Mahessa83 -
Para peneliti telah mengamati jejak abu dan beberapa serpihan kimia dari sebuah letusan gunung berapi yang maha dasyat dari jejaknya pada lapisan es di kutub utara dan kutub selatan.
Namun hingga saat ini para peneliti belum berhasil menemukan gunung berapi yang meletus dan bertanggung jawab atas jejak-jejak abu vulkanik di lapisan es tersebut.
Para ilmuwan mengatakan bahwa temuannya yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences itu adalah bahwa letusan gunung berapi tersebut adalah yang terbesar dalam 7.000 tahun terakhir. Namun asal usulnya telah membingungkan para ilmuwan hingga beberapa dekade.
Sejauh ini para ilmuwan hanya mengetahui letusan dasyat yang terjadi pada saat Gunung Tambora meletus pada 5 April 1815 yang mengakibatkan ribuan orang meninggal yang letusannya mendatangkan gelombang tsunami yang maha besar dan letusan Gunung Krakatau yang terjadi pada 27 Agustus 1883 yang awan abunya sempat menutupi hampir seperempat bagian bumi.
Meneliti pada sebuah teks dari abad pertengahan yang menceritakan tentang iklim dunia yang secara mendadak mendingin dan juga menyebabkan gagal total pada panen para petani dunia yang membuat warga dunia menjadi susah bahkan diduga banyak penduduk dunia yang tewas.
Berdasarkan fakta tersebut baru para ilmuwan menemukan gunung berapi yang bertanggungjawab atas peristiwa tersebut.
Sebuah ledakan misterius yang maha dasyat terjadi pada tahun 1257. Saking dasyatnya jejak abu vulkanik dan kimiawinya terekam dalam es di Arktik dan Antartika.
Dalam journal sains, PNAS, Tim Internasional menunjuk pada Gunung Samalas di Pulau Lombok, Indonesia yang kini dikenal sebagai Gunung Rinjani yang hanya sedikit struktur gunung api yang tersisa dan kini tampilannya hanya beruapa danau kawah Segara Anak.
Gunung yang bernama Samalas yang kini hampir tak tersisa dan hanya tersisa letusannya saja yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan Gunung Rinjani di Pulau Lombok dituding sebagai penyebab perubahan iklim mendadak pada abad pertengahan untuk wilayah Eropa dan sekitarnya.
Nah ternyata gunung inilah yang bertanggung jawab telah menorehkan jejak-jejak abu vulkanik di lapisan es kedua kutub di bumi.
Tim ilmuwan kemudian mengaitkan jejak sulfur dan debu vulkanik di kutub dengan data yang ditemukan di wilayah Lombok. termasuk unsur radio karbon, penyebaran batu dan debu, cincin perpohonan bahkan bahkan sejarah lokal yang menyebut tentang runtuhnya Kerajaan Lombok pada abad ke-13.
"Buktinya sangat kuat dan menarik," kata Profesor Clive Oppenheimer dari Cambridge University, Inggris.
Bersama dengan koleganya Prof Franck Lavigne dari Pantheon-Sorbone University, Perancis, Mereka melakukan sesuatu yang mirip dengan investigasi kriminal. Yang awalnya mereka tidak tahu siapa tersangkanya. Mereka hanya berbekal temuan jejak dalam bentuk geokimia di inti es kutub utara dan itu cukup untuk melacak gunung yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
Sebelumnya para peneliti lain mengatakan bahwa telah terjadi perubahan iklim mendadak yang disebabkan letusan gunung berapi Okataina di Selandia Baru dan letusan gunung berapi El Chicon di Mexico. Namun bukti lain mengatakan bahwa Gunung Samalas lah kandidat kuat atas terjadinya peristiwa tersebut.
Bukti dari dasyatnya letusan Gunung Samalas yang dapat merubah iklim dunia secara mendadak, Hal ini juga dikait-kaitkan dengan pada sejarah lokal tentang Jatuhynya Kerajaan Lombok pada abad ke-13.
Bukti lain seperti yang ditulis dalam National Geography terdapatnya teks dalam bahasa jawa, Babat Lombok yang menceritakan sebuah letusan besar dari gunung api raksasa Samalas yang pada akhirnya menciptakan sebuah kaldera atau kawah besar.
Tim peneliti yang datang ke Pulau Lombok mengindikasikan setidaknya 40 kilometer kubik batu dan debu terlontar dengan ketinggian 40 km ke angkasa dari Gunung Samalas yang mengamuk.
Letusan Gunung Samalas memang sangat luar biasa hingga mampu mengirim material hingga ke seluruh dunia dengan jumlah yang sangat signitifkan hingga bisa dilacak di Greenland dan lapisan es Benua Antartika.
Jika dibanding-bandingkan, Letusan Gunung Samalas setidaknya lebih besar bila dibandingkan dengan Letusan Gunung Tambora (1815) atau Gunung Krakatau (1883).
Jadi jika peneltian ini benar, maka setidaknya ada 4 Gunung Api besar dengan letusan dan erupsi maha dahsyat terjadi di Indonesia. Mereka adalah Gunung Toba, Gunung Tambora dan Gunung Krakatau dan kini Gunung Samalas (sekarang Gunung Rinjani).
sumber: indocropcircles
Nah ternyata gunung inilah yang bertanggung jawab telah menorehkan jejak-jejak abu vulkanik di lapisan es kedua kutub di bumi.
Tim ilmuwan kemudian mengaitkan jejak sulfur dan debu vulkanik di kutub dengan data yang ditemukan di wilayah Lombok. termasuk unsur radio karbon, penyebaran batu dan debu, cincin perpohonan bahkan bahkan sejarah lokal yang menyebut tentang runtuhnya Kerajaan Lombok pada abad ke-13.
"Buktinya sangat kuat dan menarik," kata Profesor Clive Oppenheimer dari Cambridge University, Inggris.
Bersama dengan koleganya Prof Franck Lavigne dari Pantheon-Sorbone University, Perancis, Mereka melakukan sesuatu yang mirip dengan investigasi kriminal. Yang awalnya mereka tidak tahu siapa tersangkanya. Mereka hanya berbekal temuan jejak dalam bentuk geokimia di inti es kutub utara dan itu cukup untuk melacak gunung yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
Sebelumnya para peneliti lain mengatakan bahwa telah terjadi perubahan iklim mendadak yang disebabkan letusan gunung berapi Okataina di Selandia Baru dan letusan gunung berapi El Chicon di Mexico. Namun bukti lain mengatakan bahwa Gunung Samalas lah kandidat kuat atas terjadinya peristiwa tersebut.
Bukti dari dasyatnya letusan Gunung Samalas yang dapat merubah iklim dunia secara mendadak, Hal ini juga dikait-kaitkan dengan pada sejarah lokal tentang Jatuhynya Kerajaan Lombok pada abad ke-13.
Bukti lain seperti yang ditulis dalam National Geography terdapatnya teks dalam bahasa jawa, Babat Lombok yang menceritakan sebuah letusan besar dari gunung api raksasa Samalas yang pada akhirnya menciptakan sebuah kaldera atau kawah besar.
Letusan Gunung Samalas
Tim peneliti yang datang ke Pulau Lombok mengindikasikan setidaknya 40 kilometer kubik batu dan debu terlontar dengan ketinggian 40 km ke angkasa dari Gunung Samalas yang mengamuk.
Letusan Gunung Samalas memang sangat luar biasa hingga mampu mengirim material hingga ke seluruh dunia dengan jumlah yang sangat signitifkan hingga bisa dilacak di Greenland dan lapisan es Benua Antartika.
Jika dibanding-bandingkan, Letusan Gunung Samalas setidaknya lebih besar bila dibandingkan dengan Letusan Gunung Tambora (1815) atau Gunung Krakatau (1883).
Jadi jika peneltian ini benar, maka setidaknya ada 4 Gunung Api besar dengan letusan dan erupsi maha dahsyat terjadi di Indonesia. Mereka adalah Gunung Toba, Gunung Tambora dan Gunung Krakatau dan kini Gunung Samalas (sekarang Gunung Rinjani).
sumber: indocropcircles
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah sesuai topik artikel. Komentar yang tidak relevan dengan topik artikel akan terhapus.
Note: only a member of this blog may post a comment.