Sukhoi Su-57

Pesawat Tempur Generasi Kelima Terbaru Rusia

Paus Biru

Mahluk Paling Besar Di Bumi

Lukisan Gua Kalimantan

Sebuah lukisan hewan berusia 40.000 tahun bergambar binatang buas misterius seperti sapi liar yang ditemukan di Gua Kalimantan, Indonesia

Kampung Wisata Tegallalang. Ubud, Pulau Bali

Menjelajahi Ubud - Kota Terindah di Dunia

The Vow

Film Romantis Terbaik Berdasarkan Kisah Nyata

MENGENAL RITUAL ADAT MASYARAKAT SUMBA TENGAH YANG UNIK

MahessaBlog | Sumba Tengah adalah salah satu wilayah kabupaten yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia dengan ibukotanya berada di Kota Waibakul. Wilayah ini selain banyak memiliki pantai-pantai yang indah mempesona, Anda juga masih bisa menemukan daerah-daerah yang memiliki nilai historis dengan keragaman budaya peninggalan nenek moyang yang masih terpelihara dengan sangat baik hingga sekarang. 

MENGENAL RITUAL ADAT MASYARAKAT SUMBA TENGAH YANG UNIK

Kehidupan masyarakat Sumba Tengah masih sangat tradisional dan kental dengan nilai-nilai budaya masyarakat lokal yang diwariskan oleh para leluhur. Berbagai ritual adat masyarakat Sumba Tengah dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan mendekatkan diri kepada Tuhan dan para leluhur serta dengan alam yang hingga saat ini masih dipercaya oleh sebagian besar masyarakatnya. Ritual adat Sumba Tengah sangat kaya dengan nilai historis dan budaya dan dapat Anda saksikan saat berkunjung ke Sumba Tengah.

Baca Juga : Menjelajahi 8 Desa Megalitikum di Indonesia

Nah, bagi Anda yang ingin melihat lebih dekat lagi dengan kehidupan masayarakat Sumba Tengah dengan keanekaragaman budayanya yang unik dan menarik untuk disaksikan, 

Berikut beberapa upacara dan ritual adat masyarakat Sumba Tengah yang dapat Anda saksikan.

Pawolung Manu

MENGENAL RITUAL ADAT MASYARAKAT SUMBA TENGAH YANG UNIK

Pawolung Manu adalah ritual adat masyarakat Sumba Tengah sebagai ungkapan rasa syukur yang di perlambangkan dengan 2 ekor ayam jantan yang di adu sebagai pertanda hasil panen di darat maupun di laut. Upacara ini biasanya dilaksanakan oleh masyarakat Desa Wendewa Selatan, Kecamatan Mamboro. Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Baca Juga : 10 Festival Budaya Paling Unik Di Indonesia

Tauna Usu Manua

MENGENAL RITUAL ADAT MASYARAKAT SUMBA TENGAH YANG UNIK

Tauna Usu Manua adalah ritual adat Sumba Tengah yang menunjukkan kekerabatan manusia dan hewan (ayam hutan) lewat mantra atau mistik untuk memanggil dan memberi makan di telapak tangan manusia di rumah adat khusus. Ritual ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Desa Wendewa Selatan, Kecamatan Mamboro, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Purung Ta Kadonga Ratu

MENGENAL RITUAL ADAT MASYARAKAT SUMBA TENGAH YANG UNIK

Ritual adat masyarakat Sumba Tengah selanjutnya yang dapat Anda kunjungi adalah ritual adat Purung Ta Kadonga Ratu yang berada di Desa Makata Keri, Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah. Ritual ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur untuk mengetahui musim tanam pada tahun berjalan, berhasil atau gagalnya panen di Kabupaten Sumba Tengah. Melalui tahapan adat yang ditandai oleh simbol adat lewat peragaan upacara adat Purung Ta Kadonga Ratu dengan menggunakan tombak budaya yang disebut Loda Pari dan Mehang Karaga. 

Baca Juga : 10 Budaya Kabupaten Sikka Yang Bikin Kamu Takjub

Purung Ta Liangu Marapu

MENGENAL RITUAL ADAT MASYARAKAT SUMBA TENGAH YANG UNIK

Purung Ta Liangu Marapu adalah ritual adat masyarakat Sumba Tengah yang ditujukan sebagai ungkapan yang diperlambangkan dengan Batu atau Emas yang akan mendatangkan berkah pada hasil panen dimasa yang akan datang.Jika Anda berminat, Anda dapat menyaksikan upacara adat Purung Ta Liangu Marapu di Desa Umbu Pabal, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, Kabupaten Sumba Tengah pada bulan Oktober setiap tahunnya.


sumber: nttprov.go.id

 
Views
Share:

PANTI ASUHAN PRINKIPO, BANGUNAN KAYU TERTUA DI EROPA

MahessaBlog | Bangunan kayu tertua di Eropa ini praktis diambang kehancuran. Panti asuhan Prinkipo adalah bangunan kayu terbesar di Eropa dan terbesar kedua di dunia yang berdiri di atas bukit kecil di Buyukada, pulau kecil  di lepas Pantai Istambul, Turki.

PANTI ASUHAN PRINKIPO, BANGUNAN KAYU TERTUA DI EROPA

Pantai Asuhan Yunani Prinkipo ini juga dikenal dengan nama Pantai Asuhan Rum pada awalnya dianggap sebagai hotel mewah dan kasino. Tetapi bangunan ini tidak mendapatkan ijin dan berubah menjadi panti asuhan. Bangunan ini beroperasi selama sekitar 60 tahun untuk merawat anak-anak yatim Yunani Ortodoks. Namun setelah panti asuhan ini ditutup, bangunan ini menjadi terabaikan dan sekarang dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

Bangunan seluas 20 hektar yang terdiri dari enam lantai ini dirancang dan dibangun pada tahun 1898 oleh arsitek Ottoman Perancis Alexander Vallaury untuk Compagnie Internationale des Wagons-Lits, Perusahaan kereta penumpang Eropa yang mengoperasikan Orient Express. Idenya adalah untuk mengubahnya menjadi resort bintang lima yang melayani wisatawan Eropa yang berkunjung ke Istambul dalam jumlah besar di puncak Belle Epoque, "Zaman Keemasan" peradaban Eropa. Tetapi Sultan Abdul Hamid II dari Kekaisaran Ottoman menolak izin operasi dengan alasan bahwa aktivitas perjudian akan tidak bermoral.

PANTI ASUHAN PRINKIPO, BANGUNAN KAYU TERTUA DI EROPA

Bangunan Kayu Tertua di Eropa ini kenudian dijual kepada istri seorang bankir Yunani terkemuka Eleni Zarifi dan menyumbangkannya kepada Patriarkat Ekumenis Konstantinopel, sebuah gereja yang mengubahnya menjadi panti asuhan. 

Panti Asuhan Prinkipo menjadi rumah bagi sekitar 5.800 anak-anak Yunani minoritas dari tahun 1903 hingga tahun 1964 ketika dipaksa untuk ditutup selama periode ketegangan politik yang meningkat antara Turki dengan Yunani di Pulau Siprus di Mediterania Timur. Pada tahun 1997, Bangunan Kayu tertua di Eropa ini disita oleh Turki  tetapi dikembalikan ke Patriarkat Ekurmenis Konstatinopel pada tahun 2010 atas perintah pengadilan.

Pada tahun 2018, Europa Nostra dan Bank Investasi Eropa menominasikan Panti Asuhan Prinkipo sebagai salah satu dari tujuh warisan budaya paling terancam punah. Namun Patriark Ekumenis Konstatinopel ingin melestarikan dan memperbaiki bangunan tetapi kurangnya dana dan ketegangan politik yang terus menerus antara Turki dan Yunani atas berbagai masalah, termasuk perlindungan Bizantium dan warisan Yunani di Istambul, telah menunda upaya pelestarian.  


sumber: amusingplanet.com

 

   
Views
Share:

TIM PENELITI TEMUKAN SILSILAH MANUSIA YANG BARU PUNAH DI PAPUA

MahessaBlog | Sebuah garis keturunan manusia yang baru punah yang baru ditemukan hidup di Pulau Papua, Indonesia yang berbaur dengan manusia modern ditemukan oleh para peneliti.

TIM PENELITI TEMUKAN SILSILAH MANUSIA YANG BARU PUNAH DI PAPUA
Denisovan yang misterius hanya diketahui dari fosil yang ditemukan di Gua Denisovayang diperlihatkan pada gambar ini di Pegunungan Altai di Siberia/sunber gambar: Bence Viola, Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi.

Perbedaan genetik garis keturunan ini dari manusia lain menjadikannya sebagai kelompok yang berbeda dengan kerabat kita yang telah punah, Neanderthal dan Denisova seperti yang kami lansir dari laman livescience.com.


Meskipun manusia modern sekarang merupakan satu-satunya keturunan manusia yang masih hidup, yang lain tidak hanya hidup berdampingan dengan manusia modern, tetapi bahkan kawin silang dengan mereka meninggalkan DNA dalam genom manusia modern. Silsilah kuno ini tidak hanya mencakup Neanderthal, kerabat terdekat manusia modern yang telah punah tetapi juga Denisovans yang misterius yang hanya diketahui dari fosil yang ditemukan di Gua Denisova di Pegunungan Altai, Siberia.

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa sementara Denisova berbagi asal yang sama dengan dengan Neanderthal, seperti Neanderthal berasal dari manusia modern. Pekerjaan sebelumnya memperkirakan nenek moyang manusia modern terpisah dari para leluhur bersama Neanderthal dan Denisova sekitar 700.000 tahun yang lalu dan leluhur manusia Neanderthal dan Denisova berbeda satu sama lain sekitar 400.000 tahun yang lalu. 


Pada tahun 2018 para ilmuwan menemukan bahwa Denisovans sebenarnya memiliki lebih dari satu garis keturunan. Satu terkait erat dengan Siberia Denisovan dan memiliki warisan genetik terutama ditemukan di Asia Timur, Sementara yang lain lebih jauh terkait dengan Siberia Denisovan dan memiliki DNA saat ini sebagian besar terlihat di Papua, Indonesia dan Asia Selatan. Kelompok-kelompok ini terpecah sekitar 283.000 tahun yang lalu.

Manusia Purba baru

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang genetika Denisovan, para ilmuwan menganalisis 161 genom manusia modern yang mencakup 14 kelompok pulau di Asia Tenggara dan Papua.

Para peneliti menemukan bahwa bentangan besar DNA dari wilayah geografis ini tidak konsisten dengan skenerio dimana manusia modern disana berbaur dengan hanya satu garis keturunan Denisovan. Sebaliknya mereka menemukan orang Papua modern membawa ratusan varian gen dari dua garis keturunan Denisovan yang sangat berbeda. yang sebelumnya dikenal di Papua dan Asia Selatan dan yang lainnya tidak pernah diindetifikasi sebelumnya.


Semua dalam semua, "apa yang kami pikir adalah satu kelompok Denisovan tetapi sebenarnya tiga kelompok yang  sangat berbeda. dengan lebih banyak perbedaan di antara mereka daripada yang terlihat saat ini pada manusia modern," kata Murray Cox, seorang ahli genetika populasi di Massey University di New Selandia Baru.

Berdasarkan tingkat perbedaan genetik antara ketiga garis keturunan Denisovan , para peneliti menyarankan garis silsilah manusia yang baru punah ditemukan terpisah dari dua garis keturunan lainnya sekitar 363.000 tahun yang lalu, kata Cox. Secara keseluruhan, garis keturunana Denisovan yang baru ini ,"hampir sama dengan individu Denisovan yang ditemukan di Gua Denisovan seperti halnya dari Neanderthal," kata Cox. "Ini berarti bahwa jika kita akan memanggil Neanderthal dan Denisovan dengan nama khusus, kelompok silsilah manusia yang baru punah ini mungkin memerlukan nama baru juga."

DNA dari garis keturunan yang baru ditemukan ini ditemukan terutama pada indivisu manusia modern yang hidup atau dekat dengan Pulau Papua, Indonesia," kata Cox. "Kami dulu menganggap Denisovan sebagai orang yang tinggal di utara yang membeku. misalnya disekitar Gua Denisovan di Siberia. tetapi pusat grafitasi mereka sebenarnya berada di selatan di daerah tropis Asia Tenggara dan Pulau Papua.


Faktor Kesehatan

Tujuan utama mereka bukan untuk belajar lebih banyak tentang evolusi manusia, tetapi untuk memberi manfaat bagi kesehatan manusia modern.

"Program penelitian kami terutama difokuskan pada peningkatan perawatan kesehatan untuk wilayah di dunia yang secara radikal kekurangan," kata Cox merujuk pada daerah tropis. Faktanya, penelitian tentang manusia purba telah condong ke Eropa dan Eurasia Utara , sebagian karena DNA yang dikumpulkan dari tulang purba hanya dapat bertahan hidup pada wilayah yang dingin. Sampai sekatang DNA tertua dari daerah tropis baru berumur sekitar 6.000 tahun yang lalu.

Manusia modern telah mewarisi banyak varian genetik dari kawin silang dengan mansuia purba yang mempengaruhi kesehatan manusia saat ini yang sebagian besar positif dan yang lainnya negatif, kata Cox. Misalnya banyak orang Eropa membawa varian gen kekebalan dari Neanderthal dan ini terbukti sangat penting bagi kita untuk melawan infeksi hingga hari ini. Jika kita mempertahankan varian gen kuno, itu biasanya karena mereka lebih baik daripada varian manusia modern. Kawin silang dengan hominim kuno dan kami sebagian besar mengambil semua bagian yang bagus.

Dan setidaknya menurut temuan baru silsilah manusia yang baru punah dari banyak kelompok manusia purba di Eurasia ,"kebanyakan mereka tinggal di dekat daerah tropis ."Jika Anda melihat keragaman manusia modern dan keanekaragaman hayati secara umum, misalnya tumbuhan dan hewan, sebagian besar keanekaragaman ada di daerah tropis. Studi ini cocok dengan badan temuan ilmiah yang jauh lebih besar yang menunjukkan bahwa ia juga berlaku untuk hominim purba, pusat gravitasi mereka juga berada di daerah tropis. 


Di masa depan, para peneliti bertujuan menggunakan temuan mereka untuk membantu meningkatkan perawatan kesehatan untuk bagi orang-orang di pulau di Asia Tenggara."Apa yang dilakukan varian kuno ini? Mengapa kita masih memilikinya? Bagaimana kita dapat meningkatkan layanan kesehatan untuk 300 juta orang orang yang pada dasarnya tidak memiliki penelitian perawatan kesehatan sebelumnya karena sangat bias terhadap orang-orang keturunan Eropa?" kata Cox.

     
Views
Share:

ARKEOLOG TEMUKAN SPESIES BARU MANUSIA PURBA HOMO LUZONENSIS DI FILIPINA

MahessaBlog | Tim arkeolog berhasil menemukan spesies baru manusia purba yang sebelumnya tidak pernah dikenal jauh di dalam Gua Callao, Pulau Luzon di Filipina. Spesies manusia purba yang baru ditemukan ini dinamai Homo luzonensis untuk menghormati Luzon, pulau tempat spesies baru manusia purba ini hidup selama zaman Pleistosen akhir sekitar 50.000 tahun yang lalu.

ARKEOLOG TEMUKAN SPESIES BARU MANUSIA PURBA HOMO LUZONENSIS DI FILIPINA
Para peneliti menemukan 13 tulangdan gigi Homo luzonensis di Gua Callao, Filipina/sumber gambar: Proyek Arkeologi Gua Callao, Filipina.

Dengan tinggi kurang dari 4 kaki (1,2 meter) Homo luzonensis adalah manusia hobbit kedua yang tercatat dalam sejarah setelah Homo floresensis yang juga dikenal sebagai manusia hobbit yang ditemukan di Pulau Flores, Indonesia pada tahun 2004.



Meskipun bentuk H.luzonensis pendek seperti manusia hobbit, Ia berbagi fitur dengan sejumlah kerabat manusia purba lainnya, memiliki tulang kaki dan jari yang melengkung seperti Australopithecus, premolar yang memiliki karakteristik mirip yang terlihat di Australopithecus, Homo habilis dan Homo Erectus dan geraham kecil yang terlihat seperti manusia modern atau Homo sapiens.

"Unsur-unsur fosil spesies baru manusia purba ini menunjukkan kombinasi fitur (struktural) morfologis yang tidak terlihat pada spesies lain dari genus Homo sehingga menunjukkan spesies baru manusia purba yang diberi nama Homo luzonensis," kata ketua peneliti Florent Detroit, seorang ahli paleoantropologi di Museum Nasional Sejarah Alam di Paris seperti yang kami lansir dari laman livescience.com.

Diperlukan waktu bertahun-tahun untuk menemukan sisa-sisa Homo luzonensis, setelah para ilmuwan menemukan metatarsal atau tulang kaki berusia 67.000 tahun di Gua Callao, Luzon pada tahun 2007 lalu. Mereka selanjutnya menjadwalkan penggalian lanjutan pada tahun 2011 dan 2015 yang secara total tim arkeolog menemukan 13 tulang fosil dan gigi milik setidaknya dua orang dewasa dan satu anak termasuk dua tulang tangan, tiga tulang kaki, tulang paha dan tujuh gigi. Salah satu fosil yang ditemukan ini berasal dari 50.000 tahun yang lalu yang menunjukkan bahwa Homo luzonensis hidup pada waktu yang sama dengan garis keturunan manusia lainnya termasuk Homo sapiens, Neanderthal, Denisovans dan Homo Floresensis.


ARKEOLOG TEMUKAN SPESIES BARU MANUSIA PURBA HOMO LUZONENSIS DI FILIPINA
Beberapa gigi kanan atas dari salah satu Homo luzonensis. Dari kiri kekanan : dua premolar dan tiga molar/sumber gambar: Projek Arkeologi Gua Callao 


Bagaimana Kelihatannya?

Sulit untuk mengatakan apa yang tampak seperti Homo luzonensis "karena sangat sulit untuk mengetahui dari unsur-unsur yang kita miliki, mengingat ukuran giginya sangat kecil dan bahkan lebih kecil dari Homo floresensis," kata Detroit. "Kemungkinan spesies baru manusia purba yang baru ditemukan ini bertubuh kecil," katanya lebih lanjut.

Selain itu tulang jari kaki dan jari yang melengkung menunjukkan bahwa Homo luzonensis mahir memanjat pohon serta berjalan tegak di tanah. Dan memang genus Homo menjadi Bipedalis yang ketat (artinya berjalan dengan kedua kaki) sekitar 2 juta tahun yang lalu, jadi "kita tentu tidak berpura-pura bahwa Homo luzonensis adalah manusia pohon," kata Detroit. Sebaliknya mungkin saja fitur ini muncul karena Homo luzonensis tinggal di pulau terpencil," katanya.

"Tapi itu adalah pertanyaan yang sangat menarik untuk dijawab," kata Detroit. "Jika mereka bipedal ketat seperti semua anggota genus Homo, apakah fitur primitif mememgaruhi atau mengubah kiprah bipedal mereka atau tidak? Masih terlalu dini untuk menjawabnya tetapi kita perlu mengusahakannya," kata Detroid lebih lanjut.


ARKEOLOG TEMUKAN SPESIES BARU MANUSIA PURBA HOMO LUZONENSIS DI FILIPINA
Palang kaki proksimal Homo luzonensis. Perhatikan kelengkungan tulang memanjangyang menunjukkan bahwa spesies ini diadaptasi untuk memanjat pohon/sumber gambar:Projek Arkeologi Gua Callao.


Banyak misteri lain yang belum terselesaikan, dimana spesies baru manusia purba Homo luzonensis cocok dengan keluarga manusia dan bagaimana kerabat manusia kecil ini bisa mencapai Pulau Luzon di Filipina yang telah menjadi sebuah pulau selama setidaknya 2,6 juta tahun yang lalu.

Bukti penjagalan hewan purba di Luzon yang berasal dari 700.000 tahun yang lalu menunjukkan bahwa "semacam Homo erectus Asia (mungkin berasal dari Cina) yang berhasil melintasi laut dan menetap di Pulau Luzon, dimana mereka kemudian menjalani efek "endemisme picik" yang mengakibatkan ke Homo luzonensis," kata Detroit. Tapi ini sangat spekulatif, saya mungkin salah pada satu (beberapa) aspek skenerio sederhana ini. Kami akan mengerjakan ini pada masa-masa yang akan datang.


Detroit mencatat bahwa para ilmuwan tidak dapat mengekstraksi DNA dari tulang yang sebagian karena iklim basah dan hangat di Filipina tidak membantu melestarikan materi genetik. Namun ada kemungkinan bahwa protein dapat diekstraksi dari sisa-sisa dan itu bisa menjelaskan pertanyaan tentan keluarga manusia pohon ,"  kata para peneliti.

Jika ada spesies baru manusia purba yang sebelumnya tidak diketahui ini menunjukkan kompleksitas evolusi hominim - primata bipedal yang telah meningkatkan ukuran otak, yang mencakup manusia, leluhur kita dan sepupu evolusi kita yang dekat, kata Detroit.

Studi ini melaporkan penemuan yang sangat luar biasa yang pasti akan memicu banyak debat ilmiah selama beberapa minggu, bulan dan tahun. 

Sebagai contoh paa arkeolog selalu skeptis terhadap spesies baru manusia purba yang baru ditemukan yang hanya didasarkan pada beberapa spesiemen fosil. Tetapi sementara sampel sisa-sisa Homo luzonensis "tidak besar", Para penulis studi baru ini menyajikan kasus yang meyakinkan bahwa kerdil adalah spesies baru. 


Temuan ini menunjukkan bahwa "studi evolusi manusia telah terlalu banyak didasarkan pada beberapa area kecil dan tidak biasa (seperti Eropa dan Afrika Selatan), kata Grouccut, pemimpin kelompok penelitian peristiwa ekstrem di Max Planck Institute untuk Ekologi Kimia di Jena, Jerman. "Temuan ini menunjukkan berapa banyak kejutan yang tersisa dan bagaimana evolusi manusia telah menyebabkan semua bentuk hominim yang sangat beragam ini,".

   
Views
Share:

PENELITI TEMUKAN POHON TROPIS TERTINGGI DI DUNIA

MahessaBlog | Tim peneliti dari Inggris dan Malaysia berhasil menemukan pohon tropis tertinggi di dunia. Pohon setinggi 330 kaki (100,8 meter) ini ditemukan di hutan hujan Sabah, Malaysia. Selain itu para peneliti juga meyakini bahwa ini adalah tanaman berbunga tertinggi di dunia yang pernah ada sehingga tidaklah mengherankan pohon yang menjulang tinggi ke angkasa ini dinamakan "Pohon Menara" seperti yang kami lansir dari laman LiveScience.com.

Baca Juga : 7 Pohon Paling Unik Di Indonesia


PENELITI TEMUKAN POHON TROPIS TERTINGGI DI DUNIA

Nah bagi Anda yang ingin melihatnya tetapi tidak dapat pergi ke Pulau Borneo, Para peneliti akan membuat model pohon 3D, yang dapat digerakan orang secara online.

Dengan mempelajari pohon menara para peneliti berharap untuk memahami bagaimana pohon dapat tumbuh sangat tinggi dan jika ada faktor yang mencegah mereka tumbuh lebih tinggi, kata para peneliti.

Pohon Menara ini berasal dari keluarga spesies pohon tropis yang dikenal sebagai Meranti Kuning (Shorea faguetiana), anggota keluarga Dipterocarpaceae yang dapat tumbuh subur di hutan-hutan dataran rendah yang lembab di Asia Tenggara. Sebelumnya pemegang rekor pohon tropis tertinggi di dunia juga berasal dari wilayah ini dari genus Shorea.

Tim peneliti menemukan pohon tropis tertinggi di dunia ini dengan menggunakan laser yang dikenal sebagai pendeteksi cahaya dan jangkauan (LIDAR). Intinya, sebuah pesawat yang membawa perangkat lidar terbang rendah di atas hutan hujan wilayah ini dengan menembakkan sinar laser dan memantulkanya kembali ketika laser mengenai kanopi hutan dan tanah untuk menampilkan data untuk peta topologi.

Baca Juga : Manchineel, Pohon Paling Beracun di Dunia

Setelah melihat data, tim arkeologi kemudian menuju lokasi keberadaan Pohon Menara pada Agustus 2018. Kemudian mereka memindai pohon dengan laser terestrial untuk membuat gambar 3D resolusi tinggi dan mereka juga mengambil gambar dari atas pohon tropis tertinggi di dunia ini dengan menggunakan drone. Selain itu, seorang pendaki lokal bernama Unding Jami dari Kemitraan Penelitian Hutan Hujan Asia Tenggara, memanjat pohon pada Januari 2019 untuk mengukur tinggi persisnya dengan pita pengukur.

"Itu adalah pendakian yang sangat berbahaya dan menakutkan, sangat berangin karena pohon terdekat letaknya cukup jauh," kata Jamil dalam sebuah pernyataan. " Tetapi pemandangan dari atas pohon tropis tertinggi di dunia ini sungguh luar biasa. Aku tidak tahu harus berkata apa, selain sangat menakjubkan,".

Menurut Jamil, Pohon Menara ini kemungkinan merupakan tanaman berbunga tertinggi di dunia, karena lebih tinggi dari pemegang rekor sebelumnya Pohon Kayu Putih (Eucalyptus regnans) yang berada di Tasmania dengan tinggi 326 kaki (99,6 meter) dan pohon tropis tertinggi di dunia sebelumnya setinggi 89,5 meter juga di hutan hujan Sabah beberapa tahun yang lalu.

Tidak termasuk akarnya, Para peneliti menemukan Pohon Tropis Tertinggi Di Dunia ini memiliki berat sekitar 179.700 pound (80.500 kilogram). Tetapi hanya 5% dari massanya yang berasal dari mahkota selebar 40 meter. dan 95% lainnya berada di belalainya. Selain itu batangnya sangat lurus dengan pusat massa berada pada 28 meter di atas permukaan tanah dan hanya berjarak sekitar 0,6 meter dari sumbu vertikal pusatnya. Hal ini menunjukkan bahwa pohon ini sangat simetris dan seimbang meskipun berada pada sebuah lereng.

Pohon tropis tertinggi di dunia ini mungkin sangat rentan terhadap tiupan angin, tetapi nyatanya sejauh ini telah terhindar berkat lokasinya yang terlindung di lembah, kata para peneliti.
Meskipun pohon menara ini sangat tinggi dan besar, Namun pohon ini mampu menghadapi cuaca yang cukup berat. Beberapa faktor dapat mencegah pohon untuk terus tumbuh karena dapat membawa air hingga ke cabang-cabang tertinggi. Dan, walaupun ada pohon tropis yang lebih tinggi lagi di luar sana, Mereka mungkin tidak setinggi seperti Pohon Menara ini.

   

    
Views
Share:

MUMI PEJABAT KHUWY DITEMUKAN DI KOMPLEK PIRAMIDA DJEDKARE ISESI, MESIR

MUMI PEJABAT KHUWY DITEMUKAN DI KOMPLEK PIRAMIDA DJEDKARE ISESI, MESIR
Sisa-sisa mumi yang ditemukan dimakam Khuwy telah banyak dirampok oleh perampok zaman Mesir Kuno/Kementerian Kepurbakalaan Mesir.

MahessaBlog | Sisa-sisa mumi seorang pejabat tinggi bernama Khuwy telah berhasil ditemukan di sebuah makam kuno berusia 4.400 tahun di Selatan Saqqara, Mesir seperti yang kami lansir dari laman livescience.com.

Baca Juga : Peneliti Temukan Puluhan Makam Mumi Berusia 2.300 Tahun di Mesir

Makam kuno berusia 4.400 tahun ini berada disebuah komplek piramida yang dibangun untuk Firaun Djedkare Isesi, yang telah memerintah Mesir dari tahun 2381 SM hingga 2353 SM. Menurut tim arkeologi, Warna-warna hieroglif dan dekorasi makam ini masih terpelihara dengan sangat baik meskipun telah berusia lebih dari 4 milenium.

MUMI PEJABAT  KHUWY DITEMUKAN DI KOMPLEK PIRAMIDA DJEDKARE ISESI, MESIR
Selain menemukan Makam Khuwy, Tim peneliti juga menyelidiki Piramida Djedkare Isesi yang berada disampingnya. Sebuh prasasti yang ditemukan menunjukkan bahwa piramida ini dibangun untuk Ratu Setibhor/Kementerian Kepurbakalaan Mesir.

Selain hieroglif dan banyak gelar Khuwy seperti "pengawan khentiu-dia dari rumah besar" salah satu dari sepuluh Mesir Hulu menunjukkan bahwa dia adalah administrator senior di pengadilan firaun". 

Baca Juga : Arkeolog Temukan Makam Imam Mumi Berusia 2.300 Tahun Di Mesir

Desain terinspirasi oleh Piramida

Di dalam kompleks makam, tampak koridor yang menurun mengarah ke ruang depan (area pintu masuk yang berbetuk seperti lorong). pintu masuk di dinding selatan ruang depan mengarah ke ruang depan dengan gambar yang menunjukkan bahwa Khuwy sedang duduk di depan meja persembahan. Sementara dua pintu masuk di dinding barat ruang depan mengarah ke ruang pemakaman.

Di samping ruang pemakaman, tim arkeolog menemukan sisa-sisa sarkofagus batu kapur yang dirampok dan hampir hancur sejak zaman kuno. Sementara sisa-sisa mumi khuwy ditemuakn diruangan yang sama.

Desain kompleks makan sangat mirip dengan kamar yang dibangun di bawah piramida selama periode dinasti kelima Mesir (2465 SM - 2323 SM).

Baca Juga : Penemuan Mumi Dinasti Ke-17 Di Mesir 

Lebih Banyak Penemuan

Penemuan Mumi Pejabat Khuwy ini dipimpin oleh Mohamed Megahed, seorang arkeolog dari Kementerian Kepurbakalaan Mesir yang juga turut menyelidiki piramida yang terletak di samping Djedkare Isesi yang menemukan bahwa itu adalah milik seorang ratu bernama Setibhor.

Selain itu juga ditemukan juga sebuah prasasti dalam kolom yang berbunyi, "Orang yang melihat Horis dan Het, yang agung tongkat kerajaan, pujian yang hebat, istri raja, Setibhor yang disayanginya,".

Menurut sebuah pernyataan, para arkeologi telah mengetahui tentang keberadaan piramida itu, sampai sekarang namun mereka tidak menyadari bahwa piramida ini dibangun untuk sang ratu. "Ukuran besar komplek Piramida Ratu Setibhor dan gelarnya sebagai istri raja mengindikasikan mungkin intervensi langsungnya dalam membantu suaminya, Raja Djedkare )Isesi) naik tahta Mesir,". Menurut sebuah pernyataan dari Institute Ceko dari Egyptology.

Baca Juga : Sejarah Mumi Di Tanah Papua, Indonesia

Selain terus menyelidiki keberadaan Mumi Pejabat Khuwy, Tim juga melakukan pekerjaan restorasi pada piramida firaun Djedkare Isesi.   

 
Views
Share:

TIM ARKEOLOGI TEMUKAN HARTA KARUN DEWA SUPERNATURAL DI DANAU TITICACA ANDES

TIM ARKEOLOGI TEMUKAN HARTA KARUN DEWA SUPERNATURAL DI DANAU TITICACA ANDES
Seorang penyelam melakukan pencarian di dasar Danau Titicaca/Teddy Seguin


MahessaBlog | Tim penyelam arkeologi baru-baru ini telah berhasil menemukan harta karun dewa persembahan di Danau Titicaca Andes berupa puma yang diukir dari batu permata berlapis lazuli biru, medali emas dan liontin batu pirus di dasar danau yang mungkin dipersembahkan untuk dewa supernatural pada ratusan tahun yang lalu oleh orang-orang dari Budaya Tiwanaku, sebuah suku yang membentuk negara besar pertama di Pegunungan Andes seperti yang kami lansir dari laman livescience.com.


Selain menemukan harta karun Dewa Supernatural, para penyelam juga menemukan sebuah pulau kecil di dekat tengah Danau Titicaca yang saat ini berada dibawah permukaan air danau yang diyakini oleh para peneliti sebagai tempat persembahan di danau ini.

Menurut Christine Hastorf, seorang profesor antropologi dari University of California, Berkeley, "Sangat mudah untuk melihat mengapa pulau kecil ditengah danau ini menjadi tempat persembahan yang sangat sakral karena tempat ini berada di pusat danau yang luas,".

Danau Titicaca Surga Para Penyelam

Para penyelam sebenarnya telah mengetahui sejak puluhan tahun yang lalu bahwa Dasar Danau Titicaca menyimpan banyak harta karun. Danau Tertinggi di Dunia yang melintasi batas antara Peru dan Bolivia. 

Baca Juga : 7 Kawasan Lahirnya Peradaban Kuno Di Dunia


TIM ARKEOLOGI TEMUKAN HARTA KARUN DEWA SUPERNATURAL DI DANAU TITICACA ANDES
Para peneliti menemukan artefak batu semimulia, seperti patung puma berlapis lazuli di dasar Danau Titicaca/Teddy Seguin

Penemuan harta karun di dasar Danau Titicaca pertama kalinya terjadi pada tahun 1977, ketika penyelam amatir Jepang di Bolivia menemukan daerah berbatu yang dikenal sebagai Khoa Reef di Pulau Matahari di Danau Titicaca. Terumbu karang di dasar danau memiliki artefak yang sangat luar biasa. Pecahan pembakar dupa keramik berbentuk seperti kucing dan kotak-kotak berisi patung mini yang dibuat dari Cangkang Spondylus, tiram berduri ditemukan di dasar danau.

Ekspedi penyelaman selanjutnya dilakukan pada tahun 1988 dan 1989 - 1992  Di Khoa Reef dan berhasil menemukan 385 artefak yang sangat luar biasa seperti tulang llama, keramik, batu, emas dan perak. Beberapa artefak yang ditemukan ini juga berasal dari Suku Inca (Suku Inca menganggap Danau Titicaca sebagai pusat kosmos dan asal-usul umat manusia, jadi tidaklah mengherankan jika merekajuga mempersembahkannya). 

Baca Juga : 10 Hewan Mengerikan Penghuni Sungai Amazon

Namun karena karang berbatu telah menghasilkan sedimen dan bergeser dari waktu ke waktu yang cukup lama, Ketua peneliti studi Christophe Delaere, seorang arkeolog dari Pusat Oxford di Inggris dan rekan-rekannya memutuskan untuk melakukan penggalian sistematis di situs Danau Titicaca.

Pada tahun 2013, Penyelaman yang dilakukan oleh tim arkeolog berhasil menemukan banyak artefak yang bisa menjelaskan akan kepercayaan dan ritual keagamaan Tiwanaku, kata peneliti studi Jose Capriles, assisten profesor antropologi di Penn State University yang salah satunya adalah penemuan arang di situs bawah air Danau Titicaca yang menunjukkan bahwa bidaya Tiwanaku telah membakar beberap persembahan.

Selain pembakar dupa kucing, para peneliti juga menemukan ornamen dari logam seperti medali emas yang diukir dewa berwajah sinar Tiwanaku dan artefak dari batu semimulia. Selain itu para penyelam juga menemukan tulang peliharaan dari llma (Llama glama) yang berasal dari tahun 794 - 964 masehi, waktu yang sesuai dengan berdirinya negara Tiwanaku.

Pada bagian karang juga terdapat tulang-tulang burung air seperti teal dan burung kormoral, katak, killifish dan lele yang munkin karena mati disana secara alami bukan sebagai hewan persembahan. Namun hewan lainnya mungkin diperlakukan sebagai hewan persembahan seperti Spondylus yang berasal dari perairan lautan hangat di lepas pantai Ekuador yang berjarak sekitar 2.000 kilometer dari Danau Titicaca. 


Studi ini terbilang spektakuler karena termasuk tiga penggalian sistematis daripada daripada mengambil secara acak dari bawah air, yang merupakan apa yang kita miliki sebelumnya. Selain itu penemuan ini menunjukkan keragaman bahan yang dianggap cukup layak untuk ditawarkan kepada para dewa yang bahkan hingga hari ini orang-orang Aymara menganggap Danau Titicaca memiliki kekuatan mistis

         
Views
Share:

DINOSAURUS PARUH BEBEK PERNAH HIDUP DI KUTUB UTARA 69 JUTA TAHUN YANG LALU

DINOSAURUS PARUH BEBEK PERNAH HIDUP DI KUTUB UTARA 69 JUTA TAHUN YANG LALU
Ilustrasi Dinosaurus Paruh Bebek yang ditemukan di Kutub Utara / Masato Hattori


MahessaBlog | Sekitar 69 juta tahun yang lalu, Arktik adalah tempat yang relatif hangat dan berhutan, tempat bagi kawanan Dinosaurus Paruh Bebek berkeliaran, theropoda mirip burung raptor anggota keluarga dari tyrannosaurus. 
 
Sekarang, para peneliti telah menemukan fosil dinosaurus paruh bebek ini di Lereng Utara Alaska. Penemuan ini dapat mengungkapkan bahwa hewan-hewan ini sangat beragam daripada yang diyakini sebelumnya. 

Baca Juga : Peneliti Temukan Otak Fosil Dinosaurus Berusia 130 Juta Tahun.
Fragmen tengkorak yang berasal dari lambeosaurine yang merupakan jenis dinosaurus paruh bebek jambul. Sebelumnya, satu-satunya  yang diketahui  dari Kutub Utara adalah Cretaceous atau dinosaurus paruh bebek jambul.

"Penemuan baru ini menggambarkan hubungan geografis antara lambeosaurine Amerika Utara dan Timur Jauh." kata pemimpin penelitian Ryuji Takasaki, seorang palentologis dari Universitas Hokaido di Jepang dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga : Peneliti Temukan Fosil Bulu Burung Prasejarah Berusia 100 Juta Tahun.

Fosil baru ini kini berada di Museum Alam dan Sain Perot di Dallas, Texas yang terdiri dari sepotong tengkorak dari dinosaurus tunggal yang ditemukan di Liscomb Bonebed di Lereng Utara terpencil dari Alaska, Kutub Utara. Fosil Dinosaurus Paruh Bebek ini dalam lapisan tulang diyakini berasal dari 69 juta tahun yang lalu. Para peneliti juga menemukan lebih dari 6.000 tulang dan fragmen tulang disana.

Sebagian tulang yang ditemukan adalah milik dari hadrosaurine , dinosaurus paruh bebek yang sering ditemukan disepanjang dataran pantai atau delta sungai yaitu disekitar area Liscomb Bonebed di Cretaceous. Namun, fosil yang baru ditemukan ini memiliki ciri-ciri tengkorak yang tidak cocok dengan kelompok yang disebut hadrosauria. Sebagai gantinya, fosil tengkorak yang baru ditemukan ini cocok dengan kelompok yang disebut lambeosaurines, yang dibedakan oleh lekukan berlubang di bagian tas kepala mereka.

Baca Juga : Arkeologi Temukan Ribuan Fosil Hewan Berusia 500 Juta Tahun di Cina

Fragmen tengkorak memiliki tonjolan tulang yang kuat hanya terlihat pada lambeosaurines, seperti yang kami lansir dari laman livescience.com. Selain itu tengkoraknya juga lebih pendek dari tengkorak hadrosaurine.

Keragaman dinosaurus di Kutub Utara

Sebelumnya lambesaurines paling utara berasal dari Alberta selatan, di Kanada, kata para peneliti. Namun temuan baru ini mengisyaratkan bahwa populasi arktik mirip dengan yang berada di Kutub Selatan.

Fakta bahwa hanya satu tengkorak lambesaurine telah ditemukan di Liscomb Bonebed mungkin menunjukkan bahwa Lambesaurine tidak seperti hadrosaurine, tidak berkumpul di daerah pantai. Lambesaurine di tempat lain di Amerika Utara dan Asia biasanya ditemukan di lingkungan pedalaman. Jadi ini mungkin adalah sedikit dari temuan dinosaurus paruh bebek di dekat garis pantai kuno di Alaska.

Baca Juga : Arkeologi Sangsikan Penemuan Fosil Ular Berkaki Empat

Dan menurut Takasaki, Pekerjaan di Alaska ini akan terus berlanjut untuk mengungkapkan seberapa dekat dinosaurus Asia dan Amerika Utara saling berhubungan.

 

  
    
Views
Share:

RAHASIA EVEREST, GUNUNG TERTINGGI DI DUNIA YANG WAJIB DIKETAHUI

RAHASIA EVEREST, GUNUNG TERTINGGI DI DUNIA YANG WAJIB DIKETAHUI
Gletser yang mencair akibat pemanasan global mengungkapkan puluhan mayat yang terkubur di gunung tertinggi di dunia ini.


MahessaBlog | Perjalanan berbahaya ke puncak Gunung Everest penuh dengan rintangan. Salju es yang jatuh, medan yang tidak rata, suhu dibawah minus derajad dan ketinggian yang sangat luar biasa menyebabkan beberapa penyakit di ketinggian. Sementara sekitar 5.000 orang pendaki berhasil mencapai puncak Everest, 300 orang pendaki diperkirakan tewas disepanjang jalan saat mendaki gunung tertinggi di dunia ini. 

Baca Juga :



Pada akhirnya mayat-mayat para pendaki yang tewas tertutup oleh salju es dan tetap tersembunyi ditempat itu selama bertahun-tahun. Tetapi sekarang perubahan iklim telah mempercepat pencairan salju es di Gunung Everest sehingga mayat-mayat yang terkubur dibawah salju es dapat terlihat kembali, seperti yang kami lansir dari laman LiveScience.com.

Pada tahun lalu sekelompok peneliti menemukan bahwa es di Gunung Everest lebih panas daripada biasanya, dan sebuah penelitian yang dilakukan pada 4 tahun lalu menemukan bahwa kolam di Gunung Everest telah mengembang dengan mencairnya salju es. Tapi para peneliti bukan saja menemukan banyaknya salju es yang mencair tetapi juga memperlihatkan tubuh-tubuh yang terkubur di balik salju es Gunung Everestseperti yang terlihat akibat pergerakan Gletser Khumbu di Nepal.

Sebagian mayat terlihat muncul di sekitar Air Terjun Khumbu, salah satu tempat paling berbahaya di Gunung Everest. Di sana, balok-balok es secara tak terduga runtuh yang mengakibatkan gletser dapat runtuh beberapa meter kebawah perhari. Menurut laporan Washongton Post pada tahun 2015, Pada tahun 2014 ditemukan 16 pendaki yang tewas sekaligus di daerah tersebut tertimpa es yang terjatuh.

Baca Juga :



Sementara mengevakuasi mayat dari gunung tertinggi di dunia ini adalah pekerjaan yang cukup rumit dan sangat mahal serta kendala hukum di Nepal. Hukum Nepal misalnya mewajibkan lembaga pemerintah untuk terlibat ketika berurusan dengan mereka.

Terlebih lagi banyak pendaki yang tewas di gunung tertinggi di dunia ini lebih suka  terkubur di gunung ini jika mereka mati.


Views
Share:

Blog Archive

Bookmarking

Ikuti Facebook