Goa Selomangleng, Pariwisata di Kota Kediri
Tempat wisata di Kota Kediri banyak beraneka ragam. Salah satunya adalah Goa Selomangleng yang terletak di kaki Gunung Klotok, Desa Waung, Kotamadya Kediri, Jawa Timur. Tempat ini berjarak kira-kira 3 Km dari pusat kota. Menurut sejarahnya Goa Selomangleng adalah tempat bertapanya Dewi Kilisuci.
Mengapa Goa ini di namakan Selomangleng? Karena letaknya berada di lereng bukit, Selo artinya Batu sedangkan Mangleng artinya Miring. Bisa di artikan Selomangleng adalah Batu yang miring dari atas permukaan tanah. Di Goa Selomangleng terdapat Dua Ceruk. Ceruk utama menghadap ke Barat. Ceruk lainnya menghadap ke Selatan. Di dinding ceruk utama terdapat pahatan relief Arjunawiwaha lebih tepatnya adegan mintaraga. Relief ini mengisahkan Sang Arjuna yang bertapa untuk memohon kekuatan jiwa raga dan bathin serta memohon senjata sakti dari para dewa. Saat bertapa Arjuna banyak mendapatkan gangguan-gangguan dari bidadari-bidadri utusan Dewa Bhatara Indra. Arjuna bergeming. Godaan tak mampu mematahkan tapanya sehingga ia akhirnya mendapatkan senjata berupa Gendewa.
Goa Selomangleng dilihat sepintas tidak ada yang istimewa. Keunikan baru terlihat ketika memasuki mulut goa. Beberapa meter dibawah mulut goa berserakan batu. Sebagian diantaranya terdapat pahatan. Melongok kedalam goa, suasana gelap gulita dan aroma dupa yang cukup menyengat datang menyambut pengunjung. Kesan mistis terasa sangat kental sekali di dalam goa. Goa yang terbuat dari batuan andesit ini menjadikan nya kedap air. Terdapat 3 ruangan di dalam goa, Ruangan utama, dan dua ruangan lagi di sisi kiri dan kanan dari ruangan utama.Diketiga ruang tersebut banyak terdapat relief-relief di dinding goa.
Relief di dalam Goa Selomangleng
Legenda Goa Selomangleng
Menurut cerita rakyat setempat, Goa Selomangleng dulunya pernah di gunakan oleh Dewi Kilisuci sebagai tempat petapaan. Dewi Kilisuci adalah Putri Mahkota Raja Airlangga yang menolak tahta kerajaan yang di wariskan kepadanya dan lebih menjauhkan diri dari kehidupan duniawi dengan cara melakukan Tapabrata di Goa Selomangleng.
Legenda ini sangat erat hubungannya dengan Gunung Kelud, Pada zaman dahulu bertahtalah seorang Raja bernama Djojoamiluhur. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Kediri mengalami kejayaan. Rakyatnya hidup aman dan sejahtera. Dalam menjalankan pemerintahan Sang Raja di bantu oleh tiga orang yang sangat di percaya yaitu: Tunggulwulung, Butolocoyo dan seoarang Panembahan sakti yang bernama Empu Baradah atau yang dikenal dengan sebutan Mbah Pradah. Sang Raja Djojoamiluhur dikaruniai 3 orang anak yaitu: Dewi Kilisuci, Djojoamiseso dan Djojoamiseno.
Pada saat Dewi Kilisuci beranjak dewasa, banyak Raja-raja dari daerah lain ingin mempersuntingnya, Yang membuat Sang Raja bingung untuk memilih salah satunya. Maka Sang Raja mengadakan sayembara perang tanding. Bagi siapa saja yang menang dalam sayembara tersebut akan di terima dan dijadikan suami dari Dewi Kilisuci. Namun dalam kenyataanya dalam sayembara tersebut dimenangkan oleh salah satu raja yang berwajah sangat jelek yang berasal dari pesisir timur Banyuwangi yang bernama Djotosuro.
Begitu mengetahui pemenang sayembara tersebut berwajah sangat jelak, Sang Dewi Kilisuci sangat sedih dan tidak mau di persunting. Untuk menolak secara langsung itu adalah mustahil, maka Dewi Kilisuci mengatur siasat untuk menolak Raja Djotosuro. Yaitu Ia meminta kepada Djotosuro untuk dibuatkan sumur di puncak Gunung Kelud.yang kedalaman sumurnya di ukur dengan ukuran suara. Bilamana Raja Djotosuro dalam menggali sumur di panggil dari atas sumur tidak mendengar ada suara orang yang memanggil, Maka Sang Dewi Kilisuci baru mau menerima lamarannya.
Konon di Goa Selomangleng Dewi Kilisuci menghabiskan sisa hidupnya. Meminta kepada yang kuasa agar rakyat Kediri terhindar dari marabahaya. Ia pun juga mengorbankan hidupnya untuk tidak menikah demi masyarakat Kota Kediri. Tak heran jika selama ini Masyarakat Kediri Mengkeramatkan Goa Selomangleng sebagai tempat suci. Oleh karena itu pantangan bagi mereka yang masih berpacaran datang ke tempat tesbut karena dipastikan hubungan yang telah terbina akan putus di tengah jalan.
Lokasi Menuju Goa Selomangleng
Goa Selomangleng dapat dicapai dari Alun-alun kota Kediri dalam waktu 10 menit dengan menggunakan kendaraan. Dengan menggunakan Angkutan Kota juga bisa dengan biaya 3,000 rupiah.
Menuju Goa Selomangleng
Sekarang ini Lokasi Goa Selomangleng telah dibangun Museum Air Langga, Kolam renang.dan arena tempat bermain bagi keluarga. Didalam Museum Airlangga banyak terdapat Benda Sejarah Zaman Peninggalan Kerajaan Kediri diantaranya ada Fragmen Yoni, Umpak serta kereta peninggalan kerjaan kediri.
Selain berwisata sejarah, Goa Selomangleng juga dapat berwisata Outbond dengan mencoba naik ke atas gunung Klothok yang dipuncaknya terdapat sumber mata air "Elo".
Demikianlah postingan tentang Goa Selomangleng, Pariwisata Kota Kediri. Semoga anda dapat mengenal lagi tentang tempat-tempat bersejarah yang wajib kita kunjungi. Semoga bermanfaat.
Views
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah sesuai topik artikel. Komentar yang tidak relevan dengan topik artikel akan terhapus.
Note: only a member of this blog may post a comment.