PUDARNYA PASAR TERAPUNG SUNGAI BARITO DI BANJARMASIN

Pudarnya Pasar Terapung Sungai Barito Di Banjarmasin


Pudarnya, Pasar,Terapung, Sungai, Barito,Di,Banjarmasin

Pasar Terapung Muara Kuin atau Pasar Terapung Sungai Barito mulai tersingkirkan olek kemaruknya budaya barat yang ditunjang oleh pembangunan daerah yang selalu berorientasi ke daratan. 

Seperti diketahui bahwa Pasar Terapung Sungai Barito adalah pasar terapung tradisional yang berada diatas Sungai Barito di Muara Sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pasar Terapung Muara Kuin merupakan pusaka saujana kota Banjarmasin

Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung (perahu). Pasar yang mulai ramai setelah sholat subuh sampai dengan selepas pukul tujuh pagi ini "Matahri terbit memantulkan cahaya diantara transaksi mayur mayur dan hasil kebun dari kampung-kampung sepanjang aliran sungai Barito serta nak-anak sungainya".

Para pedagang yang umumnya wanita ini menggunakan perahu menjual hasil produksinya sendiri atau milik orang lain di sebut dukuh. Sedangkan para pembeli dari para dukuh ini untuk dijual kembali disebut juga penyambangan. Keistimewaan pasar disini adalah masih sering terjadinya sistem barter antar pedagang berperahu yang dalam bahasa Banjar disebut bapanduk

Kini Pasar Terapung Kuin dipastikan menyusul punah berganti dengan pasar darat. Banyak para wisatawan yang berkunjung ke Kuin harus menelan kekecewaan karena tidak di jumpai lagi adanya geliat eksotisme pasar di atas air.

Kepunahan Pasar Terapung Tradisional di daerah "seribu sungai" ini dipicu semakin banyaknya pasar modern budaya dari barat. Serta di tunjang dengan pembangunan daerah yang selalu berorientasi ke daratan. Jalur-jalur kanal di sungai perlahan-lahan musnah tergantikan dengan jalan-jalan darat. Masyarakat yang dulunya bangga memiliki Jakung (perahu) sekarang telah bangga memiliki sepeda motor atau mobil. 

Sumber wikipedia  

    
Views
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentarlah sesuai topik artikel. Komentar yang tidak relevan dengan topik artikel akan terhapus.

Note: only a member of this blog may post a comment.

Blog Archive

Bookmarking

Ikuti Facebook