MahessaBlog | Sebagian besar orang yang terkena Virus Corona SARS-Cov-2 baru dapat disembuhkan, Namun ada beberapa diantaranya harus rawat inap untuk melawan virus ini. Namun seberapa mematikankah virus corona bagi manusia?
ilustrasi: pasien virus corona
Hingga saat ini para ilmuwan belum dapat memastikan berapa tingkat kematian dari wabah virus corona, karena hingga saat ini para ilmuwan belum yakin berapa banyak orang yang terinfeksi. Namun menurut para ilmuwan virus corona atau COVID-19 sangat berbahaya bagi pasien usia lanjut dan mereka yang memiliki riwayat kesehatan yang sudah ada sebelumnya.
Menurut direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa sekitar 3,4% dari pasien COVID-19 yang dilaporkan sari seluruh dunia telah meninggal. Dalam data analisis di Cina atas lebih dari 72.000 catatan kasus, 2,3% dari mereka yang terkena paparan virus corona dikonfirmasi telah meninggal dengan pasien berusia diatas 80 tahun memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi yaitu sekitar 14,8%. Paien berusia lebih dari 70 tahun memiliki tingkat kematian hingga 8%.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kematian akibat virus corona baru ini adalah kualitas perawatan medis. Sudah ada bukti bahwa kewalahannya sistem medis di Wuhan, tempat wabah virus corona pertamakali terdeteksi ini menyebabkan lebih banyaknya jumlah kematian. Hal ini berarti lebih sedikit orang yang meninggal karena virus corona jika sistem medis dipersiapkan dengan baik untuk menerima masuknya pasien virus corona.
Hal ini dapat terjadi karena pada awalnya jenis penyakit ini masih diremehkan dengan tidak pernah memeriksakan dirinya ke dokter. Namun ketika wabah virus corona mulai meluas dan para ilmuwan mulai menggunakan metode retrospektif untuk mempelajari anti virus corona yang mengalir dalam darah manusia, jumlah pasien SARS-Cov-2 mulai berkurang dengan resiko kematian akan infeksi virus corona semakin menurun.
Asal Usul Virus Corona
Virus Corona atau SARS-CoV-2 yang dapat menyebabkan penyakit COVID-19 pertamakali diindetifikasi di kota Wuhan, Cina pada 31 Desember 2019 setelah beberapa orang mengalami pneumonia tanpa sebab yang jelas dan prosedur perawatan dan vaksin yang diberikan ternyata tidak efektif. Sejak saat itu virus corona telah menyebar keseluruh penjuru dunia kecuali Antartika. Tingkat kematian lebih tinggi berdasarkan pada lokasi, usia seseorang, kondisi kesehatan serta faktor-faktor lainnya.
Baca Juga: 9 Manfaat Daun Bawang Hijau Bagi Kesehatan
Hingga saat ini para ilmuwan belum yakin dari mana virus corona berasal, meskipun mereka tahu bahwa virus corona seperti halnya SARS atau MERS ditularkan melalui hewan ke manusia. Penelitian yang membandingkan urutan geneteik SARS-CoV-2 dengan database virus menunjukkan bahwa virus corona berasal dari kelelawar. Karena tidak ada kelelawar yang dijual di pasar makanan laut di Wuhan, Para peneliti mengalihkannya bahwa viris corona berasal dari trenggiling (mamalia yang terancam punah) yang bertanggung jawan menularkan virus corona kepada manusia.
Hingga saat ini belum ada perawatan khusus untuk menangani penyakit ini tetapi para ilmuwan di laboratorium sedang meneliti dan mengerjakan berbagai kenis perawatan termaksuk vaksin.
Editor: Rey Mahessa
Sumber: LiveScience.com
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah sesuai topik artikel. Komentar yang tidak relevan dengan topik artikel akan terhapus.
Note: only a member of this blog may post a comment.