Arkeolog Temukan Fosil Dua Anak Singa Gua Berusia 30.000 Tahun Di Siberia
Mahessa83 | Arkeolog Rusia telah berhasil menemukan Fosil Dua Anak Singa Gua Berusia 30.000 tahun yang diawetkan dalam sebuah lapisan es di sebuah gua di Siberia. Otopsi menunjukkan salah satu dari kedua anak singa gua tersebut dalam kondisi yang sangat baik. Kedua mumi anak singa yang diberi nama Uyan dan Dina hanya berselisih satu minggu ketika mereka meninggal yang kemungkinan tertimbun akibat runtuhnya lapisan es diatasnya seperti yang dilansir dari Mammoth Site of Hot Springs di South Dakota saat mempresentasikan temuannya pada tahun 2016 dalam pertemuan Society of Vertebrate Paleontology.
'Para arkeolog menemukan mereka terkubur dilapisan es pada sebuah gua di Siberia tahun lalu dengan semua bagian tubuh yang masih lengkap seperti bulu, telinga, jaringan lunak dan bahkan kumisnya," kata Dr. Albert Protopopov, Kepala Peneliti Departemen Hewan dari Yakutian Academy of Sciences.
Pada awal tahun ini juga peneliti Korea Selatan, Hwang Woo-Suk mengambil sampel dari mumi anak singa gua yang berharap untuk dilakukan kloning.
"Namun walaupun kondisi mumi kedua anak singa ini cukup baik, DNA mereka dalam kondisi yang sangat mengerikan dan itu tidak mungkin untuk dilakukan pengkloningan," tulis Beth Shapiro kepada LiveScience.
Temuan ini pertama kalinya ditemukan saat beberapa pekerja lokal dari Yakov Andosov melintas didaerah tersebut memasuki musim panas tahun lalu terjerembab di sebuah sungai yang bernama Sungai Uyandina dan menyebabkan keretakan. Para pekerja tersebut kemudian melihat kebawah dan menemukan fosil kedua anak singa tersebut.
Saat ditemukan kedua fosil anak singa gua ini dalam keadaan mata tertutup, memiliki gigi yang belum semuanya muncul. Dengan berat tubuh Uyan sekitar 2,8 kilogram dan Dina 2,1 kilogram atau lebih berat dari ukuran bayi modern ketika dilahirkan.
Karena kedua anak singa gua ini baru dilahirkan dan tidak memiliki karateristik seks, tidak jelas apakah Uyan dan Dina adalah jantan atau betina.
Pada gambar lainnya peneliti menulis, kelopak mata Dina tertutup rapat sementara si Uyan pada mata kiri tertutup tetapi pada mata kanan terlihat sedikit terbuka. Dibandingkan dengan bayi singa modern, mata mereka baru dapat terbuka selama seminggu hingga berusia 3 minggu.
Pada CR Scan juga menunjukkan, walaupun mereka belum memiliki gigi, namun terlihat tanda-tanda tumbuhnya gigi susu mereka yang dioperkirakan akan muncul dalam waktu dua bulan kedepan.
Walaupun perut mereka dalam keadaan masih kosong, Namun dalam CT Scan pada usus terlihat sedikit susu yang mungkin diberi induknya beberapa jam sebelum kedua anak singa gua ini meninggal.
Singa Gua - Panthera Spelaea (Goldfuss) hidup selama zaman pertengahan Pleistocene di benua Eurosia dekat kepulauan Inggris Chutkota, sebelah timur Rusia. Mereka juga hidup dan berkeliaran di Alaska dan barat laut Kanada.
Fosil-fosil mereka sangat jarang dapat ditemukan secara utuh. Selama ini keberadaan mereka dapat ditemukan hanya berbentuk tengkorak atau tulang belulang hingga penemuan dua anak gua singa ini sangat luar biasa.
Penemuan Dua Anak Singa Gua akan memberikan para ilmuwan ide yang lebih baik dari apa dari hewan yang pernah menjelajahi Yakutia yang selama ini keberadaan mereka hanya dapat dilihat dalam bentuk tengkorak, gigi dan tulang yang ditemukan diwilayah beku.
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah sesuai topik artikel. Komentar yang tidak relevan dengan topik artikel akan terhapus.
Note: only a member of this blog may post a comment.