Sukhoi Su-57

Pesawat Tempur Generasi Kelima Terbaru Rusia

Paus Biru

Mahluk Paling Besar Di Bumi

Lukisan Gua Kalimantan

Sebuah lukisan hewan berusia 40.000 tahun bergambar binatang buas misterius seperti sapi liar yang ditemukan di Gua Kalimantan, Indonesia

Kampung Wisata Tegallalang. Ubud, Pulau Bali

Menjelajahi Ubud - Kota Terindah di Dunia

The Vow

Film Romantis Terbaik Berdasarkan Kisah Nyata

FOSIL KURA-KURA TERBESAR DI DUNIA DITEMUKAN

FOSIL KURA-KURA TERBESAR DI DUNIA DITEMUKAN

(Ilustrasi: kura-kura (Stupendemys georgrahicus).

MahessaBlog | Sebuah cangkang fosil kura-kura berusia 8 juta tahun yang lalu berhasil ditemukan di Venezuela. Kura-kura berukuran 2,4 meter ini yang ditemukan ini merupakan fosil kura-kura terbesar di dunia yang pernah diketahui oleh para peneliti.

Menurut peneliti, Cangkang yang baru ditemukan ini merupakan milik binatang buas yang telah punah yang bernama Stupendemys georgrahicus. Hewan ini pernah hidup di Amerika Selatan bagian utara pada Zaman Miosen sekitar 12 juta - 5 juta tahun yang lalu.


S. georgraphicus memiliki berat sekitar 1.145 kilogram atau 100 kali lebih besar dari kerabat terdekatnya Penyu Amazon (Peltocephalus dumerilianus) atau dua kali lebih besar dari Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) Spesies Penyu Terbesar di Dunia saat ini seperti yang kami lansir dari laman LiveScience.com.

Menurut peneliti senior Marcelo Sanzhez-Villagra dari Institue dan Museum Paleontologi, Universitas Zurich, Jerman, " Dengan cangkangnya yang sangat mengesankan menjadikan hewan purba ini salah satu kura-kura terbesar di dunia yang pernah ditemukan,".

Menurut Sanzhez, "Spesies ini kemungkinan mencapai ukuran raksasa berkat lahan basah yang hangat di sekitar danau di habitat aslinya,".


Para ilmuwan telah mengetahui ukuran kura-kura terbesar sejak tahun 1976, tetapi penyelidikan sekarang ini dapat mengungkap lebih banyak fosil dan rahasia kura-kura kuno yang sampai saat ini masih kurang dipahami oleh para ilmuwan. Sebagai contoh caiman besar (sejenis buaya) menyerang kura-kura purba memiliki cangkang bertanduk.

Dalam penelitian ini, Para ilmuwan juga meneliti cangkang dan rahang bawah pertama yang diketahui dari kura-kura terbesar di dunia ini yang berasal dari penggalian tahun 1994 di situs Urumaco, Venezuela serta penemuan-penemuan fosil kura-kura terbesar lainnya dari Gurun La Tatacoa di Kolombia.


Setelah memeriksa fosil-fosil kUra-kura purba ini, para peneliti menyadari bahwa kura-kura purba jantan memiliki senjata unik seperti tanduk pada bagian depan atau bagian cangkang atas. Tanduk ini mungkin digunakan kura-kura purba ini sebagai senjata saat bertarung. Perilaku agresif juga masih terlihat pada kura-kura modern yang jantannya sering terlihat bertarung untuk membangun dominasi kekuasaan wilayahnya.

"Bekas luka memanjang pada tanduk sebelah kiri dari salah satu kura-kura purba ini bisa menjadi tanda dari sebuah pertarungan antara para kura-kura pejantan," kata para peneliti.


Sementara satu tanda gigitan dari caiman pada cangkang yang lain menunjukkan bahwa, meskipun ukuran kura-kura ini sangat besar, tetapi masih banyak predator yang mengintai untuk membunuh kura-kura terbesar di dunia yang pernah hidup di bumi ini.


Editor: Rey Mahessa
Sumber: LiveScience.com
   
Views
Share:

MENGENAL SENJATA PEMUSNAH MASSAL RUDAL BALISTIK ANTARBENUA

MENGENAL SENJATA PEMUSNAH MASSAL RUDAL BALISTIK ANTARBENUA


MahessaBlog | Rudal Balistik Antarbenua (ICBM) adalah senjata paling ampuh dan paling ditakuti di dunia saat ini. Dalam waktu kurang dari satu jam, Senjata ini mampu menyerang hampir seluruh negara di dunia dengan akurasi yang sangat mencengangkan dengan kecepatan yang nyaris tak terbendung oleh siapapun.

Gagasan penciptaan rudal balistik antabenua (ICBM) datang dari Nazi Jerman dengan proyek ambisius A9 / 10 yang berpotensi dapat mencapai target di Amerika Serikat. meskipun proyek ini tidak pernah selesai. Namun setelah Perang Dunia II berakhir, Amerika Serikat dan Rusia melanjutkan proyek rudal balistik antarbenua mereka dengan konsep mereka sendiri. Rusia menciptakan R-7, Rudal raksasa yang berhasil melakukan perjalanan 6.000 kilometer pada tahun 1957 dan mulai beroperasi pada tahun 1959. Pada tahun yang sama, Amerika Serikat mendeklarasikan Atlas SM-65, Sebuah rudal balistik dari operasional mereka sendiri.


Di mulai dari sini, teknologi rudal balistik antarbenua terus meningkat. Rudal pertama memiliki Circular Error Probable (CEP) beberapa kilometer, yang berarti bahwa mereka bisa mendapatkan setidaknya sedekat mungkin dengan target. Mereka hanya mampu membawa satu hulu ledak yang ditempatkan di silo besar. Jarak maksimum mereka hanya sekitar 6.000 kilometer saja.

Saat ini, ICBM memiliki CEP 200 meter dengan jangkauan lebih dari 10.000 kilometer dan yang lebih penting, kecepatan mereka hampir tak terbendung oleh siapapun. Saat diluncurkan, booster roket mereka (baik bahan bakar padat atau cair) menyala selama 3 sampai 5 menit untuk memberi daya pada rudal ke ketinggian ratusan kilometer di angkasa. 


Kemudian rudal diluncurkan antara satu dan sepuluh Multiple Re-entry Vehicle (MIRV) yang ditargetkan secara terpisah yang masing-masing memiliki hulu ledak termonuklir sendiri. Pada tahap akhir, MIRVs mengejar target dengan kecepatan tertinggi hingga Mach 25 (30.870 km/jam). Rudal ini dapat menempuh jarak sekitar 4.500 kilometer hanya dalam waktu 20 menit.

Kemungkinan untuk menghentikan rudal balistik antarbenua adalah dengan adanya pasukan khusus yang dapat menghancurkan platform peluncuran sebelum peluncuran terjadi. Sementara rudal anti-rudal tertentu mungkin dapat menghancurkan ICBM sebelum ia melepaskan MIRV nya, namun ini masih diragukan seberapa efektif dan handal penanggulangan rudal anti-rudal tersebut.

Rudal Balistik Antarbenua modern jauh lebih kecil dari pendahulunya. Rudal balistik antarbenua R-7 memiliki panjang 37 meter, tetapi rudal balistik antarbenua M-51 yang diluncurkan dari kapal selam hanya sepanjang 12 meter. Ukuran kecil ini memungkinan negara untuk menembakkan ICBM dari tidak hanya silo tetapi juga dapat diluncurkan dari Truk atau Kapal Selam. 


Peluncuran Rudal Balistik Kapal Selam (SLBM) dilakukan oleh kapal selam. Kapal selam rudal balistik antarbenua jauh lebih sulit untuk dideteksi dan dicegat daripada fasilitas peluncuran di darat. Sementara posisi rudal balistik berbasis silo stasioner diketahui dan ini sudah ditargetkan oleh rudal nuklir musuh. Sementara rudal balistik antarbenua dibawah laut memiliki lebih banyak peluang untuk selamat dari serangan pertama, begitu negara tersebut diserang.

Karena hulu ledak nuklir pada rudal balistik antarbenua sangat menghancurkan dengan biaya yang sangat besar dan indikasi politik, Rudal balistik antarbenua tidak pernah digunakan dalam pertempuran dan semoga ini tidak akan pernah terjadi.

Hanya beberapa negara di dunia yang memiliki rudal balistik antarbenua (ICBM) yaitu AS, Rusia, Cina, Inggris, Perancis, India, Pakistan, Israel dan Korea Utara. Alasan hanya negara ini saja yang memiliki rudal balistik antarbenua karena biaya yang sangat mahal, tenaga ahli dan ketrampilan luar biasa yang diperlukan untuk pengembangan rudal dengan hulu ledak nuklir. seperti rudal balistik antarbenua milik AS, Trident II seharga $ 37 juta. Harga ini belum termasuk biaya pengembangan yang bisa mencapai 6 miliar dolar.


Berikut 10 rudal balistik antarbenua terbaik di dunia saat ini
  1. Trident II - USA
  2. R-36M2 Voyevoda - Rusia
  3. RS-24 Yars - Rusia        
  4. LGM-30G Minuteman III - USA
  5. R-29RMU2.1 Layner - Rusia
  6. M51 - Perancis
  7. DF-41 - Cina
  8. DF-31AG - Cina
  9. JL-2 - Cina
  10. Bulava - Rusia
 
Editor: Rey Mahessa

Sumber: Military-today.com


Views
Share:

RUSIA PERSENJATAI PESAWAT BOMBER TU-160M DENGAN RUDAL HIPERSONIK KINZHAL

PESAWAT BOMBER TU-160M

MahessaBlog | Petinggi militer Rusia berencana untuk mempersenjatai pesawat bomber Tu-160 dengan rudal hipersonik Kinzhal seperti yang kami lansir dari kantor berita Rusia, TASS naru-baru ini. "Kemungkinan penempatan rudal hipersonik Kinzhal pada pesawat bomber Tu-160M akan selesai pada akhir tahun ini', kata beberapa sumber.

Sumber itu juga tidak menyebutkan, bagaimanapun, apakah pesawat pembom Tu-160M benar-benar akan dilengkapi dengan rudal hipersonik Kinzhal, Sementara kantor berita TASS belum memiliki konfirmasi resmi tentang hal ini.


Namun beberapa sumber lain di industri Pertahanan Rusia mengatakan pada Juli 2018 bahwa ada rencana untuk menguji sistem rudal hipersonik Kinzhal diatas pesawat pembom jarak jauh Tu-22M3.

Namun Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pada senuah pertemuan di Kazan pada bulan Januari bahwa pesawat pembom strategis Tu-160M akan diproduksi secara bertahap dan direncanakan akan dapat digunakan oleh militer Rusia pada tahun 2021 yang akan datang.Kepala pertahanan tersebut menetapkan bahwa produksi bomber telah dimulai kembali di Perusahaan Penerbangan Kazan.

Tu-160 adalah pesawat bomber pembawa rudal strategis supersonik multimode dengan sayap sapuan variabel. Petinggi Rusia mengumumkan keputusannya pada 2015 untuk memulai kembali produksi pembom strategis Tu-160 dalam versi Tu-160M yang ditingkatkan di Kazan Aircraft Interprise.


Pada tanggal 2 Februari, prototipe Tu-160M yang ditingkatkan dari pesawat bomber Tu-160 mulai operasional dan memulai penerbangan pertamanya. Pesawat bomber yang telah ditingkatkan ini memiliki peralatan penerbangan dan navigasi canggih, alat bantu defensif onboard terbaru, sistem komunikasi yang canggih dan handal dengan peningkatan hambatan pengacau, radar baru, dan sistem penanggulangan elektronik. Pesawat bomber ini mampu membawa hingga 12 rudal jelajah strategis pada dua peluncur berputar multi-posisi di dalam badan pesawat dan senjata unik lainnya yang dapat memperluas kemampuan tempurnya ketika menggunakan rudal konvensional atau nuklir. 

Pada 28 November, pesawat bomber strategis Tu-160M yang telah ditingkatkan akan dipindahkan dari bengkel produksi ke stasiun pengujian penerbangan Perusahaan Penerbangan Kazan untuk uji coba pabrik dan penerbangan pabrik. 


Sistem Rudal Hipersonik Kinzhal

Kinzhal adalah sistem udara Rusia terbaru yang terdiri dari pesawat MiG-31K sebagai pesawat pengirim dan rudal hipersonik. Menurut laporan media. Rudal hipersonik Kinzhal adalah versi udara dari sistem rudal taktis Iskandar. Presdien Rusia Vladimir Putin mulai meluncurkan sistem rudal hipersonik yang diluncurkan udara Kinzhal di State of the Nation yang alamatnya ditujukan ke Majelis Federal pada Maret 2018. 

Saat ini satu skuadron pesawat MiG-31K yang dipersenjatai dengan rudal hipersonik Kinzhal sedang dalam tugas tempur eksperimental di militer, selatan, Rusia.  


Editor: Rey Mahessa
Sumber: TASS.com  

Views
Share:

SEVOM KHORDAT, SISTEM RUDAL PERTAHANAN UDARA JARAK MENENGAH TERCANGGIH IRAN

SEVOM KHORDAT, SISTEM RUDAL PERTAHANAN UDARA JARAK MENENGAH TERCANGGIH IRAN

MahessaBlog | Saat ini Iran telah memiliki sistem rudal pertahanan udara jarak menengah canggih untuk memperkuat pertahanan wilayahnya dari serangan rudal musuh. Sevom Khordat yang juga dikenal sebagai Khordat ke-3 resmi diperkenalkan oleh Iran pada tahun 2016 ini menggunakan sasis beroda 6x6 berdasarkan truk komersial IVECO dengan sistem pertahanan udara mengandung radar array bertahap aktif di atas bagian depan dan tiga rudal dibelakangnya. Sevom Khordat mampu mencapai target hingga 105 km dengan ketinggian hingga 30 km.


Gagasan diciptakannya sistem rudal pertahanan udara jarak menengah Sevom Khordat diperkenalkan antara tahun 2005 hingga 2010. Pada saat itu Iran berencana untuk membeli sistem pertahanan udara Rusia yang pada akhirnya Iran memesan pada tahun 2007 sistem pertahanan udara jarak jauh Rusia S-300 untuk dikirimkan tetapi gagal dilakukan karena PBB mengadopsi resolusi terhadap Iran. Walaupun resolusi ini tidak termasuk pengiriman S-300 ke Iran tetapi diklaim sebagai alasan dari Rusia untuk tidak mengirimkannya. 

Kemudian Iran meresponsnya dengan mengembangkan sisten pertahanan rudal sendiri dengan memulai pengembangan S-300 versi Iran yang disebut "Bavar 373", Islamic Republic Guard Corps (IRGC) telah mempercepat pengembangan sistem pertahanan udara jarak menengah terbaru Iran yang mengarah pada pembentukan dari keluarga Raad. 

Keluarga Raad (Guntur) berisi 3 sistem berbeda yang mulai beroperasi satu demi satu. Sistem rudal pertahanan udara Iran, Raad pertama dimulai pada tahun 2012 dengan menggunakana sistem elektro-optik untuk mendeteksi serta setiap peluncur kendaraan pembawa 3 rudal plus radar pasif tambahan.


Sementara Sistem rudal pertahanan udara Iran kedua dinamakan Tabas yang secara resmi diperkenalkan pada tahun 2014. Sistem rudal pertahanan udara ini dilengkapi dengan radar mekanik dan dapat membawa 3 buah rudal yang dapat mencapai target maksimal 75 km.

Sementara sistem rudal pertahanan udara jarak menengah tercanggih Iran saat ini adalah Sevom Khordat yang menggunakan sasis beroda 6x6 yang sama dengan Raad dan Tabas. Sevom Khordat jauh lebih canggih dibandingkan dengan Khordat atau Tabas karena menggunakan radar array X-band aktif dengan 1.700 elemen, Transporter Erector Launcher dan Radar (TELAR) dengan menggunakan rudal Taer-2 yang sama. Sistem rudal pertahanan udara tercanggih Iran ini mampu mencapai target maksimum 105 km pada ketinggian 30 km.


Selain itu Sevom Khordad dapat mendeteksi 100 target sekaligus dengan melibatkan 4 target secara bersamaan dengan dapat memandu 2 rudal pada setiap target.

SEVOM KHORDAT, SISTEM RUDAL PERTAHANAN UDARA JARAK MENENGAH TERCANGGIH IRAN
Sementara itu baterai berisi 1 kendaraan TELAR dan 2 TEL. Jadi 1 baterai memiliki 9 rudal siap tembak, Satu batalion memiliki 4 baterai dengan 4 TELAR dan 8 TEL dengan dapat mencapai 16 target secara bersamaan. Setiap batalion tambahan termasuk Bashir S-Band 3D eadar bertahap array memiliki jangkauan deteksi 350 km. Batalion juga memiliki unit komando dan kontrol (C2) berdasarkan sasis truk IVECO. Unit C2 dapat menyediakan komunikasi antar baterai Sevom Khordad. Selain itu unit C2 dapat menghubungkan sistem pertahanan udara lain dari keluarga Raad termasuk juga Tabas. ke dalam jaringan pertahanan udara tunggal. yang memungkinnya dapat menjangkau area yang lebih luas. Seperti pada 19 Juni 2019 lalu setelah sebuah kendaraan udara tak berawak RQ-4 Global Hawk milik Amerika Serikat ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara jarak menengah tercanggih Iran Sevom Khordad di atas Selat Hormuz. 


Pembaharuan untuk sistem pertahanan udara jarak menengah Iran ini terus dilakukan. Direncanakan Sevom Khordad dapat menjangkau target hingga 200 km sebelum tahun 2021 dan menjadikan Sevom Khordad sebagai sistem rudal pertahanan udara Iran ini sebagai sistem pertahanan jangka menengah dan panjang Iran, 


Editor: Mahessa Rey
Sumber: Military-Today.com
    
Views
Share:

Blog Archive

Bookmarking

Ikuti Facebook