5 Letusan Gunung Terdasyat Di Indonesia Yang Menggemparkan Dunia
Letusan gunung merupakan peristiwa terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang di dorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan Magma yang keluar dari perut bumi disebut Lava. Suhu Lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung ini yang membawa batuan dan abu vulkanik bisa menyembur ke seluruh bagian bumi seperti yang terjadi pada 5 Letusan Gunung Terdasyat Di Indonesia Yang Menggemparkan Dunia berikut ini:
1. Gunung Tambora (Sumbawa,NTB)
Analisa Gunung Tambora
Gunung Vulkanik Tambora meletus dengan dasyatnya pada April 1815. Saat itu Tambora meletus pada skala 7 pada Volcanic Explosivity Index (PIR). Letusan Tambora terdengar hingga Pulau Sumatra (lebih dari 2.000 km) serta abu vulkaniknya jatuh sampai wilayah Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku. Letusan gunung ini menelan korban 71.000 orang dimana 12.000 orang tewas terkena letusannya secara langsung
Letusan Gunung Tambora juga menyebabkan perubahan iklim di Eropa. Sebab setahun berikutnya tidak ada musim panas di Eropa dan Amerika akibat debu yang dihasilkan dari letusan Gunung Tambora.
2. Gunung Maninjau (Sumatra Barat)
Kaldera Gunung Maninjau
Kaldera Maninjau dibentuk oleh letusan gunung berapi yang diperkirakan terjadi sekitar 52.000 tahun yang lalu. Simpanan dari letusan Gunung Maninjau telah ditemukan dalam distribusi radial sekitar Maninjau yang membentang hingga 50 Km di sebelah timur, 75 Km di sebelah tenggara dan barat. Memiliki volume 220-250 Kilometer kubik dan panjang 20 Km serta lebar 8 Km.
Gunung Vulkanik Maninjau meletus dasyat sekitar 60.000 tahun yang lalu. Letusan ini menyemburkan 220-250 kilometer kubik abu vulkanik yang tersebar hingga radius 75 Km dari pusat letusan.
Endapan material letusan Maninjau telah diteliti oleh HD Tjia Geolog dari University Kebangsaan Malaysia dan Ros Fatihah, Peneliti geolog dari University Malaya yang dituangkan dalam penelitian Blasts From the Past Impacting on Peninsolar Malaysia (2008)
Tjia menemukan 3 teras sungai yang menunjukkan terjadinya tiga periode letusan. Teras pertama berada 16 meter dari dasar sungai kemudian teras kedua menjulang hingga 200 meter dantidak ada pelapisan.
3. Gunung Krakatau (Selat Sunda)
Analisa Gunung Krakatu
Gunung Vulkanik Krakatau meletus maha dasyat pada 26-27 Agustus 1883. Suara Letusan maha dasyat Gunung Krakatu itu di ikuti dengan Gelombang Tsunami menewaskan lebih dari 36.000 jiwa. Suara letusannya terdengar hingga Alice Springs, Australia sampai Pulau Rodrigues, Afrika yang berjarak 4.653 Km dari pusat letusan.
Gunung yang berada di Selat Sunda ini mengeluarkan daya ledak yang diperkirakan mencapai 30.000 kali ledakan bom atom yang pernah diledakan di Hirosima dan Nagasaki, Jepang. Ledakan Gunung Krakatu menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanik yang menutupi atsmofer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debunya nampak di langit Norwegia dan New York.
Analisa Gunung Samalas
Gunung Samalas meletus dasyat sekitar tahun 1257 yang menyebabkan perubahan iklim yang dratis di Eropa.
Gunung yang meletus lebih dasyat dari pada letusan Gunung Tambora dan Gunung Krakatau ini menghasilkan jejak abu vulkaniknya dapat ditemukan pada lempengan es di kutub utara serta kutub selatan. Profesor Clive Oppenheimmer dari Canbridge University, Inggris mengungkapkan sekarang struktur Gunung Samalas hampir tidak tersisa karena ledakannya yang diperkirakan dapat mencapai ketinggian 40 Km ke udara.
Kaldera Segara Anak
Saking besarnya erupsi dan letusannya, Gunung Samalas akhirnya runtuh dan menciptakan sebuah kaldera yang sekarang diberi nama Segara Anak.
5. Gunung Toba (Sumatra Utara)
Analisa Letusan Gunung Toba
Pada tahun 1939 geolog asal Belanda Van Bemmelen melaporkan Danau Toba yang panjangnya 100 Km serta lebar 30 Km dikelilingi oleh batu apung yang berasal dari letusan gunung. Karena itu Van Bemmelen menyimpulkan Toba adalah sebuah gunung berapi. Belakangan beberapa peneliti lain menemukan debu riolit (rhyolite) yang seusia dengan batuan toba di Malaysia bahkan juga sejauh 3.000 Km ke utara hingga India Tengah.
Gunung Toba yang terletak di Sumatra Utara, Indonesia ini terakhir kali meletus sekitar 74.000 tahun yang lalu yang hampir menamatkan riwayat umat manusia di dunia.
Letusan yang di kenal dengan Youngest Toba Tuff (YTT) ini adalah terdasyat hingga membentuk kaldera yang sangat besar seperti yang ada sekarang ini pada Danau Toba. Melepaskan sedikitnya 2.800 kilometer kubik magma ke udara, Letusan YTT menjadi yang terbesar di bumi dalam 2 juta tahun terakhir.
Dampak letusan Toba tidak sebatas pada luncuran awan panas dan timbunan abu yang mematikan. Bencana terbesar dan berskala global dari letusan Toba adalah perubahan iklim.
Rekaman tentang petaka Toba awalnya terbaca pada lapisan es beku pada sudut bumi. Pada awal 1990-an Gregory A. Zielinski, geolog dari University of Massachusetts menemukan lapisan asam belerang sebanyak 2-4 megaton dalam inti es di Greenland. Zielinski ahli dalam dalam menemukan rahasia yang terkubur dalam lapisan es kuno.
Dengan menganalisis lapisan es yang terbentuk tiap tahun, dia menemukan perubahan kimia terkecil yang bisa menjelaskan kondisi iklim dan besaran suhu.
Di sudut lain bumi Michael Rampino geolog dari New York University, mengebor dasar laut untuk melacak iklim pada masa lalu. Dengan menganalisis dua isotop oksigen (oksigen-16 dan oksigen-18) yang terdapat dalam cangkang mini yang disebut foraminifera, dia bisa mengetahui suhu lautan pada masa lampau.
"sistem iklim global seperti di putar tombolnya, tiba-tiba dari panas menjadi dingin". Rampino kemudia melacak kurun peristiwa itu terjadi dan dia menemukan penanda waktu yang nyaris sama dengan saat hujan asam belerang di Greenland yang di temukan Zielinski.
Tahun 1994, John Wetsgate ahli dari University of Toronto, sudah menemukan abu vulkanik berusia 74.000 tahun. Bertahun-tahun lamanya Westgate bekerja bagaikan detektif gunung apai, melacak sumber abu vulkanik dari berbagai belahan dunia.
Setelah bertahun-tahun mencari akhirnya dia mendapatkan sample abu vulkanik dari koleganya Craig Chesner yang berasal dari sekitar Danau Toba. Ternyata Gunung Toba mengirimkan abu vulkaniknya seantero dunia dan menjadi penyebab kekacauan dunia dengan menimbulkan partikel asam belerang di inti es dan mendinginkan samudra.
Photo Danau Toba By Nasa
Saat Gunung Toba meletus jutaan ton asam sulfat dilepaskan ke atsmosfer sehingga menyebabkan kegelapan total selama enam tahun dan suhu beku sedikitnya 1.000 tahun lalu di ikuti cuaca dingin ribuan tahun. Fotosintesis melambat bahkan hampir mustahil terjadi, menghancurkan sumber pakan manusia dan hewan. Vulkanolog mengadopsi istilah homogous untuk letusan Toba guna menggambarkan bencana global yang hampir memusnahkan spesies manusia dan mahluk hidup lainnya di dunia ini.
Views
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah sesuai topik artikel. Komentar yang tidak relevan dengan topik artikel akan terhapus.
Note: only a member of this blog may post a comment.