SEJARAH DIADAKANNYA KONFERENSI ASIA-AFRIKA

Sejarah Diadakannya Konferensi Asia-Afrika


Sejarah Diadakannya Konferensi Asia Afrika

Mahessa83-Berakhirnya Perang Dunia II membawa pengaruh terhadap bangsa-bangsa di Asia dan Afrika untuk memperoleh dan mempertahankan kemerdekaannya. Disamping munculnya  2 kekuatan ideologis, politik, militer termasuk pengembangan senjata nuklir.

Negara Republik Indonesia dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat dan bernegara selalu berlandaskan pada Pancasila dan UUD'45. Salah satu bentuk penyelenggaraan kehidupan bernegara adalah dengan menjalin hubungan kerjasama degan negara lain. Kebijakan yang menyangkut hubungan dengan negara lain terangkum dalam kebijakan politik luar negeri. Oleh karena itu pelaksanaan politik luar negeri Indonesia juga harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Maka Indonesia mencetuskan gagasannya untuk menggalang kerjasama dan solidaritas antar bangsa Asia-Afrika dengan menyelengarakan Konferensi Asia-Afrika.  

Sejarah Diadakannya Konferensi Asia Afrika

Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KTT Asia Afrika atau KAA atau Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi negara-negara antara Asia dan Afrika. KAA diselenggarakan oleh Indonesia. Myamar, Sri Langka, India dan Pakistan yang dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Bapak Sunario. Pertemuan ini diadakan pada tanggal 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung.  Dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika untuk melawan kolonisme atau neokolonisme, Amerika Serikat, Rusia (Uni Soviet) atau negara inperialis lainnya. 

Sebanyak 29 negara dari Asia-Afrika mengirimkan wakilnya untuk mengikuti Konferensi Asia-Afrika ini. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka pandang sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan barat untuk mengkonsultasikan dengan mereka keputusan-keputusan yang mempengaruhi Wilayah Asia pada musim Perang Dingin.

Kekhawatiran mereka mengenai ketegangan antara Republik Rakyat Tiongkok (RRC) dan Amerika Serikat. Keinginan mereka untuk membentangkan fondasi bagi hubungan yang damai antara Tiongkok dengan mereka dan pihak barat. pertentangan mereka terhadap kolonialisme, khususnya pengaruh Perancis di Afrika Utara dan kekuasaan kolonial Perancis di Aljazair dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan hak mereka dalam pertentangan dengan Belanda mengenai Irian Barat (sekarang Papua).

Sepuluh Poin hasil pertemuan Konferensi Asia-Afrika ini kemudian tertuang dalam Dasasila Bandung yang berisi tentang "Pernyataan mengenai dukungan bagi kerusuhan dan kerjasama dunia" Dasasila Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsip-prinsip Nehru.

Konferensi ini akhirnya membawa kepada terbentuknya Gerakan Non Blok pada tahun 1961. 

Sejarah Tercetusnya Ide Diadakannya Konferensi Asia-Afrika
  • 23 Agustus 1953, Perdana Menteri Ali Sastroamijoyo (Indonesia) didepan Dewan Perwakilan Rakyat Sementara mengusulkan perlunya kerjasama diantara negera-negara Asia dan Afrika dalam Perdamaian Dunia.
  • 25 April-2 Mei 1954, Berlangsung Persidangan Kolombo di Sri Langka. Hadir dalam pertemuan tersebut Pemimpin dari India, Pakistan, Myamar dan Indonesia. Dalam konferensi ini Indonesia memberi usulan perlu diadakannya Konferensi Asia-Afrika.
  • 28-29 Desember 1954, Untuk mematangkan masalah Konferensi Asia-Afrika, diadakan Persidangan di Bogor, Dalam persidangan ini dirumuskan lebih rinci tentang tujuan persidangan serta siapa saja yang akan di undang.
  • 18-24 April 1955, Konferensi Asia-Afrika berlangsung di Gedung Merdeka, Bandung. Konferensi ini diresmikan oleh Presiden Soekarno dan diketuai oleh Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo.
 Isi Dasasila Bandung dalam Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 adalah:
  1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam Piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).
  2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.
  3. Mengakui kesamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil.
  4. Tidak melakukan campur tangan atau intervesi dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain.
  5. Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara sendirian maupun secara kolektif, yang sesuai dengan Piagam PBB.
  6. (a). Tidak menggunakan peraturan-peraturan dan pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar. (b). Tidak melakukan campur tangan terhadap negara lain.
  7. Tidak melakukan tindakan ataupun ancaman agresi mahupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara.
  8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan cara damai seperti perundingan, persetujuan, abitrasi, atau penyelesaian masalah hukum ataupun lain-lain cara damai menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan yang sesuai dengan Piagam PBB.
  9. Memajukan kepentingan bersamadan kerjasama.
  10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
    
Sumber: id.wikipedia
      
   
Views
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentarlah sesuai topik artikel. Komentar yang tidak relevan dengan topik artikel akan terhapus.

Note: only a member of this blog may post a comment.

Blog Archive

Bookmarking

Ikuti Facebook