Penemu Rancangan Kontainer Penampung Limbah Nuklir Ternyata Orang Indonesia
"Dengan
ditemukannya Penampung Limbah Nuklir oleh Dr. Ir. Yudi Utomo Imardjoko
masalah limbah nuklir dapat teratasi karena Kontainer Penampung Limbah
Nuklir temuan Yudi Utomo dapat bertahan hingga 10.000 tahun"
Mahessa83 - Indonesia yang merupakan negara kepulauan bukan saja memiliki sumber kekayaan alam yang berlimpah, tetapi juga mempunyai sumber manusia yang mumpuni. Yang salah satunya adalah dengan ditemukannya Kontainer Penampung Limbah Nuklir oleh Dr. Ir. Yudi Utomo Imardjoko seorang dosen di Polikteknik Gajah Tunggal dan Direktur Pusat Studi Energi di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta serta Direktur PT. Batam Teknologi.
Penemuannya ini berdasarkan untuk menyelamatkan Batam Tek dari kebangkrutan karena dilarangnya pengayaan Uranium tingkat tinggi untuk radioisotop oleh International Atomic Energy Agency (IAEA) sejak tahun 2010. Padahal Radioisotop dibutuhkan dalam dunia kedokteran dalam menghasilkan diagnosis presisi tinggi dan menjadi bisnis utama PT. Batam Teknologi.
Karena seorang tenaga ahli dari Amerika Serikat gagal memberikan solusi bagi Batam Tek, maka klien rumah sakit mengalihkannya kepada produsen lain.
Untuk tetap mempertahankan keberadaan PT. Batam Teknologi untuk tetap eksisi dalam usahanya, Maka Dr. Ir. Yudi Utomo Imardjoko mencari solusi dan mengajak Dr. Kustanto sahabatnya saat menimba ilmu di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta untuk bergabung sebagai Direktur Produksi di Batam Teknologi yang pada akhirnya mereka berhasil menemukan teknik baru Pengayaan Uranium Tingkat Rendah untuk memperoduksi Radioisotop. Teknik yang baru diketemukan ini dalam dunia nuklir ini kemudian dinamakan "Formula YK" yang berasal dari gabungan nama Yudiutomo-Kusnanto.
Pemikiran Yudi Utomo didasari pada kemungkinan penanganan limbah radioaktif nuklir dari uraian uranium dan plutonium yang diperkirakan jika ada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia berkapasitas 1000 megawatt, paling tidak dapat menghasilkan limbah sebanyak 797 ton per tahun.
Penemuan Penampung Limbah Nuklir tersebut berbentuk silinder berbahan titanium dengan diameter 1,6 meter serta memiliki panjang 4 meter. Sedangkan pada lapisan dindingnya mencapai ketebalan 24 sentimeter.
Untuk mendaur ulang limbah nuklir ini dibutuhkan sebuah wadah penyimpanan yang memadai. Ide Penampungan Limbah Nuklir dibuat berdasarkan fungsi untuk menimbun limbah nuklir tersebut. Limbah yang disimpan tersebut akan dibiarkan molekulnya meluruh dengan sendirinya.
Jika secara fisik dan kimia dinyatakan telah stabil, barulah limbah nuklir tersebut bisa dipindahkan ketempat yang lebih terisolasi dari lingkungan karena bagaimanapun juga limbah nuklir sangat berbahaya bagi lingkungan dan mahluk hidup lainnya.
Atas keberhasilan Dr. Ir. Yudi Utomo Imardjoko bersama koleganya, PT. Batam Teknologi kembali bisa memproduksi radioisotop dan menerima kembali pesanan dari klien sebelumnya. Seperti 11 rumah sakit di Indonesia dan luar negri seperti negara Malaysia, Vitnam, Filipina, Banglades, Jepang dan China.
Keberhasilan Dr. Ir. Yudi Utomo Imardjoko bersama koleganya serta PT. Batam Teknologi memunculkan prospek baru karena hingga saat ini baru delapan negara yang memproduksi radioisotop untuk keperluan medis.
Seperti diketahui bahwa kebutuhan radioisotop di dunia bisa mencapai 12.000 curie per minggunya. Kebutuhan ini akan tumbuh sekitar 10% per tahunnya. Itu artinya dibutuhkan reaktor berkapasitas lima kali lipat atau sekitar 60.000 curie untuk dapat memenuhi kebutuhan dunia.
Dengan ditemukannya Penampung Limbah Nuklir oleh Dr. Ir. Yudi Utomo Imardjoko masalah limbah nuklir dapat teratasi karena Kontainer Penampung Limbah Nuklir temuan Yudi Utomo dapat bertahan hingga 10.000 tahun lamanya.
Biografi Dr. Ir. Yudi Utomo Imardjoko
Dr. Ir. Yudi Utomo Imardjoko atau juga lebih dikenal dengan nama Yudi Utomo adalah seorang ilmuwan nuklir Indonesia yang dikenal telah menemukan Penampung Limbah Nukir, Ia lahir di Yogyakarta pada 15 Maret 1963.
Ia merupakan ayah dari 3 orang anak yang bernama Tedjo Sondyako Imardjoko, Tedjo Ardyandaru Imardjoko dan Tedjo Prabandhika Imardjoko. Putra dari almarhum Prof. Imam Barnadibmerupakan alumnus SMA Negeri 1 Yogyakarta dan Fakultas Teknologi Nuklir Universitas Gajah Mada, Yudi Utomo kemudian mendapat beasiswa untuk memperdalam ilmu nuklir di Iowa State University pada jenjang S-2 dan S-3. Dia mampu meraih gelar MSc dan Phd dalam waktu enam tahun. Pencapaiannya tersebut menjadi Yudi Utomo sebagai orang Indonesia termuda yang berhasil meraih gelar doctor pada usia 32 tahun pada tahun 1995.
sumber:id.wikipedia
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah sesuai topik artikel. Komentar yang tidak relevan dengan topik artikel akan terhapus.
Note: only a member of this blog may post a comment.