Mahessa Update | Virus yang telah ditemukan sejak tahun 1892, Dan hingga kini para peneliti masih terus mengungkap rahasia baru tentang penjajah infeksius ini. Virus bukanlah mahluk hidup dan tidak mempunyai cara untuk memproduksi. Mereka dibuat dari bahan genetik seperti DNA atau RNA yang dibungkus dengan lapisan protein. Karena kemampuan mereka untuk mengintergrasikan kode genetik mereka kedalam kode inang mereka. gen virus ditemukan tersembunyi di dalam gen banyak mahluk hidup termasuk manusia. Tetapi bagaiman dan mengapa virus bekerja? Trik genetik mereka tetap menjadi misteri yang dicoba dipecahkan oleh para peneliti di berbagai bidang seperti bidang biologi evolusi dan biologi molekuler hingga neurologi dan studi penyakit kronis.
Berikut adalah 6 Virus Baru yang ditemukan oleh para peneliti dari berbagai bidang seperti yang kami lansir dari laman livescience.com.
1. Virus Purba
sumber gambar: shutterstock
Neuron otak hewan termasuk otak manusia menyimpan sisa-sisa genetik dari infeksi Virus Purba yang mungkin menjadi kunci bagaimana proses berpikir bekerja.
Baca Juga : 7 Cara Efektif Melawan Jerawat Secara Alami
Para peneliti menemukan bahwa gen yang disebut arc, yang ditemukan pada hewan berkaki empat adalah kode genetik yang tersisa dari Virus Purba. Selain itu mereka menemukan bahwa gen ini sangat penting untuk kemampuan sel saraf untuk membangun beberapa jenis paket kecil materi genetik dan mengirimkannya ke sel saraf lainnya. Proses ini menjelaskan bagaimana sel-sel saraf bertukar informasi yang diperlukan untuk reorganisasi sel.
Fungsi otak termasuk pemikiran sadar dan konsep diri hanya mungkin terjadi karena proses ini, kata para peneliti. Dan jika proses tidak bekerja dengan baik, sinapsis atau persimpangan antara neuron dapat menjadi tidak berfungsi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana gen Arc menjadi bagian dari genom hewan dan informasi apa yang diteruskan dari satu neuron ke neuron lain karena intruksi dari Arc, kata mereka.
2. Virus Jatuh Dari Langit
sumber gambar: NASA Earth Observatory
Sebuah misteri lama tentang virus akhirnya mendapatkan jawaban pada tahun 2018 lalu. Alasan kenapa virus yang secara genetik mirip satu sama lain dapat ditemukan dengan jarak yang sangat jauh di bumi. Hal ini dikarenakan virus melakukan perjalanan melalui atmosfer pada arus udara.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada bulan Januari di Multidisciplinary Journal of Microbial Ecology, para peneliti melaporkan bahwa virus dapat menumpang pada partikel-partikel tanah atau air dan berayun tinggi ke lapisan atmosfer yang disebut troposfer bebas yang kemudian pada akhirnya jatuh ke dalam lingkungan yang benar-benar baru.
Para peneliti juga menemukan bahwa ketika virus mencapai tingkat tropofer bebas, yang ditemukan pada ketinggian 8.200 hingga 9.800 kaki di atas permukaan bumi, mereka dapat melakukan perjalanan lebih jauh daripada yang mungkin terjadi pada ketinggian yang lebih rendah.
Ternyata Troposfer Bebas penuh dengan virus, dan karena aksi arus udara di dalamnya, permukaan bumi yang berukuran meter persegi dapat dihujani ratusan juta virus dalam sehari.
3. Penyakit dan Virus Alzheimer
sumber gambar; shutterstock
Temuan peneliti akan virus baru berdasarkan pada teori bahwa virus mungkin berperan dalam penyakit Alzheimer mendapat lebih banyak dukungan dari sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Juni 2018 di Journal Neuron. Para peneliti mengamati hampir 1.000 otak postmortem dari berbagai bank otak, termasuk dari otak orang-orang dengan dan tanpa penyakit Alzheimer. Mereka menyaring sekuens genetik yang diambil dari jaringan otak dan mengindetifikasi sekuens genetik mana yang manusia dan mana yang bukan. Mereka menemukan bahwa otak orang yang meninggal dengan penyakit Alzheimer memiliki dua kali lipat tingkat dari dua jenis virus herpes yang umum dibandingkan dengan otak yang bukan Alzheimer.
Tidak jelas apa peran virus dalam perkembangan Alzheimer. Virus bisa menjadi bagian dari penyebab penyakit. atau mereka bisa mempercepat perkembangannya. Tetapi mungkin juga mereka tidak berperan sama sekali dalam penyakit ini. dan ditemukan pada penderita Alzheimer karena beberapa alasan.
4. Virus Raksasa
sumber gambar: copyright IGS/CNRS/AMU
Virus Raksasa yang berukuran lebih dari dua kali virus tipikal memiliki genom yang kompleks. Pada bulan Juni 2018, Para peneliti melaporkan bahwa apa yang disebut gen yatim yang hanya ditemukan pada virus raksasa yang disebut Pandoravirus sebenarnya berasal dari virus itu sendiri. Faktanya, para peneliti menemukan bahwa walaupun mutasi acak adalah umum di alam, virus-virus ini luar biasa produktif dalam penciptaan gen-gen baru.
Selain itu gen anak yatim yang diciptakan Pandaravirus berbeda diantara virus, yang berarti bahwa gen tersebut tidak mungkin berasal dari nenek moyang virus, kata para peneliti.
Tepatnya kenapa Pandoravirus tampaknya secara teratur menghasilkan gen dan protein baru tidak jelas. Tetapi penemuan baru ini dapat mengubah cara para peneliti mendekati mempelajari keluarga virus ini. Penelitian pada masa depan harus fokus pada menemukan mekanisme yang mendorong proses Pandoravirus untuk menemukan gen baru dan mengindetifikasi kekuatan evolusi yang mendorong virus ini.
5.HK2
sumber gambar: shutterstock
Infeksi virus lama mungkin memainkan peran dalam kecanduan obat manusia saat ini. Para peneliti melaporkan pada bulan September 2018 di journal Prosiding National Academy of Sciences bahwa jejak genetik dari virus yang disebut HK2 lebih umum pada orang yang kecanduan narkoba daripada pada orang yang tidak kecanduan narkoba.
Baca Juga : 10 Virus Paling Mematikan Di Dunia
Sisa-sisa virus HK2 hanya ditemukan pada 5 hingga 10 persen orang. Hal ini menunjukkan infeksi virus yang relatif baru mungkin telah terjadi pada 250.000 tahun yang lalu. Pada manusia saat ini, informasi genetik yang tersisa dari virus dapat berperan dalam pelepasan neurotransmitter dopamin. yang penting dalam cara otak merespons kesenangan, kata para peneliti.
Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan dengan tepat bagaimana jejak HK2 dapat mempengaruhi perilaku kecanduan orang.
6. Herpes Virus
sumber gambar: CDC
Inpeksi virus herpes simpleks sering terjadi dengan lebih dari 80 persen orang di dunia terinfeksi Virus Herpes Simpleks (HSV). Virus ini sering tetap dalam mode tidak aktifdalam tubuh yang bermanfaat bagi orang yang terinfeksi karena virus menyebabkan gejala saat tidak aktif. Namun itu juga lebih sulit bagi sistem kekebalan untuk menemukan dan menghilangkan virus ketika sedang tidak aktif.
Pada bulan Oktober 2017, Para peneliti melaporkanya dalam journal PLOS Pathogens bahwa mereka telah menemukan virus baru dengan cara untuk menginduksi virus untuk memasuki mode tidak aktif. dan juga menemukan protein utama yang terlibat dalam membangunkanya.
Temuan ini mungkin memiliki inplikasi untuk mengobati atau mencegah infeksi herpes, kata para peneliti. Hasilnya dapat menunjukkan cara untuk menargetkan protein virus tertentu untuk mencegah virus bangun. sehingga dapat mencegah gejala dan penyebaran virus ke orang lain, atau dapat menyebabkan cara agar virus tetap terjaga sehingga sistem kekebalan tubuh dapat menghilangkanya.
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah sesuai topik artikel. Komentar yang tidak relevan dengan topik artikel akan terhapus.
Note: only a member of this blog may post a comment.