).

Menurut pernyataan dari Institute Nasional Antropologi dan Sejarah (INAH) Meksiko, Tanggul yang baru ditemukan ini sekarang dikenal sebagai Albarradon de Ecatepec ini berjarak sekitar 4 kilometer dari Mexico City dibangun pada tahun 1605 untuk mengendalikan air yang memasuki kota Texcoco dari Danau Xaltocan dan Danau Zumpango yang berada di dekatnya.   

Karena Mexico City berada di sebuah baskom dimana air tidak memiliki saluran keluar, kota ini selalu menghadapi banjir setiap tahunnya sejak zaman kuno. Tanggul ini telah berdiri kokoh selama dua dekade sampai air bah besar yang terjadi pada tahun 1629 menguasai kota selama sekitar 5 tahun sampai air benar-benar surut. Kolonial membatalkan pintu air pada saat itu dengan menutupnya dengan jutaan batu dan abu dan kemudian memerintahkan pembangunan dua pintu air lainnya.

Tiga ribu pekerja dari penduduk asli diperkirakan telah membangun tanggul ini dibawah pengawasan para biarawan Spanyol Jeronimo de Aguilar dan Juan de Torquemada. Sementara ukiran pra-hispanik yang baru ditemukan dan relief plesteran menunjukkan adanya pengaruh dari penduduk asli. Beberapa teknik kontruksi seperti lengkungan terowongan, lebih mirip pada metode Eropa.


Satu hipotesis adalah bahwa mesin terbang dan plesteran di terowongan berasal dari orang-orang di desa-desa Ecatepec dan Chiconautla pra-Hispanik yang bekerja dengan orang-orang pribumi lain di wilayah itu untuk membuat tanggul selama sekitar 8 bulan pengerjaannya.

INAH bersama dengan pemerintah Meksiko mulai menyelamatkan dan meningkatkan tanggul pada tahun 2004. Bagian dari area tersebut sekarang telah direnovasi dan berubah menjadi taman yang akan dibuka untuk umum dalam beberapa minggu kedepan. Dan menurut sebuah pernyataan, Stuccos, petroglyph, paku dan kayu balok asli akan dipindahkan ke Pusat Komunitas Casa Morelos dan replika benda tersebut akan menggantikannya di tempat artefak tersebut ditemukan. 


Editor : Rey Mahessa
Sumber: LiveScience.com

    
Views
Share:

ARKEOLOG TEMUKAN MEGALOPOLIS KUNO DI ISRAEL

MahessaBlog | Para arkeologi baru-baru ini menemukan Megalopolis Kuno yang hilang di utara Tel Aviv. Israel. Kota kuno terbesar yang pernah ditemukan ini di huni sekitar 6.000 orang pada 5.000 tahun yang lalu atau pada sekitar zaman perunggu. Para arkeolog berkeyakinan wilayah tersebut kemungkinan merupakan satu komplek kota pertama di tempat yang sekarang di sebut Israel, seperti yang kami lansir dari laman LiveScience.com.

ARKEOLOG TEMUKAN MEGALOPOLIS KUNO DI ISRAEL

Situs arkeologi En Esur ini terletak di dekat Lembah Wadi Ara di Hasharon Utara atau berjarak sekitar 57 km utara Tel Aviv dan telah menjadi penggalian selama beberapa tahun terakhir dalam persiapan untuk membangun jalan baru.


Selama dalam penggalian, Para arkeolog berhasil menemukan kota kun oyang dikelilingi dengan tembok benteng, area perumahan dan tempat umum, jalan-jalan dan lorong. Para peneliti juga menemukan jutaan pecahan tembikar, alat dari batu dan kapal batu basal serta sebuah kuil besar yang dipenuhi dengan tulang dan patung-patung hewan yang dibakar. Sementara di halaman kuil para peneliti berhasil menemukan sebuah baskom batu besar yang berisi cairan yang kemungkinan besar digunakan untuk ritual keagamaan.

Megalopolis Kuno

Para peneliti menyatakan bahwa situs yang baru ditemukan ini merupakan kota besar - Megalopolis Kuno dalam kaitannya dengan Zaman Perunggu awal, Di mana ribuan penduduk yang mencari nafkah dari pertanian tinggal dan berdagang dari berbagai budaya di wilayah itu. Para peneliti telah menemukan bukti dari dua mata air yang mungkin mengindetifikasikan bahwa orang mendapatkan uang dari pertanian.

Terlebih lagi, kota ini dibangun selama periode waktu ketika populasi pedesaan di daerah mulai urbanisasi dan kemungkinkan memiliki sistem untuk membantu merencanakan sebuah kota. " Kota seperti ini tidak dapat berkembang tanpa memiliki tangan penuntun dengan administrasi tata kota yang baik. Perencanaan Amegalopolis Kuno ini sangat mengesankan, alat-alat yang dibawa ke wilayah ini dari Mesir ditemukan di situs ini seperti jejak cap. 


Sementara dibawah beberapa rumah, para arkeologi juga menemukan bukti kota yang bahkan lebih tua yang berasal dari 7.000 tahun yang lalu atau pada masa Periode Chalcolithic.

Para arkeolog bersama perusahaan yang memprakasai penggalian untuk proyek penggalian jalan, Netivei Israel, sekarang berencana untuk membangun jalan jauh dari situs Megapolis Kuno yang baru ditemukan ini untuk melindungi situs yang sangat bersejarah ini.


Editor : Rey Mahessa
Sumber : LiveScience.com

    

 

Views
Share:

KUIL MESIR KUNO PENINGGALAN RAJA PTOLEMEUS IV DITEMUKAN

MahessaBlog | Sebuah kuil mesir kuno peninggalan Raja Ptolemeus IV berusia 2.200 tahun telah ditemukan oleh para pekerja kontruksi saat menggali selokan di kota Egpytian, Tama. 

KUIL MESIR KUNO PENINGGALAN RAJA PTOLEMEUS IV DITEMUKAN
Sebuah sistem saluran pembuangan secara tidak sengaja ditemukan Kuil Mesir Kuno berusia 2.200 tahun di Mesir. (Gbr. Kementerian Purbakala Mesir).

Menurut Kementerian Kepurbakalaan Mesir, Kontruksi dihentikan dan para ahli arkeologi dipanggil untuk mengekplorasi temuan itu yang sejauh ini tim arkeologi telah menemukan tembok timur-barat, tembik utara-selatan dan sudut barat daya kuil yang dihiasi dengan ukiran dewa Egpytian Hapi, Dewa Kesuburan dan Banjir tahunan Sungai Nil yang memungkinkan pertanian berkembang di wilayah Mesir Kuno.


Pada ukiran ini Dewa Hapi menunjukkan sedang membawa sesaji sambil dikelilingi oleh burung dan hewan lainnya. Fragmen teks menunjukkan Ptolemeus IV, Firaun keempat dinasti Ptolemeus Mesir. 

Ptolemeus adalah orang Yunani-Makedonia yang memerintah Mesir Kuno dari tahun 305 SM - 30 SM yang sering menggunakan simbol-simbol kerajaan dan agama para penguasa Mesir sebelumnya. (Ratu Cleopatra yang terkenal yang memerintah Mesir Kuno pada 51 SM - 31 SM, adalah Raja Mesir Kuno terakhir dari era Ptolemeus).

KUIL MESIR KUNO PENINGGALAN RAJA PTOLEMEUS IV DITEMUKAN
Tim arkeologi Mesir telah menemukan tembok kuil mesir kuno bagian timur-barat, tembok utara-selatan dan sudut barat daya. (Sumber gambar : Kementrian Purbakala Mesir).

Para pekerja kontruksi menemukan Kuil Mesir Kuno Peninggalan Raja Ptolemeus IV ini di Kota Tama, tepat di utara Sohag, Mesir, di tepi barat Sungai Nil, sebuah wilayah yang sekarang berada kota Kom Shaqao yang dulunya merupakan distrik ke-10 Mesir Hulu yang pada masa lalu pemukiman ini dikenal sebagai Wajit.

Ptolemeus IV memerintah Mesir Kuno dari 221 SM - 204 SM. Dia adalah putra Ptolemeus III dan Berenic II yang terlahir sebagai seorang penunggang kuda terkenal yang hidup lebih lama dari suaminya hanya untuk diracuni atas perintah putranya yang telah menjadi wakil pemimpinnya. Berenice memiliki masa lalu yang penuh kekerasan. Menurut sejarah kuno, Benerice memiliki suami pertamanya Demetrius yang terbunuh setelah Demetrius dan ibunya Benerice berselingkuh. 


Namun menurut para sejarawan, Pemerintahan Ptolemy IV diketahui tidak berhasil. Firaun itu lebih tertarik untuk mengacau dan berpura-pura menjadi seorang seniman daripada menjalankan pemerintahan  sebagai seorang raja dan ia juga diduga telah menyerahkan sebagian kerajaannya kepada seorang imam yang ambisius bernama Sosibius. 

Di bawah pemerintahan Ptolemeus IV, Mesir nyaris kehilangan banyak wilayah seperti wilayah Coele - Syria  ( wilayah yang sekarang membentang dari Lebanon dan Suriah) oleh saingannya Kekaisaran Seleucid. Tidak lama setelah krisis ini berlalu, Rakyat Mesir Kuno mulai memberontak melawan pemerintahan Ptolemeus IV dengan menciptakan ketidakstabilan dan pertempuran mematikan selama lima tahun masa berakhirnya kekuasaannya.

Istri Ptolemeus IV dan saudara perempuannya, Arsinoe III melahirkan ahli waris Ptolemeus IV yaitu Ptolemeus V Epiphanes pada tahun 210 SM. Pada tahun 204 SM Ptolemeus IV meninggal  dengan sebuah fakta yang dirahasiakan oleh Sosibius  dan rekan-rekannya selama setahun. 

Para penasehat yang sama kemudian membunuh Arsinoe III untuk memungkinkan mereka mengendalikan aturan Ptolemeus V yang telah berusia 5 tahun pada saat itu. Mereka menghabiskan sebagian besar masa pemerintahannya dikendalikan oleh campur tangan bupati dan mati mendadak pada tahun 181 SM. Tetapi sebelum membuat suatu keputusan tersebut dikeluarkan di Batu Roseeta yang terkenal yang memungkinkan para arkeologi modern memecahkan kode hieroglif Egpytian.



Editor : Rey Mahessa
Sumber : LiveScience.com

    
Views
Share:

Blog Archive

Bookmarking

Ikuti Facebook