Megalith Dari Lembah Bada
Mahessa83 - Berada sekitar 15 kilometer sebelah selatan dari Taman Nasional Lore Lindu di Pulau Sulawesi, Indonesia atau tepatnya berada di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Daerah yang dikenal dengan Lembah Bada, Ada beberapa patung megalitikum yang mengingatkan kita pada patung-patung Moai di Pulau Paskah. Patung-patung ini bertubuh kurus, kepala besar, mata bulat dan beberapa baris menunjukkan alis, pipi dan dagu. Sebagian dari mereka berdiri tersendiri setengah terkubur di padang rumput yang luas. Hingga saat ini lebih dari 400 ukiran telah ditemukan di Lembah Bada tetapi hanya 30-an ukiran berbentuk manusia.
Puluhan patung purbakala ini kabarnya sudah ada sejak abad ke-14. Megaltih Dari Lembah Bada ditemukan pertama kali pada tahun 1908 walaupun penemuan tersebut telah berlangsung lebih dari 100 tahun, namun hanya sedikit yang diketahui tentang keberadaan patung-patung ini di Lembah Bada. Salah satunya adalah kapan patung dari batu itu dibuat. Beberapa orang berpendapat bahwa batu-batu ini dipahat pada 5000 tahun yang lalu sedangkan yang lainnya menduga Megalith Dari Lembah Bada dipahat pada 1.000 tahun yang lalu. Sementara yang lainnya menduga keberadaan batu megalith tersebut masih berhubungan dengan dengan budaya megalith di Laos, Kamboja dan beberapa wilayah di Indonesia lainnya pada 2.000 tahun yang lalu.
Menurut Ancien Origins, hingga saat ini tak diketahui siapa yang telah membuat patung megalith di Lembah Bada. Meskipun terdapat dugaan bahwa batu itu dibuat oleh budaya yang membuat megalith di tempat lain di Asia Tenggara, namun Megalith Dari Lembah Bada tergolong unik.
Dalam catatan A,C Kruyt, Pendiri kota Poso, sebelum kedatangan Belanda pada tahun 1908, Di Lore masih berlaku orang membuat kubur dari batu. Dan masih ada tempat pembuatan Kalamba untuk penguburan. Jadi pemuatan benda-benda ini berasal dari berbagai masa.
Lembah Bada terletak di daerah yang relatif datar. yang dikelilingi dengan perbukitan. sehingga awan yang tertahan di puncak bukit yang mengelilingi lembah menyajikan pemandangan yang dramatis. Sering terlihat salah satu bagian Lembah Bada disaat hujan turun, sedangkan bagian lainnya matahari menyelinapkan cahayanya dari balik awan.
Tujuan dibuatnya pahatan batu megalith di Lembah Bada belum diketahui secara pasti. Masyarakat setempat percaya bahwa batu-batu tersebut digunakan untuk melakukan pemujaan terhadap leluhur. Tak hanya itu, penduduk setempat juga mempunyai kisah tentang asal-usul terbentuknya Megaltih Dari Lembah Bada. Sebuah cerita mengatakan bahwa terdapat megalith bernama Tokala'ea yang dulunya adalah pemerkosa akhirnya dikutuk menjadi batu.
Sementara itu ada cerita tentang megalith lain bernama Tadulako, Masyarakat setempat mengatakan bahwa dulunya Tadulako dikenal sebagai penjaga desa, namun setelah ketahuan mencuri beras, ia dikutuk menjadi batu. Cerita lain mengaitkan Megalith Dari Lembah Bada dengan pengorbanan manusia. Beberapa orang juga percaya bahwa batu tersebut dimaksudkan untuk menangkal roh jahat. Sementara yang lain mengklaim bahwa benda tersebut memiliki kekuatan supranatural dan mampu menghilang atau berpindah tempat.
Palindo, Torompana, Tarae Roe dan Loga adalah sederet nama pemberian masyarakat setempat untuk patung-patung kuno ini. Kisah unik pun turut menyertai setiap patung yang ada di Lembah Bada. Salah satunya adalah Palindo. Dulunya Patung Palindo dipercaya berdiri tegak.
Para tetua di Desa Sepe percaya bahwa Patung Palindo yang berarti "Sang Penghibur" dalam bahasa setempat adalah representasi dari penduduk pendahulu mereka yaitu Suku Tosaloge.
Patung Megalith di Lembah Bada merupakan wajah manusia yang telah distilasi dimana alis dan hidung digambarkan menjadi satu sedangkan pada bagian mulut dihilangkan. Patung di Lembah Bada umumnya memiliki tanda jenis kelamin yang jelas. Di Patung Palindo dan Meturu terukir gambar alat kelamin laki-laki. Sedangkan pada Patung Langke Bulawa digambarkan alat kelamin wanita. Perbedaan jenis kelamin juga digambarkan pada raut wajah dimana pada patung wanita wajahnya digambarkan seperti dahi yang tertutup poni.
Pahatan pada patung megalith dari Lembah Bada juga dideskripsikan minimalis. Tokoh tersebut digambarkan memiliki kepala besar, dengan tubuh tanpa lekukan serta tanpa kaki. Pada bagian wajah biasanya biasanya digambarkan dengan mata bulatdengan garis tunggal yang mempresentasikan alis, pipi dan dagu. Sebagian patung tampak berdiri sendiri namun ada beberapa yang ditempatkan secara berkelompok. Batu-batu pahatan ini terhampar diseluruh bagian lembah dari yang berbentuk ukiran manusia, hewan, kalamba dan masih banyak lagi yang lainnya.
Patung-patung manusia memiliki tinggi 1,5 meter dengan diameter sekitar 50 cntimeter. Selain terdapat patung manusia dewasa juga terdapat Oba yang memiliki tinggi sekitar 70 centimeter dengan raut jenaka dan tanda jenis kelamin yang tidak jelas. Warga setempat menyebutnya dengan bentuk kera tetapi juga bisa di representasi sebagai anak-anak.
Sementara Kalamba berbentuk tempayan besar bertutup berdiameter 1,5-2 meter serta berbentuk tangki melingkar yang dipahat pada sebuah batu besar yang dahulu dipakai sebagai tempat penyimpanan. Ada sekitar 50 buah Kalamba di Lembah Bada yang sebagian diantaranya masih berbentuk utuh dan sebagian lainnya telah rusak.
Menurut kepercayaan masyarakat sekitar Kalamba digunakan sebagai bak berendam para raja. sementara yang lainnya dipercaya digunakan sebagai peti mati atau tangki air.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sulawesi Tengah, saat ini terdapat 432 objek Megalith dari Lembah Bada yang tersebar dari Lore Utara hingga Lore Selatan sebanyak 404 situs dan di Kulawi, Kabupaten Sigi terdapat 27 situs.
Patung Batu Palindo
Batuan Megalith Dari Lembah Bada yang paling terkenal adalah Batu Palindo dengan posisi miring. Dinamakan Palindo (sang penghibur) Wajah Batu Palindo ini berwajah ceria dan ramah dengan tinggi sekitar 4 meter berbentuk ukiran tubuh oval memiliki mata yang bulat dan berhidung besar memanjang kebawah.
Langka Bulawa
Selain Batu Palindo, Patung terkenal lainnya adalah Langka Bulawa. Ukiran batu ini berbentuk wajah seorang wanita dan mempunyai arti nama Ratu bergelang kaki emas. Mempunyai ukiran yang sama dengan Batu Palindo tetapi mempunyai kesan raut muka sebagai sosok rumah suku Lore. Patung ini terletak sekitar 5 kilometer dari Patung Palindo.
Hingga saat ini keberadaan patung-patung belum diketahui dari mana mereka berasal dan siapa yang membuatnya dan dengan tujuan apa patung-patung ini dibuat, semuanya masih misteri yang belum terpecahkan. Namun para peneliti terus melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui siapa yang membuat Patung Batu Megalith dari Lembah Bada.
Akses Menuju Lembah Bada
Untuk mencapai Lembah Bada yang berada di Taman Nasional Lore Lindu, Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia ini Anda bisa menggunakan perjalanan darat dengan menggunakan kendaraan dari Kota Poso dengan jarak tempuh sekitar 145 kilometer.
Megalith Dari Lembah Bada ini juga dapat dicapai dengan menggunakan pesawat dari kota Makassar menuju kota Poso. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan kendaraan roda empat selama 5 jam.
sumber:id.wikipedia
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah sesuai topik artikel. Komentar yang tidak relevan dengan topik artikel akan terhapus.
Note: only a member of this blog may post a comment.