9 Seni Tari Bali Masuk Sebagai Warisan Budaya UNESCO
Mahessa83 - Dalam sidangnya yang ke-10 Komite Warisan Budaya Tak Benda UNESCO di Windhoek, Namibia pada 30 Nopember - 4 Desember 2015 menetapkan Sembilan Seni Tari Bali masuk sebagai Warisan Budaya UNESCO Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.
Sembilan seni tari asal Bali tersebut adalah Tari Rejang, Tari Sanghyang Dadari dan Baris Upacara yang digolongkan sebagai tari sakral. Tari Topeng Sidhakarya, Sendratari Gambuh dan Sendratari Wayang Wong yang digolongkan sebagai tarian semi sakral serta Tari Legong Kraton, Tari Joged Bumbung dan Tari Barong Ket "Kuntisraya" yang digolongkan sebagai tarian hiburan (entertainment). Kesembilan tari ini tergabung dalam tiga genre tari tradisi di Bali (Tree Genre of Tadisional Dance in Bali).
Dengan masuknya tiga genre Tari Bali yang terdiri dari sembilan tarian Bali ke dalam Daftar Warisan Budaya UNESCO, Ini merupakan bentuk pengakuan dunia internasional terhadap arti penting tarian tersebut. Diharapkan dengan masuknya Sembilan Tarian Tradisional Bali ini akan meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan nilai-nilai budaya Tari Tradisional Indonesia khususnya Tari Tradsional Bali agar lebih semangat lagi untuk melestarikannya dimasa-masa yang akan datang.
Dan dengan masuknya tiga genre Tari Bali ini, Maka Indonesia telah memiliki tujuh elemen yang telah terdaftar sebelumnya yaitu Wayang (2008), Batik (2009), Angklung (2010), Tari Saman (2011), dan Noken Papua (2012) serta satu program Pendidikan dan Pelatihan tentang Batik (2009).
Dalam Sidang Komite Warisan Budaya Tak Gerak UNESCO tersebut, 24 negara anggota komite membahas 6 nominasi untuk katagori List of Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding serta 34 nominasi untuk katagori Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.
Selain memilih katagori Reprenttative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity, Komite Warisan Budaya UNESCO juga memilih Festival Api Musim Panas, Andora, Spanyol dan Perancis. Seni menunggang Kuda Tradisional, Autria,Seni Kerajinan Tembaga, Azerbaijan, Musik Tradisional Marimba dari Kolombia dan Ekuador serta pembuatan Kimchi dari Korea Utara.
Sekilas tentang Kesembilan Tari Bali Yang masuk kedalam Warisan Budaya Tak Gerak UNESCO.
1. Tari Rejang
Tarian ini dilakukan/ditarikan oleh penari-penari perempuan Bali dengan penuh rasa hidmat, penuh rasa pengabdian kepada Dewa-Dewi Hindu
dan penuh penjiwaan. Para penarinya mengenakan pakaian upacara yang
meriah dengan banyak dekorasi-dekorasi, menari dengan berbaris
melingkari halaman pura atau pelinggih yang kadang kala dilakukan dengan berpegang-pegangan tangan.
2. Tari Sanghyang Dadari
Sanghyang adalah salah satu jenis teater tradisi di Bali yang disuguhkan dalam bentuk tari yang bersifat religius dan secara khusus berfungsi sebagai tarian penolak bala atau wabah penyakit. Sampai saat ini, Tari Sanghyang tidak diadakan sekedar sebagai sebuah tontonan. Tari Sanghyang merupakan tari kerauhan (kesurupan) karena kemasukan hyang, roh, bidadari kahyangan, dan binatang lainnya yang memiliki kekuatan merusak seperti babi hutan, monyet, atau yang mempunyai kekuatan gaib lainnya).
3. Tari Baris Upacara
Tari Baris adalah sebuah jenis tari-tarian perang tradisional dari Bali yang diiringi dengan gamelan.
Tari ini menggambarkan perasaan seorang pahlawan muda sebelum ia pergi
ke medan perang, mengelu-elukan kejantanan pahlawan Bali dan menunjukkan
kemantapan kepemimpinannya. Dalam bahasa Bali arti baris mirip seperti dalam bahasa Indonesia, yaitu leret atau baris dan khususnya barisan prajurit yang berbakti kepada para raja.
4. Tari Topeng Sidhakarya
Topeng Sidakarya adalah bagian dari
pementasan tari topeng yang mengiringi sebuah upacara besar di Bali. Topeng
Sidakarya dianggap sebagai pelengkap upacara-upacara tersebut. Topeng ini
tampil sebagai pamungkas tari persembahan (wewalen) sebelum acara pemujaan
bersama yang dipimpin oleh Sulinggih dilakukan.
5. Sendratari Gambuh
Gambuh merupakan sendra tari warisan budaya Bali hasil alkulturasi budaya Jawa dan Hindu di Jawa Timur yang dikenal dengan nama Raket Lalaokaran. Raket Lalaokaran inilah yang sering disebut sebagai Gambuh Ariar, sebuah perpaduan Gambuh dan Raket yang tertulis dalam Kidung Warjban Wideya dari abad XVI. Dulunya Gambuh merupakan tarian perang Bhata Mapdtra Yuddha, yang menjadi hiburan untuk rakyat Majapahit ketika melaksanakan upacara Shreiddha.
Gambuh telah membawa pengaruh cukup besar untuk kesenian masyarakat
Bali, terutama sebagai drama tari istana yang adiluhung. Gambuh tidak
hanya memperkenalkan tokoh tapi juga koreografi yang cukup rumit dan
penampilan yang menawan. Tidak salah kalau Gambuh punya standart
kualitas tersendiri. Perbendahaaran koreografi yang banyak dan juga
iringan musik yang tidak dimiliki oleh Bali sebelumnya. Dari situ orang
beranggapan bahwa Gambuh merupakan drama tari yang paling kaya akan
gerak tariannya, sehingga dianggap sebagai sumber tari klasik Bali.
6. Sendratari Wayang Wong
Wayang Wong pada dasarnya adalah seni pertunjukan topeng dan perwayangan
dengan pelaku-pelaku manusia atau orang (wong). Dalam membawakan
tokoh-tokoh yang dimainkan, semua penari berdialog, semua tokoh utama
memakai bahasa Kawi sedangkan para punakawan memakai bahasa Bali. Pada
beberapa bagian pertunjukan, para penari juga menyanyi dengan
menampilkan bait - bait penting dari Kakawin.
7. Tari Legong Keraton
Legong merupakan sekelompok tarian klasik Bali
yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat
dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh. Kata Legong berasal dari kata "leg" yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan "gong" yang artinya gamelan.
"Legong" dengan demikian mengandung arti gerak tari yang terikat
(terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang
dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan.
8. Tari Joged Bumbung
Joged Bumbung merupakan tari pergaulan di Bali.
Biasanya dipentaskan dalam acara-acara sosial kemasyarakatan di Bali,
seperti acara pernikahan. Tarian ini ditarikan oleh penari wanita, yang
kemudian mencari pasangan pria dari para penonton untuk diajak menari
bersama. Tarian ini biasanya diiringi dengan seperangkat musik dari bambu. Tarian ini sangat menonjolkan sex
9. Tari Barong Ket
Tari Barong Ket adalah barong yang sosoknya menjulang tinggi. Sosoknya menyerupai manusia dengan tinggi dua kali tinggi badan orang dewasa. Sosok laki-laki dinamakan Jero Gede, sedangkan pasangannya disebut Jero Luh. Konon, barong jenis dibuat untuk mengelabui mahluk-mahluk halus yang menebar bencana.
Barong Ket adalah tari Barong yang paling banyak terdapat di Bali dan
paling sering dipentaskan. Barong ini juga memiliki pebendaharaan gerak tari yang paling lengkap. Dari wujudnya, Barong Ket merupakan perpaduan bentuk antara singa, macan,sapi dan naga. Badan Barong Ket dihiasi dengan kulit berukiran rumit dan ratusan kaca cermin berukuran kecil. Kaca-kaca cermin itu bagai permata dan tampak berkilauan ketika tertimpa cahaya. Bulu Barong Ket terbuat dari kombinasi perasok (serat daun tanaman sejenis pandan) dan ijuk. Ada pula yang mengganti ijuk dengan bulu burung gagak.
Barong Ket ditarikan oleh dua orang penari yang disebut Juru Saluk atau Juru Bapang.
Juru Bapang pertama menarikan bagian kepala, Juru Bapang yang lainnya
di bagian ekor. Biasanya Barong Ket ditarikan berpasangan dengan Rangda, yaitu sosok seram yang melambangkan adharma (keburukan). Barong Ket sendiri dalam tarian tersebut melambangkan dharma (kebajikan). Pasangan Barong Ket dan Rangda melambangkan pertempuran abadi andara dua hal yang berlawanan (rwa bhineda) di semesta raya ini. Tari Barong Ket diiringi dengan gamelan Semar Pagulingan.
sumber:nationalgeographic. wikipedia.id
Dengan Mengklik Iklan Di Bawah ini,
Donasi Anda, Kami butuhkan untuk membangun Website ini.
Views
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah sesuai topik artikel. Komentar yang tidak relevan dengan topik artikel akan terhapus.
Note: only a member of this blog may post a comment.