Mengapa Pulau Sumatra Sering Terjadi Gempa?
"Pulau
Sumatra merupakan kawasan episentrum gempa bumi karena dilintasi oleh
Patahan Kerak Bumi disepanjang Bukit Barisan yang disebut Patahan
Sumatra"
Mahessa83 -Beberapa saat yang lalu pada 4 Juni 2016 pukul 22.18 wib saat tulisan ini mulai akan di publiskan kembali terjadi Gempa Bumi di wilayah barat Pulau Sumatra dengan kekuatan 5.3 SR di 356 km Barat Daya Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat.
Mengapa Disekitar Pulau Sumatra Sering Terjadi Gempa?
Seperti kita ketahui bahwa Gempa Bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang dapat menciptakan Gelombang Seismik. Pada umumnya Gempa Bumi terjadi akibat pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan tersebut makin membesar hingga pada akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah Gempa Bumi terjadi.
Indonesia yang memiliki sekitar 17.504 pulau yang menyebar disekitar katulistiwa serta 400 gunung berapi yang 130 diantaranya masih aktif yang beberapa diantaranya terletak di dasar laut dan juga merupakan tempat pertemuan 2 rangkaian gunung berapi aktif (Ring of Fire) serta terdapat puluhan patahan aktif di wilayah Indonesia.
Pada saat Zaman Es berakhir sebelum tahun 10.000 SM, Pada bagian barat Indonesia terdapat daratan sunda yang terhubung ke Benua Asia.
Pulau Sumatra yang berdasarkan luasnya merupakan Pulau Terbesar Keenam Di Dunia. Pulau ini membujur dari barat laut ke arah tenggara dan melintasi Garis Katulistiwa seolah membagi Pulau Sumatra menjadi dua bagian. Sumatra belahan bumi utara dan Sumatra bellahan bumi selatan. Pegunungan Bukit Barisan dengan beberapa puncaknya yang melebihi 3.000 mdpl merupakan barisan gunung berapi aktif, berjalan sepanjang sisi barat pulau dari ujung utara ke arah selatan. sehingga daratan yang berada di sisi barat pulau relatif sempit dengan pantai dengan pantai yang terjal dan dalam ke arah Samudra Hindia dan dataran sisi timur pulau yang luas dan landai dengan pantai yang landai dan dangkal ke arah Selat Malaka, Selat Bangka dan Laut China Selatan.
Pulau Sumatra merupakan kawasan episentrum gempa bumi karena dilintasi oleh Patahan Kerak Bumi disepanjang Bukit Barisan yang disebut Patahan Sumatra dan Patahan Kerak Bumi di dasar Samudra Hindia di sepanjang kawasan lepas pantai sisi barat Pulau Sumatra. Sehingga Patahan inilah yang menyebabkan sering terjadinya Gempa Bumi di sekitar Pulau Sumatra.
Patahan atau Sesar adalah istilah dalam ilmu geologi yang dalam bahasa Inggris disebut Fault, Keberadaan Patahan tidak selalu berkonotasi negatif sebagai penyebab
bencana gempa, karena ternyata di dalam bumi patahan bermanfaat dalam
proses pembentukan cebakan atau perangkap hidrokarbon baik minyak bumi
maupun gas bumi.
Demikian juga struktur patahan sangat
penting sebagai jalan lewatnya magma yang apabila magma yang kaya
dengan mineral berharga maka akan membentuk mineralisasi
mineral-mineral logam berharga seperti emas, perak, tembaga, besi dsb.
Patahan terjadi dikarenakan adanya pergeseran lapisan bumi dari kondisi normalnya. Artinya, kulit bumi mengalami pergerakan. Ada yang gerakannya berhenti sama sekali ini disebut Patahan tidak aktif, tetapi ada gerakannya terus berlangsung, patahan jenis ini disebut patahan aktif. Patahan Sumatera adalah patahan aktif yang sudah bergerak sejak ribuan tahun lalu yaitu saat terbentuknya kepulauan Indonesia akibat adanya tumbukan tiga lempeng besar dunia sekitar 45,6 juta tahun yang lalu, yaitu Lempeng Samudera Hindia-Australia yang bergerak relatif ke utara, lempeng Benua Eurasia yang bergerak keselatan dan Lempeng Samudera Pasifik yang bergerak ke Barat.
Patahan Sumatera mulai banyak dikenal
semenjak sering terjadinya gempa daratan di pulau Sumatera. Patahan
Sumatera pernah mengakibatkan gempa besar di pulau Sumatera seperti
gempa Liwa tahun 1932, 1994, gempa Kerinci 1909, 1995 yang meninggalkan
kerugian jiwa dan materi yang cukup besar.
Perlu diketahui, Patahan Sumatera memiliki beberapa segmen yang di Aceh
sudah terdeteksi melalui informasi peta geologi yang telah dipetakan
oleh Cameron dkk (peta tersebut dipublikasi oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi/P3G - Departemen Pertambangan dan Energi). Bukti
keberadaan patahan ini semakin diperkuat dengan kenampakan dari
interpretasi foto udara maupun citra satelit (remote sensing).
Untuk wilayah Aceh Patahan Semangko ini terbagi dalam beberapa segmen
yaitu Patahan Lokop-Kutacane, Patahan Blangkeujeren-Mamas, Patahan
Kla-Alas, Patahan Reunget-Blangkeujeren, Patahan Anu-Batee, Patahan
Samalanga-Sipopoh, Patahan Banda Aceh-Anu, Patahan Lamteuba-Baro.
Patahan tersebut menyimpan energi yang besar dan apabila suatu saat
energi tersebut dilepaskan maka akan menimbulkan gempa bumi. Apabila
pelepasan energi tersebut secara tiba-tiba sekaligus inilah yang sangat
berbahaya karena akan menimbulkan gempa yang dahsyat, namun kalau energi
tersebut dilepas berangsur sedikit demi sedikit maka gempa yang
ditimbulkan tidak terlalu berbahaya, bahkan kadang tidak dirasakan oleh
manusia kecuali hanya tercatat oleh alat seismograf.
Dengan keadaan letak geografi yang demikian, Sangatlah memungkinkan bahwa wilayah bagian barat Pulau Sumatra sering terjadi gempa baik besar maupun kecil yang tentunya dibutuhkan kewaspadaan yang tinggi bagi masyarakat Pulau Sumatra.
Views
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah sesuai topik artikel. Komentar yang tidak relevan dengan topik artikel akan terhapus.
Note: only a member of this blog may post a comment.