5 TRADISI UNIK MENYAMBUT LEBARAN DI INDONESIA

5 Tradisi Unik Menyambut Lebaran Di Indonesia


Mahessa83-Berbagai macam tradisi unik menyambut lebaran dapat kita temui di beberapa daerah di Indonesia. Mulai dari keunikan kuliner, busana, ziarah sampai keunikan dalam bentuk hiburan. Seperti Tradisi Unik Meugang Di Aceh atau Festival Meriam Karbit di Pontianak. Berikut 5 Tradisi Unik Menyambut Lebaran Di Indonesia yang dapat kami rangkum dari berbagai sumber.

1. Meugang, Aceh


5 Tradisi Unik Menyambut Lebaran Di Indonesia

Masayarakat Aceh dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran biasanya mengadakan tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, family dan yatim piatu. Tradisi yang disebut oleh Masyarakat Aceh ini di sebut Meugang yang telah ada sejak ratusan tahun yang lalu secara turun-temurun.

Meugang atau Makmeugang adalah adalah tradisi menyembelih kurban berupa kambing atau sapi yang dilaksanakan pada setiap Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha. Tradisi ini biasanya berlangsung 1 hari menjelang Lebaran. Biasanya masyarakat memasak daging ini dirumah dan membawanya ke Masjid untuk di makan bersama dengan warga lainnya.

2. Festival Meriam Karbit, Pontianak


5 Tradisi Unik Menyambut Lebaran Di Indonesia

Festival meriam karbit adalah sebuah festival yang dilaksanakan di kalimantan barat tepatnya di pesisir sungai kapuas, beberapa minggu sebelum perayaan hari raya idul fitri. Ini dilakukan saat malam takbiran. Ratusan meriam yang disediakan untuk disulut bersama di Sungai kapuas. Di antara meriam karbit itu terbuat dari bambu berbagai ukuran.

Menurut sebagian para ahli sejarah, raja pertama Pontianak Syarif Abdurrahman Alkadrie ketika membuka lahan untuk bertempat tinggal di Pontianak sempat diganggu hantu-hantu. Lalu Sultan kemudian memerintahan pasukannya mengusir hantu-hantu itu dengan meriam. Pontianak sebenarnya adalah sebuah kota yang memiliki hantu kuntilanak. Karena pada dasarnya pontianak berasal dari kata Bunting dan anak. atau dalam bahasa malaysianya adalah Buntinganak. Ketika pada zaman orde baru, perayaan meriam karbit dilarang dan baru kembali diadakan setelah era orde baru.

Pada tahun 2007 meriam karbit kalbar telah memecah rekor oleh museum rekor indonesia. dan terulang kembali pada tahun 2009.

3. Ronjok Sayak, Bengkulu


5 Tradisi Unik Menyambut Lebaran Di Indonesia

Tradisi Ronjok Sayak atau Bakar Gunung Api ini biasa dilakukan masyarakat kota Bengkulu, khususnya oleh warga suku Serawai. Suku Serawai sendiri tercatat sebagai suku bangsa dengan populasi terbesar kedua yang mendiami beberapa perkampungan di kota Bengkulu.

Tradisi ini dilakukan menjelang lebaran, tepat pada malam ke 27 Ramadhan dan malam terakhir Ramadhan atau malam takbiran. Berlokasi di halaman rumah masing-masing. Dalam pelaksanaannya, tradisi tersebut menggunakan media batok kelapa yang dibuat menggunung dengan cara disusun seperti tusuk sate. Sampai pada ketinggian yang dirasa cukup menjulang, kemudian batok-batok kelapa tersebut dibakar.

Dalam ritual bakar batok kelapa tersebut, masyarakat Suku Serawai percaya dan menganggap batok kelapa tersebut sebagai simbol ucapan syukur kepada Tuhan, serta sebagai kiriman doa untuk arwah keluarga. Tradisi tersebut dilaksanakan dengan hikmat, dengan melantunkan doa-doa kepada Tuhan, lalu saling berbagi makanan antar warga kampung.

4. Pukul Sapu, Maluku Tengah


5 Tradisi Unik Menyambut Lebaran Di Indonesia

Upacara ini gelar untuk memeriahkan Hari Raya Idul Fitri. Upacara adat yang hanya anda bisa temui di Desa Morella dan Desa Mamala di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Selain dikenal dengan nama upacara adat pukul sapu, upacara ini juga dikenal dengan sebutan Baku Pukul Manyapu dan Pukul Manyapu.

Upacara adat yang digelar setiap tanggal 7 Syawal dalam kalender Islam ini tergolong cukup ekstrem. Karena membutuhkan fisik yang prima, biasanya yang menjadi peserta upacara adat ini adalah pemuda-pemuda dari kedua desa tersebut yang mempunyai badan yang sehat dan fisik yang kuat.

5. Batobo, Riau 


5 Tradisi Unik Menyambut Lebaran Di Indonesia

Lebaran yang identik dengan mudik dipandang oleh masyarakat Riau sebagai momen khusus yang layak mendapat sambutan. Itulah alasan lahirnya tradisi Batobo. Bagi warga Kampar, Riau, Tradisi Batono dilestarikan secara turun temurun hingga sekarang. Bila ada rombongan pemudik yang datang, maka akan diadakan upacara penyambutan dan diarak menggunakan rebana melalui pematang sawah menuju tempat berbuka puasa bersama.

Pada saat itulah menjadi momen untuk melepas rindu antara pemudik dengan keluarga di kampung halaman sekaligus untuk mempererat tali silahtuhrahmi. 

Malam harinya, setelah acara berbuka puasa acara dilanjutkan dengan pengajian dan lomba membaca Alqur'an.

Views
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentarlah sesuai topik artikel. Komentar yang tidak relevan dengan topik artikel akan terhapus.

Note: only a member of this blog may post a comment.

Blog Archive

Bookmarking

Ikuti Facebook