10 Suku Primitif Di Indonesia Ini Terancam Punah
"Seperti diketahui bahwa keberadaan tempat mereka terancam dan mereka harus menyingkir dari daerah mereka sendiri"
Mahessa83 - Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 17.550 pulau, 1027 bahasa dan 1500 suku. Dari 1.500 suku bangsa yang ada di Indonesia sembilan diantaranya kini terancam punah akibat kebijakan pembangunan yang mengancam pelestarian budaya suku asli Indonesia yang pada akibatnya keberadaan 10 Suku Primitif Di Indonesia Ini Terancam Punah.
Seperti diketahui bahwa keberadaan tempat mereka terancam dan mereka harus menyingkir dari daerah mereka sendiri karena keegoan para pengusaha. Sehingga setidaknya ada sekitar 10 Suku Primitif Di Indonesia Terancam Punah karena ulah para manusia modern. Berikut 10 Suku Primitif tersebut yang kami lansir dari berbagai sumber.
1. Suku Oni, Kabupaten Bone
Suku Oni adalah suku primitif yang tinggal di Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Suku ini memiliki tubuh kerdil dengan tinggi hanya sekitar 70 sentimeter. Mereka hidup di gua-gua tersebunyi di daerah pegunungan. Salah satu yang diketahui adalah di Dusun Dekko Mapessangka Ponre sekitar 60 km dari kota Watampone.
Fisik suku Oni seperti manusia normal namun ukuran tubuhnya seperti anak
kecil, wajahnya keriput seperti orang tua. Pakaian yang digunakan
sehari-hari, terbuat dari kulit tenunan kayu dan dibentuk menjadi
pakaian. untuk kebutuhan sehari-hari, mereka hanya bergantung pada
buah-buahan yang berada di hutan di sekitar pemukiman mereka.
Saat ini keberadaan mereka sangat sulit untuk diketahui dan ditemukan karena wilayah pemukimannya semakin tersebunyi.
2. Suku Korowai, Papua
Suku Korowai adalah salah satu Suku Primitif Indonesia yang terancam punah keberadaannya. Mereka hidup di hutan pedalaman Pulau Papua. Populasi mereka diperkirakan hanya tinggal 3.000 jiwa saja dan jumlahnya terus mengalami pengurangan akibat sering terjadinya perang antar suku serta serangan penyakit yang sulit untuk disembuhkan.
Suku Korowai tinggal di rumah-rumah pohon yang tinggi menjulang dimana ketinggian rumah mereka bisa mencapai 50 meter dari permukaan tanah. Suku Korowai ini juga dipercaya melakukan praktek kanibalisme yaitu dengan memakan daging manusia.
3. Suku Togutil, Halmahera Utara
Suku Togutil merupakan Suku Primitif Indonesia yang tinggal di Kepulauan Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Populasi mereka diperkirakan hanya tinggal 85 keluarga saja. Cara berpakaian Suku Togukil ini sama dengan suku-suku primitif lainnya di Indonesia. Suku ini tidak mengenakan baju seperti manusia modern tetapi mereka hanya mengenakan cawat yang hanya menutupi aurat mereka.
4. Suku Anak Dalam, Jambi
Suku Kubu atau yang dikenal luas ebagai Suku Anak Dalam atau Orang Rimba adalah salah satu suku bangsa minoroitas yang hidup di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan, Indonesia. Populasi mereka saat ini diperkirakan tinggal sekitar 200.000 orang saja. Menurut tadisi lisan Suku Anak Dalam merupakan orang Maalau Sesat yang lari ke hutan rimba di sekitar Air Hitam, Taman Nasional Bukit Dua Belas. Mereka kemudian dinamakan Moyang Segayo. Tradisi lain menyebutkan mereka berasal dari Pagaruyung yang mengungsi ke daerah Jambi. Hal ini diperkuat dengan adat Suku Anak Dalam mempunyai adat dan bahasa dengan Suku Minangkabau. Sumatera Barat.
Saat ini kehidupan mereka sangat mengenaskan seiring dengan hilangnya sumber daya hutan yang ada di Jambi dan Sumatera Selatan. Proses-proses marginalisasi yang dilakukan oleh pemerintah dan suku bangsa dominan (orang melayu) membuat populasi mereka kian berkurang.
5. Suku Hutan, Batam
Suku Hutan adalah sebutan untuk masyarakat yang hidup terasing di pedalaman hutan Pulau Rempang Batam, Kepulauan Riau. Dengan hidup sangat terasing dari orang luar dan membatasi diri dengan kehidupan luar menjadikan Suku Hutan ini terancam punah. Tingkat kematian yang tinggi, fasilitas kesehatan yang tidak memadai pada tahun 70-an suku ini hanya tinggal 70 keluarga atau sekitar 150 orang saja.
Saat ini populasi mereka kian menyusut dan Suku Orang Hutan yang mendiami Pulau Rempang ini hanya tinggal 13 orang saja.
Masyarakat Suku Hutan memiliki kebiasaan meminum tuak yang dalam kebiasaan ini mereka sering mengalami penyakit parah hingga kematian. Sejak ratusan tahun yang lalu Suku Hutan ini selalu tinggal di rumah kayu yang beratap daun jerami dengan hidup bertani seperti menanam ubi jalar dan ubi kayu. Selain itu mereka memanfaatkan alam sekitar seperti berburu binatang liar di hutan sekitar pemukiman mereka.
6. Suku Berebere, Maluku
Suke Berebere dianggap juga sebagai suku kanibal yang terakhir terlihat pada tahun 1900-an lalu. Populasi mereka diperkirakan hanya belasan orang saja. Ciri-ciri mereka bertubuh besar dengan tinggi hampir mencapai 2 meter, warna kulit hitam dengan bentuk tubuh yang sangat menakutkan.
Suku ini hidup secara liar di hutan-hutan Halmahera untuk berburu hewan-hewan liar. Jika mereka tidak menemukan hewan liar untuk dimakan, secara diam-diam mereka juga akan memburu manusia dari suku lain untuk di jadikan makanan.
Suku Berebere ini pada masa lalu sangat ditakuti, karena akan sangat
ganas apabila bertemu dengan suku-suku lain. Mereka akan memakan daging
siapapun secara mentah-mentah. Kemungkinan karena kelakuan suku Berebere
ini sangat mengancam ketentraman penduduk suku-suku lain, seperti suku
Togutil, membuat suku Togutil memburu dan membasmi suku Berebere. Akibat
dari perburuan ini suku Berebere demi menyelamatkan diri lari masuk
lebih ke dalam hutan pedalaman. Setelah itu, suku Berebere ini tidak
pernah lagi ditemukan oleh penduduk setempat. Tidak diketahui secara
pasti, keberadaan suku Berebere saat ini dan pemukimannya pun tidak
diketahui.
7. Suku Polahi, Gorontalo
Polahi adalah sebutan untuk suku terasing dan primitif yang hidup di hutan pedalaman Gorontalo. Menurut cerita yang beredar di masyarakat, Suku Polahi adalah masyarakat pelarian zaman Belanda yang melakukan eksodus ke dalam hutan karena takut dan tidak mau di jajah oleh Belanda sehingga menjadikan mereka menjadi Suku Terasing sampai dengan saat ini.
Saat ini populasi mereka hanya tinggal 500 orang saja. 200 orang berada di Kecamatan Paguyuman dan 300 orang lainnya berada di Kecamatan Suwawa. Saat ini mereka hidup di hutan pedalaman dalam kelompok-kelompok kecil.
8. Suku Kombai, Papua
Suku Kombai merupakan salah satu Suku Primitif di Indonesia yang hidup di pedalaman hutan Papua. Suku Kombai ini tinggal di rumah-rumah pohon sementara kehidupan mereka mengandalkan hasil berburu dan meramu. Sayangnya belum ada penelitian lebih jauh mengenai kehidupan Suku Kombai dikarenakan norma mereka yang nomaden.
9. Suku Dayak Ngayau
Ngayau sebenarnya hanya merupakan sebutan yang artinya memotong kepala musuh. Suku Dayak Ngayau hidupnya masih sangat primitif sekali dan hidup di pedalaman hutan-hutan Kalimantan. Seperti halnya Suku Korowai, Suku Ngayau juga dipercaya mempunyai sifat kanibalisme. Belum ada penelitian lebih lanjut tentang keberadaan mereka di pedalaman hutan-hutan Kalimantan.
10. Suku Sakai
Suku Sakai merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia yang hidup di
pedalaman Riau, Sumatera. Suku Sakai merupakan keturunan Minangkabau
yang melakukan migrasi ke tepi Sungai Gasib, di hulu Sungai Rokan,
pedalaman Riau pada abad ke-14. Seperti halnya Suku Ocu (penduduk asli
Kabupaten Kampar), Orang Kuantan, dan Orang Indragiri, Suku Sakai
merupakan kelompak masyarakat dari Pagaruyung yang bermigrasi ke daratan
Riau berabad-abad lalu. Sebagian besar masyarakat Sakai hidup dari
bertani dan berladang. Tidak ada data pasti mengenai jumlah orang Sakai.
Data kependudukan yang dikeluarkan oleh Departemen Sosial RI menyatakan
bahwa jumlah orang Sakai di Kabupaten Bengkalis sebanyak 4.995 jiwa.
Mungkin masih banyak lagi suku-suku primitif di Indonesia lainnya yang terancam punah yang belum dapat kami ungkapkan seluruhnya. Semoga dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan kita tentang keberadaan suku-suku primitif di Indonesia ini yang kalau kita tidak jaga dan lestarikan lambat laun pada gilirannya akan punah dari bumi Indonesia.
Mungkin masih banyak lagi suku-suku primitif di Indonesia lainnya yang terancam punah yang belum dapat kami ungkapkan seluruhnya. Semoga dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan kita tentang keberadaan suku-suku primitif di Indonesia ini yang kalau kita tidak jaga dan lestarikan lambat laun pada gilirannya akan punah dari bumi Indonesia.
Views
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah sesuai topik artikel. Komentar yang tidak relevan dengan topik artikel akan terhapus.
Note: only a member of this blog may post a comment.