FAKTA DAN SEJARAH MENGEJUTKAN DARI GUNUNG VESUVIUS DAN POMPEII

Fakta dan Sejarah Mengejutkan Dari Gunung Vesuvius dan Pompeii  


Mahessa Update | Gunung Vesuvius di pantai barat Italia adalah satu-satunya gunung berapi aktif di daratan Eropa.  Gunung ini terkenal karena letusannya yang maha dahsyat pada tahun 79 SM yang telah menghancurkan kota Pompeii dan Herculaneum , Tetapi tahukan Anda bahwa Gunung Vesuvius telah meletus sekitar 50 kali setelah itu.

Gunung Vesuvius dan Pompeii

Fakta Gunung Vesuvius

Gunung Vesuvius pada tahun 2013 adalah setinggi 1.281 mdpl setelah setiap letusan yang terjadi selalu berubah. Menurut Encyclopedia Britannica gunung berapi ini juga memiliki punggungan setengah lingkaran yang disebut Gunung Somma yang naik menjadi 1.132 mdpl. Lembah antara kerucut dan Gunung Somma disebut Valle del Gigante atau Giant's Valley.

Gunung Vesuvius dianggap sebagai salah satu gunung berapi paling berbahaya di dunia karena letaknya yang sangat dekat dengan kota Napoli dan kota-kota lainnya disekitarnya. 

Gunung berapi ini digolongkan sebagai Gunung stratovoclano yang kompleks karena letusanya biasanya melibatkan letusan eksplosif dan aliran piroklastik. Menurut Survei Geologi AS, Aliran Piroklastik adalah campuran padat tinggi dari blok lava panas, batu apung, abu dan gas vulkanik.

Vesivius dan gunung berapi lainnya di Italia seperti Campi Flegrei dan Strombeli adalah bagian dari busur vulkanik Campanian. Busur Campanian berada pada batas tektonik dimana Lempeng Afrika ditangkupan dibawah Lempeng Eurasia.

Dibawah Gunung Vesuvius, para ilmuwan telah mendeteksi adanya mata air di bawah lempeng Afrika "Jendela Slab" yang memungkinkan panas dari lapisan mantel bumi melelehkan batu lempeng Afrika yang membangun tekanan yang dapat menyebabkan letusan ekslusif yang maha dahsyat. Di masa lalu Gunung Vesuvius memiliki siklus erupsi kira-kira sekitar 20 tahun. Namun letusan yang serius pada gunung ini terakhir terjadi pada tahun 1944 lalu.

Pompeii

Letusan Gunung Vesuvius telah menghancurkan kota Pompeii, sebuah kota yang terletak di selatan kota Roma pada tahun 79 SM. Menurut sejarah, Dalam waktu sekitar 25 jam kota Pompeii dikuburkan dengan begitu cepat oleh abu vulkanik. Situs tersebut merupakan cuplikan kehidupan yang terawat baik di kota Romawi. Ada juga penjelasan terperinci tentang bencana yang direkam oleh Pliny the Younger yang mewawancarai korban selamat dan mencatat kejadian dalam sebuah surat kepada temannya Tacitus.

Pompeii didirikan pada tahun 600 SM dan perlahan pulih dari gempa besar yang mengguncangkan kota pada bulan Februari 62 SM. Gempa dangkal yang berasal dari bawah Gunung Vesuvius telah menyebabkan kerusakan besar pada mata air dan pipa yang menyalurkan air ke kota. Rekontruski telah dilakukan di beberapa kuil dan bangunan umum.

Seneca, sejarawan, mencatat bahwa gempa tersebut berlangsung selama beberapa hari dan juga merusak kota Herculaneum serta kerusakan kecil di kota Napoli. Gempa besar tersebut diikuti beberapa goresan-goresan kecil sepanjang tahun-tahun berikutnya.

Karena aktivitas seismik sangat umum terjadi di daerah tersebut, warga hanya sedikit yang memperhatikan pada awal Agustus 79 SM ketika beberap gempa mengguncang bumi dibawah Herculaneum dan Pompeii. Orang-orang ketika itu tidak siap menghadapi goncangan yang terjadi tak lama setelah siang hari pada tanggal 24 Agustus 79 SM. Namun 2.000 orang selamat dari guncangan pertama.

Pliny the Elder, seorang penulis Romawi menggambarkan awan dengan gumpalan-gumpalan besar yang menyerupai pohon pinus (Mediterania) lebih dari pohon lainnya seperti pohon yang sangat tinggi. Awan itu melayang tinggi dan melebar membentuk cabang-cabang yang berbeda yang terkadang putih dan kadang-kadang gelap ternoda oleh pasir dan abu yang bertahan lama.

Di Pompeii abu-abu ini menghalangi matahari pada pukul 1 siang dan orang-orang mencoba untuk membersihkan abu dari atap rumah dengan ketebalan hingga 15 centimeter per jam.

Tak lama setelah tengah malam, Dinding lumpur vulkanik menelan kota Herculaneum , melenyapkan warganya yang hendak melarikan diri ke kota Pompeii. Sekitar pukul 06.30 pagi, keesokan harinya, awan gas vulkanik yang menyala dan puing-puing yang meluncur menuruni lereng Vesuvius dan menyelinuti kota Pompeii. Sebagian  besar korban meninggal seketika saat udara super panas membakar paru-paru mereka dan menontrok otot mereka. membiarkan mayat-mayat itu tetap berada pada posisinya semula hingga terkubur oleh abu vulkanik dan diawetkan selama ratusan tahun.

Jauh di Misenium sekitar 21 kilometer dari Pompeii, Pliny the Younger, Keponakan berusia 23 tahun dari Pliny the Elder dan ibunya bergabung dengan pengungsi lainnya yang melarikan diri dari gempa yang mengguncang kota mereka.

Mereka mengamati, " laut mundur seolah didorong oleh gempa bumi," Ini mungkin disebabkan oleh Tsunami pada puncak letusan yang memberikan kita kerangka waktu untuk catatan sejarah.

Pliny menulis tentang,"awan hitam yang mengerikan yang diterpa oleh angin yang berliku-liku,". Dia menggambarkan orang-orang tertiup angin dan terengah-engah akibat angin itu. Angin yang sama yang menimpa orang-orang Pompeii.

Dipercaya bahwa sedikitnya sekitar 30.000 orang meninggal akibat Letusan Vesuvius yang terjadi pada tahun 79 SM.

Erupsi Vesuvius

Pada tanggal 17 Maret 1944, Letusan dua minggu yang dimulai dengan lahar dari puncak Gunung Vesuvius. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan Life Magazine, Giuseppe Imbo, direktur mt. Observatorium Vesuvius, mengatakan, "Benda yang luar biasa, Vesuvius, tanah dengan abu yang sangat berharga membuat bumi subur dan anggur mulai tumbuh,".Itulah sebabnya setelah letusan terjadi lereng Vesuvius menjadi tanah yang subur.

Selama letusan terjadi, tentara dan awak pesawat dari kelompok bomber ke-340 yang bermarkas di lapangan udara Pompeii beberapa kilometer dari dasar gunung berapi. Diaries merekam pemandangan dan suara mengagumkan yang mereka saksikan dalam letusan besar terbaru ini. Pengawal mengenakan jaket kulit dan helm untuk melindungi diri dari hujan abu panas dan juga batu-batu kecil. Tenda roboh dan terbakar saat abu-abu panas membakar mereka.

Sgt. Robert F. McRae menulis dalam buku hariannya pada tanggal 20 Maret 1944, Menurut American Geosciences Institute mengatakan. " Ketika saya sedang duduk di tenda saya, saya dapat mendengar pada interval empat sampai 10 detik gemuruh keras dari gunung berapi pada hari ketiga pada saat letusannya. Kebisingannya seperti bola bowling yang menampar pin di arena bowling raksasa. Untuk melihat gunung di malam ini, orang akan mengira dunai telah terbakar. Langit yang mendung tebal dapat bersinar terang saat nyala api dan lahar baru dimuntahkan dari kawah. Seperti awan melintas dari puncak gunung. Nyala api dan lahar dapat terlihat membumbung tinggi ke angkasa. Hari ini diperkirakan jalur lava cair sepanjang 1 mil, setengah mil dan 8 kaki dalamnya bergulir menuruni lereng. Kota-kota yang ada dibawah lereng bersiap-siap untuk mengungsi. Lokasi kami tampaknya aman. Bagaimanapun juga tidak ada orang disini. pejabat sipil atau militer nampaknya terlalu khawatir. Lava belum mulai mengalirdi sisi gunung namun terus mengalir di sisi lainnya menuju Napoli,"   

Pada tanggal 22 Maret mereka terpaksa mengungsi meninggalkan 88 pesawat sekutu. Setelah letusan gunung berapi mereda, mereka kembali pada tanggal 30 Maret 1944 untuk menemukan pesawat yang mesinnya tersumbat oleh abu vulkanik, panel kontrol tak rusak, 

Seorang penyiar radio dari skuadron Bomber 489 mengeluh dalam buku hariannya saat Axis Sally menyiarkan sebuah acara radio yang didedikasikannya untuk korban selamat dari Letusan Gunung Vesuvius. Dia mengatakan kepada seluruh Eropa bahwa Letusan Gunung Vesuvius telah menghancurkan mereka semua. 

Pada tanggal 15 April 1944, Pesawat telah diganti dan Kelompok Bomber 489 kembali dengan kekuatan penuh dan siap untuk terbang dengan misi-misi baru.

Meskipun tidak ada korban dari pihak tentara, Namun 26 warga sipil Italia meninggal dan hampir 12.000 orang mengungsi akibat Letusan Gunung Vesuvius pada tahun 1944 seperti yang kami lansir dari American Geosciences Institute.

Status Terkini

Sejak tahun 1944, telah terjadi ratusan gempa ringan di wilayah sekitar Gunung Vesuvius. Gempa paling parah menguncang Naples pada bulan Oktober 1999. Gempa berkekuatan 3,6 skala richer terasa hingga sejauh 24 kilometer dari dasar gunung berapi yang memiliki magnetudo yang sama dengan yang terjadi sebelum yang terakhir yaitu pada letusan besar yang menghancurkan kota Napoli pada tahun 1631.  

Pada tahun 2016, Penggalian di pinggir kota Pompeii mengungkapkan lebih banyak korban akibat Letusan Gunung Vesuvius. Arkeologi telah menemukan sisa-sisa 4 orang korban termasuk seorang gadis remaja di reruntuhan sebuah toko. Menurut pernyataan dari Soprintendenza Pompeii, Otoritas Italia yang bertanggung jawab mengelola Situs Kuno Pompeii.


Sumber: LiveScience.

Views
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentarlah sesuai topik artikel. Komentar yang tidak relevan dengan topik artikel akan terhapus.

Note: only a member of this blog may post a comment.

Blog Archive

Bookmarking

Ikuti Facebook